Patahkan Mitos Seputar Susu dengan Bukti Ilmiah
Oleh : Nina Karlita | Jumat, 17 Mei 2019 - 10:28 WIB
Patahkan Mitos Seputar Susu dengan Bukti Ilmiah
INDUSTRY.co.id - JAKARTA, 16 MEI 2019 – Ada banyak mitos seputar susu yang masih dipercaya masyarakat, padahal belum tentu benar. Setidaknya, ada lima mitos paling populer tentang susu, yang dipaparkan dalam FFI MilkVersation: Kupas Tuntas Kebaikan Susu untuk Tunjang Kesehatan Tubuh, Membahas Mitos Vs Fakta Tentang Susu.
Mitos pertama: susu hanya untuk anak-anak; orang dewasa tidak butuh susu karena sudah tidak punya lagi enzim untuk mencerna susu. Faktanya, anak-anak memang membutuhkan kalsium dari susu untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Namun, orang dewasa pun tetap membutuhkan kalsium.
Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan oleh Permenkes RI No. 75/2013, usia dewasa membutuhkan asupan kalsium 1.000-1.200 mg/hari. Memang, kalsium bisa digantikan dari sumber-sumber lain seperti ikan teri, brokoli, dan sayuran hijau gelap lainnya. “Namun menurut penelitian pada responden dewasa, bila produk susu digantikan dengan sumber kalsium lain, ternyata asupan nutrisi harian lainnya jadi berkurang,” ujar Spesialis Gizi Klinis dr. Diana F. Suganda, M.Kes, Sp.GK. Asupan nutrisi jadi kurang protein, kalium, magnesium, fosfor riboflavin, vitamin A, dan vitamin B12. “Kalsiumnya sih terganti, tapi nutrisi yang lain tidak dapat,” imbuhnya.
Mitos kedua: susu hanya baik untuk kesehatan tulang. Susu memang sumber kalsium yang sangat baik. Namun kandungan nutrisi dalam susu bukan hanya kalsium, sehingga manfaat susu pun tak sebatas kesehatan tulang. “Penelitian yang dipublikasi di Journal of American College of Nutrition (2009) menyebutkan, konsumsi susu yang disertai dengan diet rendah garam bisa membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi,” terang dr. Diana. Ini karena susu mengandung kalium dan magnesium, yang membantu mengontrol tekanan darah. Hipertensi sendiri merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.
Penelitian lain dari Journal of Clinical Nutrition (2015) dilakukan pada orang lanjut usia (65 tahun ke atas). “Ternyata, mereka yang rutin minum susu memiliki antioksidan glutathione yang lebih tinggi pada otak,” ucap dr. Diana. Glutathione adalah antioksidan yang berperan penting melindungi otak dari ROS (reactive oxygen species) dan radikal bebas yang bisa merusak sel-sel otak dan menyebabkan stres oksidatif. ROS dan radikal bebas yang menumpuk di otak berhubungan dengan penyakit yang memengaruhi fungsi otak seperti Parkinson, Alzheimer, dan dimensia karena sebab lain.
Mitos ketiga: susu bikin gemuk. “Yang bikin gemuk itu total asupan harian yang melebihi kebutuhan,” tegas dr. Diana. Susu memang mengandung lemak, tapi berdasarkan penelitian di International Journal of Obesity (2004), kandungan kalsium dan protein dalam susu justru dapat membantu penurunan berat badan pada orang dewasa yang obes.
Komentar Berita