Sukses Mengedukasi Aplikasi Digital ke 1000 Warung Tradisional di Jabodetabek, SAHARA Ingin Tularkan Ilmu ke Seluruh Indonesia

Oleh : Kormen Barus | Selasa, 06 Agustus 2019 - 09:17 WIB

komunitas SAHARA adalah bagian dari anggota INKOWAPI. Saat ini telah masuk dan hijrah ke managemen berbasis digital
komunitas SAHARA adalah bagian dari anggota INKOWAPI. Saat ini telah masuk dan hijrah ke managemen berbasis digital

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Kendati perkembangan Usaha Kecil Menengah (UMKM) Indonesia sudah mulai meningkat dari sisi kontribusi terhadap produk  domestik bruto (PDB), namun usaha kecil Indonesia masih ketinggalan dalam memanfaatkan kemajuan teknologi digital yang perkembangannya demikian cepat dan dinamis. Seperti penggunaan media sosial sebagai platform untuk meningkatkan kinerja usahanya.

Penggagas terbentuknya komunitas SAHARA (Sahabat Usaha Rakyat) dan Ketua Umum Induk Koperasi Pengusaha Wanita Indonesia (Inkowapi), Sharmila Yahya, mengakui bahwa kemampuan para Ibu-Ibu Pedagang Warung Tradisional untuk memanfaatkan media sosial dan teknologi digital harus lebih ditingkatkan. Melalui digitalisasi, usaha warung tradisional akan lebih berkembang pesat, karena internet tidak lagi mengenal hambatan jarak.

Perempuan energik yang juga menjabat Ketua Komite Tetap Bidang Pembinaan dan Pengembangan UMKM dan Koperasi – KADIN INDONESIA ini, mengatakan, selama ini,  Inkowapi bertugas membina kaum ibu-ibu yang mempunyai usaha. Kemudian Inkowapi melalui SAHARA tergerak untuk menggerakkan warung-warung sembako yang ternyata sebagian besar dikelola kalangan ibu-ibu.

"Selama ini mereka menjalankan usahanya sendiri-sendiri dan belum pernah mendapatkan pelatihan pengelolaan usaha yang baik. Karena itulah kami mengumpulkan mereka semua di dalam wadah koperasi SAHARA. Luar biasa kemajuan setelah dibina," ujar Sharmila.

Sharmila menjelaskan, SAHARA membantu para ibu-ibu dalam hal pembelian bersama sembako, penjualan bersama, dan pembiayaan bersama. Inkowapi berharap semua pemilik warung tradisional yang menjadi binaan SAHARA dapat mengelola warungnya dengan manajemen yang baik dan usahanya bisa meningkat.

Ada tiga hal yang menjadi perhatian SAHARA yakni, pendidikan usaha, permodalan, dan sistem teknologi informasi (IT System). "Saat ini orang bisa berbelanja ke warung-warung binaan SAHARA melalui aplikasi di smartphone android bernama Sembako Sahara. Jadi, pembeli dan agen pemilik warung bisa bertransaksi pembelian-penjualan sembako langsung di aplikasi tersebut," jelas Sharmila

Menurut Sharmila, saat ini kita berada di era digitalisasi. Internet membawa perubahan dunia yang sangat revolusioner. Internet menjadikan dunia sebagai negara global tanpa batas, semua terhubung dan terkoneksi menjadi satu. Jika kita tidak masuk ke dalam dunia digital, maka ia akan ditinggal oleh perkembangan pesat bisnis online yang sudah menggusur peran model bisnis konvensinal

Ia menambahkan, komunitas SAHARA adalah bagian dari anggota INKOWAPI. Saat ini telah masuk dan hijrah ke managemen berbasis digital. Yaitu  mulai dari mengelola anggota, kelembagaan, program, unit-unit bisnis, dan keuangan, seluruhnya telah menggunakan sistem digitalisasi.

“Tujuannya agar lebih transparan, serta program berjalan lebih cepat dan dapat diakses oleh anggota, organisasi maupun pihak-pihak terkait lainnya,”ujarnya.

