Tingkatkan Cakupan Informasi Iklim Bisnis dan Kesempatan Investasi iIndonesia

Oleh : Herry Barus | Jumat, 19 Juli 2019 - 08:00 WIB

Rupiah (Foto Dok Industry.co.id)
Rupiah (Foto Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta,-Ketika perhatian para investor lokal dan mancanegara tertuju pada Presiden Jokowi serta bagaimana beliau akan menjalankan masa jabatan keduanya, Oxford Business Group (OBG) baru saja mendatangani tiga perjanjian kerja sama dengan sejumlah institusi negeri dan swasta untuk mendukung pembuatan The Report: Indonesia 2020.

Seiring dengan Indonesia yang berencana untuk merealisasikan advanced manufacturing (manufaktur maju) selama lima tahun ke depan sesuai dengan strategi Making Indonesia 4.0, OBG dan KADIN telah menandatangani perjanjian kerja sama baru untuk melakukan penelitian di bidang industri.

“Untuk menarik lebih banyak investor dan perusahaan ke Indonesia, penting sekali untuk menjelaskan mengenai peluang usaha dan investasi yang ada dan belum dimanfaatkan, seperti peluang yang ada di industri tekstil dan makanan & minuman. Dengan OBG yang menyediakan informasi utama kepada para investor global, KADIN bekerja sama dengan OBG untuk meningkatkan profil Indonesia di mata para investor mancanegara, ”ujar Ketua KADIN Rosan Roeslani setelah acara penandatanganan kerja sama.

Anouk Hummel selaku Country Director OBG di Indonesia menyatakan bahwa kerja sama ini akan memperkuat sumber daya yang tersedia untuk OBG karena bertujuan untuk melacak berbagai peluang industri dan tantangan di era distrupsi teknologi saat ini.

“Sejalan dengan ambisi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperkuat sektor industri di Indonesia, OBG akan melanjutkan kerja sama penelitiannya bersama dengan KADIN dalam rangka menunjukkan kemajuan Indonesia dalam upayanya menjadi negara ekonomi berbasis pengetahuan yang didukung oleh pelatihan kejuruan yang tepat serta implementasi teknologi yang sejalan dengan revolusi Industri 4.0, "ujar Anouk Hummel.

OBG juga memperbarui perjanjian kerja samanya dengan firma penasihat pajak & bisnis global PwC serta firma hukum lokal terkemuka Lubis, Santosa, dan Maramis (LSM) yang telah memasuki usia 11 tahun. Dalam kerja sama ini, PwC akan berkontribusi menulis bab Tax & Business dalam The Report: Indonesia 2020 yang membahas sejauh mana reformasi perpajakan Indonesia telah memengaruhi keputusan para investor dan perkembangan industri. Sementara itu, LSM akan berkontribusi menyediakan tinjauan umum dan analisis mendalam mengenai kerangka hukum perusahaan di Indonesia dan regulasi yang mengatur industri digital.

Setelah penandatanganan perjanjian tersebut, Teguh Maramis selaku Senior Partner di LSM mengatakan bahwa pemerintah telah menerbitkan sejumlah regulasi pada tahun 2019 yang menyediakan insentif bagi perusahaan yang berinvestasi di industri pionir.

“Sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara serta kelas konsumen yang terus berkembang pesat, Indonesia memiliki potensi yang signifikan untuk perkembangan industri poinir apabila pemerintah menerapkan kebijakan insentif dan kerangka regulasi yang tepat,” ujar Teguh Maramis.

Sementara itu, PwC menyebutkan bahwa Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara dengan perekonomian lima terbesar pada tahun 2030.

“Dengan terpilihnya kembali Joko Widodo sebagai Presiden, Indonesia akan mampu mendorong perekonomian dalam negeri melalui pengembangan sumber daya manusia, meningkatkan infrastruktur, dan mengelola sumber daya alam dengan cara yang menguntungkan dan berkelanjutan demi kepentingan masyarakat,” ujar Irhoan Tanudiredja selaku Mitra Senior dari PwC Indonesia.

Anouk Hummel menambahkan bahwa PwC, KADIN, dan LSM memiliki pengetahuan dalam negeri yang sangat penting untuk mendukung riset OBG di Indonesia. “Pajak dan lingkungan bisnis di Indonesia telah mengalami reformasi yang cukup ekstensif selama masa jabatan pertama Presiden Jokowi dan kami berharap adanya upaya lebih lanjut untuk mengurangi proses birokrasi yang menyulitkan dan meningkatkan daya tarik industri dalam negeri sehingga mampu mendatangkan investor lokal dan mancanegara. Penelitian kolaboratif bersama dengan mitra kami akan menghasilkan analisis terperinci untuk menyediakan informasi kepada para investor mengenai peluang dan tantangan yang ada di Indonesia, ”ujar Anouk Hummel.

The Report: Indonesia 2020 akan membahas berbagai perkembangan penting di seluruh sektor utama yang mempengaruhi perekonomian negara, seperti energi, infrastruktur, pariwisata, ekonomi digital, sumber daya manusia, dan sektor lainnya

Beroperasi di dalam negeri sejak tahun 2006 dan didukung oleh BKPM serta Kementerian Perindustrian, Oxford Business Group (OBG) telah menyediakan informasi komprehensif mengenai peluang investasi di dalam negeri selama lebih dari satu dekade. OBG baru saja meluncurkan The Report: Indonesia 2019 yang tersedia bagi para investor mancanegara melalui kemitraannya dengan Bloomberg Terminal dan Dow Jones, dan kini OBG sedang memulai produksi The Report: Indonesia 2020.

Tentang Oxford Business Group

Oxford Business Group (OBG) merupakan sebuah perusahaan riset dan konsultasi global yang hadir di lebih dari 30 negara dari Timur Tengah, Afrika, Asia, hingga Amerika. OBG merupakan penyedia intelijen on-the-ground yang khusus dan terpercaya yang menyediakan informasi penting mengenai negara-negara yang sedang mengalami perkembangan pesat dalam rangka menyediakan wawasan mengenai peluang investasi yang menguntungkan serta membantu pelaku usaha dalam mengambil keputusan.

Melalui beragam produk seperti Economic News and Views, OBG Business Barometer - CEO Survey, OBG Events and Conferences, Global Platform - exclusive video interviews, The Report, serta divisi Konsultasi, OBG menyediakan analisis yang komprehensif dan akurat mengenai perkembangan ekonomi makro dan sektoral.

OBG menyediakan layanan intelijen bisnis kepada pelanggannya melalui berbagai platform, termasuk kepada 6 juta pelanggan langsung yang diverifikasi, lebih dari 1,2 juta pelanggan Dow Jones Factiva, 325.000 pelanggan Bloomberg Professional Services 300.000 pelanggan Refinitiv (sebelumnya Thomson Reuters), dan masih banyak lagi

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…