TNC Indonesia Gandeng 12 Perusahaan Selamatkan Industri Perikanan Kakap dan Kerapu Indonesia

Oleh : Hariyanto | Rabu, 14 Agustus 2019 - 17:36 WIB

Ikan Kerapu
Ikan Kerapu

INDUSTRY.co.id - Jakarta - The Nature Conservancy (TNC) Indonesia meluncurkan Comprehensive FIP (Fisheries Improvement Project) untuk industri perikanan kakap dan kerapu Indonesia bersama dengan dua belas perusahaan perikanan yang mewakili nelayan, distributor lokal, dan eksportir.
 
Kerjasama dengan sektor swasta ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pengelolaan perikanan di Indonesia. 

Dalam usaha menyelamatkan bisnis sebesar 1 juta US$ perikanan laut-dalam kakap dan kerapu Indonesia, sebuah koalisi yang terdiri dari perusahaan domestik dan internasional bergabung dengan The Nature Conservancy untuk menjaga kelangsungan sebuah industri dengan lebih dari 100 ribu tenaga kerja dan menghidupi jutaan orang di seluruh dunia. 

Perusahaan yang telah menyetujui Fish Improvement Program (FIP) ini adalah Anova Food, LLC; PT. Bahari Biru Nusantara; CV. Bali Sustainable Seafood; Beaver Street Fisheries, Inc. ; PT. Graha Insan Sejahtera; PT. Kharisma Bintang Terang; PT. Kelola Laut Nusantara; LP Foods Pte Ltd. ; Netuno USA Inc.; Norpac Fisheries Export LLC ; PT. Solusi Laut Lestari dan PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo.

“Nelayan tradisional merupakan tulang punggung perikanan. Sekitar 70 persen dari nelayan Indonesia bergantung pada mata pencaharian ini untuk menghidupi keluarga mereka,” ujar Direktur Program Perikanan TNC Dr. Peter Mous di Jakarta, Rabu (14/8/2019).

“Bekerja sama dengan jaringan logistik seafood dan industri yang terlibat, kita dapat mengembangkan manajemen kuat dan menjaga industri yang berkelanjutan bagi para nelayan yang mengandalkan industri perikanan tersebut,” ujarnya.

FIP menggandeng kedua belas perusahaan yang mewakili nelayan, distributor lokal, dan eksportir dari sektor swasta tersebut untuk mengatasi permasalahan dalam pengelolaan perikanan di Indonesia. 

Dalam peluncuran ini, para mitra mendiskusikan komitmen mereka untuk tidak hanya menghindari pembelian ikan yang belum dewasa, tetapi juga membahas rencana jangka panjang untuk mengawasi hasil tangkapan dan membuat sistem kepatuhan yang kredibel. Hal ini diperlukan untuk memenuhi persyaratan standar perikanan berkelanjutan, seperti sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC).

“Pemerintah Amerika dengan bangga mendukung upaya menyeluruh untuk memperkuat pengelolaan perikanan berkelanjutan di Indonesia,” ujar Environment Office Director dari U.S. Agency for International Development (USAID) Matthew Burton. 

Melalui program Supporting Nature and People-Partnership for Enduring Resources (SNAPPER), lanjut Burton, pihaknya  mendukung pemerintah Indonesia dalam mengembangkan strategi penangkapan yang berkelanjutan dan membantu sektor swasta memperoleh sertifikat MSC untuk perikanan kakap dan kerapu laut dalam. 

"Langkah-langkah ini dapat menstabilkan industri perikanan dalam jangka panjang, memberi kesempatan bagi konsumen secara global untuk memperoleh seafood yang berkelanjutan dari Indonesia dan mempertahankan mata pencaharian bagi rakyat Indonesia," ungkapnya.

“Berkembangnya kemitraan ini merupakan langkah penting untuk mencapai perikanan keberlanjutan di Indonesia dan kami berharap akan lebih banyak perusahaan untuk bergabung dalam program ini demi menjamin masa depan industri perikanan kakap dan kerapu,” tambah Executive Director TNC Rizal Algamar.

Saat ini, ada sekitar 80 proyek FIP di seluruh dunia, dari ikan tuna di Laut India sampai lobster di pesisir pantai Nikaragua di Karibia. FIP dinilai secara berkala berdasarkan perkembangan pencapaian, dari Sangat Berkembang / Advanced (A) hingga Tidak Terlihat / Inegligible (E). 

Inisiatif FIP teranyar yang dipandu oleh TNC bekerja sama dengan para mitra merupakan bagian dari proyek yang dibiayai oleh berbagai institusi seperti USAID/Indonesia, Walton Family Foundation, dan Packard Foundation untuk menciptakan industri perikanan yang berkelanjutan. 

Proyek ini dijalankandi bawah Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Progam ini juga bekerja sama dengan berbagai institusi tingkat nasional dan provinsi untuk merancang rencana pengelolaan dan strategi penangkapan.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Solo Menari

Kamis, 25 April 2024 - 12:01 WIB

Kembali Hadir, Solo Menari 2024 Bakal Digelar di Tiga Situs Ruang Publik

Perhelatan seni dan budaya, Solo Menari 2024, kembali akan digelar pada 29 April 2024 mendatang. Ajang Seni Tari anak bangsa ini terlahir dari semangat untuk melestarikan seni tari dan budaya…

Produk Amaterasun

Kamis, 25 April 2024 - 11:52 WIB

Amaterasun Hadirkan 100% Physical Sunscreen yang 'Almost No Whitecast'

Amaterasun, brand  kecantikan lokal yang dikenal sebagai “SPF Spesialist” dengan Intelligent DNA Guardian Technology™, yang dapat melindungi kulit hingga level DNA pertama di Indonesia…

Ilustrasi aset kripto

Kamis, 25 April 2024 - 11:51 WIB

Sah! fanC, Token untuk Konten Kreator Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Aset kripto baru, Token fanC akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token ini mengadopsi teknologi blockchain yang mengembangkan teknologi internet terkini untuk pembuat konten, seperti NFT,…

Direktur Utama BRI Sunarso

Kamis, 25 April 2024 - 11:47 WIB

BRI Bukukan Laba Rp15,98 Triliun di Triwulan I 2024

Di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, dimana hingga akhir…

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso

Kamis, 25 April 2024 - 11:26 WIB

Konsisten Bagikan Dividen, DRMA Incar Pertumbuhan Dobel Digit di 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.