Bagi SAHARA sendiri, tujuan jangka panjang dari program digitalisasi koperasi ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang pemberdayaan ekonomi perempuan.

Menurutnya, Inkowapi telah melatih lebih dari 3000 anggota untuk pengelolaan warung secara digital bekerja sama dengan SAHARA dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan warung.

“Saat ini program yang sedang berjalan adalah pendataan dan pembinaan warung tradisional yang dikelola oleh para perempuan di beberapa propinsi antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. “Kami menjadikan warung tradisional yang mereka kelola sebagai warung digital alias “warung zaman now”,” terang Sharmila Yahya, yang merupakan aktivitas di beberapa organisasi sosial kemasyarakatan ini.

Sharmila Yahya merupakan sosok yang   tidak pernah lelah memperjuangkan nasib kaum venus, terutama para wanita-wanita  pengusaha kecil  Indonesia yang menggeluti usaha, dari  kerajinan,  hingga warung tradisional.

Hingga saat ini, sudah segudang program dan terobosan yang dilakukannya untuk kesejahteraan para wanita pengusaha kecil, yang selama ini luput dari perhatian banyak orang, terutama pembuat kebijakan di negeri ini.

Perempuan cantik dan cerdas, yang dikenal low profil, penuh senyum, hangat dan tegas, ini,  sudah banyak membangun sinergi dengan berbagai lembaga-lembaga bisnis, korporasi, pemerintah, LSM.  Lagi-lagi semuanya itu dilakukannya, karena merasa terpanggil untuk peningkatan kesejahteraan nasib para pengusaha wanita Indonesia.

“Selama ini keberadaan pasar dan ritel/ warung tradisional tergerus dengan massifnya ritel modern berjejaring di berbagai daerah di Indonesia. Kita meminta pemerintah untuk membantu, menghentikan kebijakan kooptasi distribusi barang ritel modern ke warung tradisional. Membatasi pembukaan toko-toko ritel modern oleh jejaring ritel nasional karena terbukti telah menggerus dan mematikan pasar tradisional, warung tradisional dan toko-toko koperasi yang dimiliki masyarakat,”ujarnya.

Perempuan yang tidak pernah lelah mempromosikan dan komitmen untuk menggunakan produk lokal ini, meminta pemerintah untuk mendukung pembangunan sekunder dan primer koperasi konsumen secara massif di berbagai daerah sebagai cara mengintegrasikan jalur distribusi barang ke warung modern karena pemilik warung adalah anggota dari koperasi konsumen sehingga pemilik warung juga akan memperoleh revenue sharing dari proses distribusi barang tersebut selain memperoleh harga kulakan yang lebih kompetitif.

"Warung-warung tradisional yang terintegrasi dengan koperasi setidaknya akan memperoleh pendampingan sosial-ekonomi-budaya sebagai kewajiban inheren koperasi. Bukan bisnis semata yang hanya berbentuk aliran barang dan uang saja,”ujarnya.

Selama ini kata Sharmila, sejumlah masalah mendasar kerap mendera pengusaha kecil di tengah gaung digitalisasi ekonomi (online). Apalagi,  aplikasi platform digital tidak semudah memutar telapak tangan. Pendeknya, digitasliasi ekonomi sarat teknologi tentu menuntut sumber daya manusia (SDM) mumpuni.

“Tim kami dari beberbagai disiplin ilmu termasuk lulusan luar negeri yang ahli di bidang IT, sangat komit untuk mendidik para pengelola warung tradisional. Ini kami sudah lakukan hingga menjangkau ribuan pedagang. Dampaknya usaha mereka sangat berkembang. Efisiensi dari sisi cost, waktu dan tenaga,”ujarnya bangga.

 Perlindungan Data

Karena itu, lanjut Sharmila, pendidikan, kecakapan dan pendampingan tidak sekadar penting. Penguatan modal dan juga keterampilan untuk kemandirian pengusaha kecil, menjadi sesuatu yang tidak bisa ditunda. Menjadi modal dasar untuk mengangkat UMKM mampu bersaing dengan pelaku usaha modern dan dipenuhi sokongan modal tidak terbatas.

