Pertanian 4.0 Efisiensi Waktu dan Peningkatan Produktivitas

Oleh : Wiyanto | Sabtu, 29 Juni 2019 - 16:00 WIB

Alsintan Tekan Biaya Olah Tanah Cabai Hingga 90 Persen (Foto Dok Industry.co.id)
Alsintan Tekan Biaya Olah Tanah Cabai Hingga 90 Persen (Foto Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id

Sidoarjo - Revolusi industri 4.0 merupakan kerangka teknologi yang diterapkan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mentransformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern. Kerangka ini sekaligus jawaban atas pesatnya modernisasi yang bisa memenuhi kebutuhan.

Sejak empat setengah tahun lalu Kementerian Pertanian telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk berbagai alat dan mesin (Alsintan) pertanian seperti autonomous tractor, drone sebar benih, drone sebar pupuk granule, alsin panen olah tanah terintegrasi dan penggunaan obot tanam.

"Capaian kita banyak yang melebihi target yang ditetapkan pemerintah. Saya cek gudang beras penuh, harga stabil dan ekspor meningkat tajam, bahkan tertinggi dalam sejarah. Kemudian inflasi rendah dan PDB kita meningkat," kata Amran saat melaunching pertanian 4.0, Sulaiman dalam kunjungan kerjanya ke Desa Junwangi, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (29/6).

Menurut dia, semua capaian ini tidak terlepas dari gagasan presiden Jokowi dalam merevolusi mental semua lini, termasuk menerapkan Pertanian 4.0 pada sektor pertanian. Penggunaan digitalisasi adalah jalan menuju persaingan antar negara di dunia.

"Tidak mungkin kita bisa bersaing dengan negara lain tanpa menggunakan pertanian modern. Dari awal kita sudah melakukan digitalisasi seperti e-catalog. Jadi pembelian apapun langsung ke pabrik, harga murah dan datang tepat waktu. Semuanya karena e-catalog. Dengan cara ini harga juga turun, kemudian saya akumulasi pertahun penghematan anggaran sangat drastis," katanya.

Amran mengatakan, dengan penghematan ini pemerintah bisa mendorong lebih banyak lagi penggunaan alsintan ke seluruh Indonesia. Kedepan, petani di pelosok desa tidak perlu menanam padi dengan cara lama yang masih tradisional.

"Jadi kedepan menanam padi menggunakan drone yang bisa menghemat biaya sampai 60 persen. Artinya jika dalam sekali tanam membutuhkan Rp 12 juta, maka dengan alat modern drone cuma butuh Rp 6 juta," katanya.

Setidaknya, efisiensi tersebut mencapai 40 persen untuk pengolahan tanah, 20 persen untuk proses penanaman dan 28,6 persen untuk penyiangan. Selain itu, penggunaan mesin transplanter dengan metode tanam Jajar Legowo 2:1 juga sangat menghemat waktu, tenaga dan biaya produksi.

Pasalnya, metode ini mampu meningkatkan produktivitas sampai 0,3-1,8 ton atau 3,5–30,6 persen. Secara finansial, pola ini juga terbukti telah meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp.1,3 juta hingga Rp 5 juta. Dengan kata lain, metode ini meningkat tajam sebesar 19,10 hingga 41,23.

Amran menyampaikan bahwa, pengadaan barang dan jasa untuk alsintan pra panen dan pasca panen melalui e-catalog juga bisa menghemat anggaran negara hingga 1,2 triliun. Dengan begitu, semua biaya menjadi lebih efisien, efektif, transparan dan akuntabel.

Ketersediaan alsintan dan level mekanisasi Indonesia telah meningkat menjadi 1,68 hp/ha di tahun 2018 yang pada tahun 2015 masih pada level 0,22 hp/ha, yang mana level mekanisasi negara maju seperti Amerika 17 hp/ha, Jepang 16 hp/ha sementara Vietnam sudah 1,5 hp/ha.

Selanjutnya, modernisasi pertanian melalui berbagai alat teknologi juga sukses meningkatkan kesejahteraan petani baik pada Nilai Tukar Petani (NTP) maupun Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP). Kedua item ini meningkat masing-masing sebesar 5,45 persen dan 0,42 persen selama periode 2014-2018.

Dampak lain dari peggunaan mekanisasi ini mampu menurunkan biaya produksi sekitar 30 persen dan meningkatkan produktivitas lahan sebesar 33,83 persen. Walau begitu, harga yang diterima petani menurun (deflasi) akibat produksi melimpah.

Sekedar diketahui, inflasi bahan makanan mengalami penurunan terbaik dalam sejarah Indonesia. Tak tanggung-tanggung, angkanya mencapai 1,26 persen pada tahun 2018 dari 20,57 persen di tahun 2014.

Lebih dari itu, kondisi tersebut juga berdampak langsung pada menurunnya penduduk miskin di pedesaan hingga mencapai 13,20 persen di tahun 2018. Padahal angka sebelumnya di tahun 2014 mencapai 14,17 persen.

Bupati Sidoarjo Saiful Ilah menyampaikan rasa terimakasih atas pengenalan teknologi pertanian yang diluncurkan Mentan Amran Sulaiman hari ini. Menurut dia, pengenalan ini penting dilakukan mengingat Sidoarjo merupakan Kabupaten subur dengan total luas lahan mencapai 17 ribu hektare.

"Sidoarjo adalah kabupaten subur untuk tanaman padi. Maka itu, kita berharap mekanisasi ini mampu mengembalikan daya tarik anak muda untuk terjun langsung ke pertanian. Kemudian yang tak kalah penting mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat di Sidoarjo," tandasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)

Jumat, 19 April 2024 - 16:19 WIB

PGE Perluas Pemanfaatan Teknologi Terobosan untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Mempertahankan keunggulan di industri panas bumi tak bisa dilakukan tanpa terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terbaru. Menunjukkan komitmen mengembangkan potensi energi panas bumi di…

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono

Jumat, 19 April 2024 - 14:51 WIB

Progress Capai 77%, Kementerian PUPR Targetkan Jalan Tol Bayung Lencir - Tempino - Jambi Rampung Awal 2025

Melanjutkan tinjauan dari Provinsi Sumatera Selatan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono didampingi dengan PJ Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani dan Anggota…