Menurutnya, ragam persoalan yang dihadapi sejumlah warung kelontong. Mulai pembeli ngutang, tidak ada hand phone berbasis android sebagai alat kerja, harga jual berbeda-beda, produk tidak lengkap, pelayanan seadanya, uang kembalian ditukar permen, lokasi deket toko modern, harga beli mahal, pembelian cash ke agen, tidak berpendidikan, tanpa pembukuan, produk tidak bisa retur, peluang pembeli kecil, tidak disiplin, kurang modal dan tempat berantakan.

Sharmila, mengatakan,  anggota INKOWAPI yang memiliki warung kelontong sampai saat ini bisa bertahan di tengah-tengah perusahaan retail sembako.  Karena mereka (pemilik warung kelontong) menerima piutang pembelinya.

Tantangan pertama adalah dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mengimplementasikan sistem digital. “Kami berharap dengan fasilitas yang ditawarkan pemerintah, misal dalam bentuk fasilitas cloud, biaya untuk digitalisasi menjadi rendah,” ujarnya.

Tantangan kedua adalah perlindungan data. Menurut Sharmila, pemerintah dapat menfasilitasi para anggota Inkowapi berupa regulasi tentang perlindungan data. “Selama mereka memanfaatkan digital untuk mengembangkan koperasi maupun usaha tentu saja ada big data yang terekam. Nah, kami berharap data tersebut mendapat perlindungan pemerintah lewat regulasi,” ujarnya.

Tantangan ketiga adalah kekhawatiran tentang pajak. “Pemerintah harus jelas dalam membuat regulasi pajak untuk mereka yang memiliki usaha berskala kecil seperti warung. Sebab, ada anggota yang enggan mendigitalisasi usaha mereka karena khawatir dikenakan pajak yang cukup besar,” kata Sharmila.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Happy Salma bersama tim dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek dan tim produksi sebelum pementasan konser musikal bertajuk Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai.

Kamis, 25 April 2024 - 00:57 WIB

Terinspirasi Program Merdeka Belajar Kemendikbudristek, Happy Salma Gelar Konser Musikal

Konser musikal bertajuk Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai itu digelar Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek yang berkolaborasi dengan Titimangsa dan SMKN 2 Kasihan (SMM Yogyakarta)…

Krisdayanti kenalkan produk bulu mata palsu Lavie Beauty X Krisdayanti.

Kamis, 25 April 2024 - 00:31 WIB

Tak Sarankan Extention Bulu Mata, Krisdayanti Luncurkan Bulu Mata Palsu Karyanya

Setelah puluhan tahun selalu menggunakan bulu mata palsu, akhrinya Krisdayanti mengenalkan bulu mata palsu karyanya sendiri, Lavie Beauty X Krisdayanti.

Penandatanganan kerjasama RS Premier Bintaro dengan BMW Indonesia.

Rabu, 24 April 2024 - 23:32 WIB

Kolaborasi RS Premier Bintaro dan BMW Indonesia Tingkatkan Patien Experience

Penandantanganan menghasilkan kolaborasi RSPB dengan BMW Indonesia dalam menyediakan layanan kesehatan premium pengantaran pasien pasca operasi kasus bedah orthopedi dan bedah vaskular.

#bluBuatBaik Waste Station sudah tersebar di 7 lokasi strategis.

Rabu, 24 April 2024 - 23:16 WIB

Hari Bumi, Ini Langkah Kecil Memilah Sampah Untuk Bumi Lebih Sehat

blu by BCA Digital turut memfasilitasi dengan membangun sarana seperti Waste Station dan mengintegrasikan aplikasi Rekosistem x blu untuk mendorong perubahan kebiasaan dalam mengelola sampah…

RUPST PT PP tahun buku 2023

Rabu, 24 April 2024 - 21:14 WIB

Dua Direksi dan Satu Komisaris Baru Perkuat Pengurus PTPP

PT PP mengubah jajaran direksi dan Komisari usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).