Indonesia- Inggris Kerja Sama Riset Atasi Penyakit Menular

Oleh : Herry Barus | Selasa, 14 Mei 2019 - 15:00 WIB

Menristekdikti Mohamad Nasir (Foto Dok Humas)
Menristekdikti Mohamad Nasir (Foto Dok Humas)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Inggris memperkuat kerja sama dua negara dalam bidang penelitian penyakit menular. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bersama Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri Inggris melalui  Newton Fund menyiapkan dana Rp 37 miliar untuk mendanai enam proposal penelitian (riset) terbaik dalam bidang penyakit menular, untuk jangka waktu tiga tahun.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan kolaborasi antar negara merupakan sebuah keniscayaan untuk mencapai Indonesia maju dan sejahtera. Menristekdikti menargetkan kolaborasi antara peneliti Indonesia dengan peneliti Inggris perlu meningkat agar riset di Indonesia dapat menghasilkan lebih banyak paten dan prototipe.

"Saya katakan tanpa kolaborasi tidak mungkin Indonesia akan maju. Kalau ingin maju, kita harus terbuka dan berkemauan untuk bekerjasama dengan mitra asing. Keterbukaan diri dan transparansi dalam kerjasama ini, menjadi penting," ungkap Menristekdikti saat konferensi pers peluncuran kerjasama riset penyakit menular Indonesia – Inggris melalui Program Newton Fund antara 'Medical Research Council (MRC)' dan Kemenristekdikti, di Gedung D, Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (13/5/2019).

Menteri Nasir mengungkapkan kinerja riset, publikasi dan paten Indonesia menunjukkan tren yang sangat menggembirakan. Namun demikian hal tersebut tidak cukup, hasil riset harus mampu dihilirisasikan, agar dapat menghasilkan produk atau inovasi baru, yang memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat dan negara.

" Jumlah paten di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 2842, namun ini tidak cukup, hasil riset juga harus dapat dikomersialisasikan agar memiliki dampak ekonomi atau menghasilkan inovasi/produk baru.

Terkait dengan hal itu, saya juga meminta kepada Bapak Duta Besar Inggris, agar kerjasama riset ini harus bisa diterapkan di dunia industri, agar memiliki dampak secara ekonomi,” ulasnya.

Lebih jauh, kata Minister Nasir, terkait dengan kerjasama Indonesia dan Inggris dalam bidang kesehatan, kerjasama ini bertujuan menghasilkan terobosan dalam bidang penyakit menular (infectious diseases). Hasil kolaborasi ini akan meningkatan ketahanan dan kesiapan Indonesia dalam menangani penyakit menular yang mematikan, termasuk melalui intervensi kebijakan maupun pengembangan teknologi farmasi dan inovasi alat medis.

Saat ini, Indonesia memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap potensi penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV, malaria dan demam berdarah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 16.692 kasus demam berdarah di Indonesia per 3 Februari 2019.

 

“Hasil riset ini saya harapkan menghasilkan inovasi di bidang kesehatan dan obatan. Saya ucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kerajaan Inggris yang telah membantu riset di Indonesia. Harapannya ada pemanfaatan dalam dunia usaha dan industri, dan kita ingin masa kerjasama riset ini diperpanjang ke depannya,” ujar Menteri Nasir.

Kemenristekdikti juga telah melakukan Joint Working Group (JWG) sebanyak 3 kali dengan pemerintah Inggris dan perwakilan perguruan tinggi Inggris yang dipimpin oleh Duta Besar Inggris Moazzam Malik dan Dirjen Kelembagaan Iptekdikti Patdono Suwignjo di Gedung D Kemenristekdikti pada Jumat (10/5) lalu, yang menghasilkan beberapa poin kerja sama, salah satunya adalah kunjungan dosen atau staff mobility antara Inggris dengan Indonesia.

"Staff mobility dosen Indonesia dikirim ke luar negeri untuk meningkatkan kemampuan melalui post doktoralnya. Dosen dari Kerajaan Inggris ke Indonesia untuk berkolaborasi, membantu guru besar di Indonesia dalam bidang riset dan edukasi," ungkap Menteri Nasir.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste – Moazzam Malik mengatakan bahwa ancaman penyakit menular sangat tinggi di Indonesia dan hal ini dapat mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan juga perekonomian nasional.

Melalui kerja sama yang erat, ilmuwan terbaik Inggris dan Indonesia berkontribusi mengurangi tingkat kerawanan penyakit menular.

“Newton Fund dan Kemenristekdikti, dalam kemitraannya berkomitmen untuk mendanai riset-riset kolaborasi berskala internasional yang dapat memberikan kontribusi positif baik secara sosial maupun ekonomi,” ujar Moazzam.

Menurutnya, Inggris dalam bidang riset dan pendidikan tinggi menjadi mitra utama Indonesia. Hal ini karena bidang sains dan riset Inggris menempati posisi kedua dunia. Sebanyak 54% hasil penelitiannya masuk ke dalam kategori terbaik dunia. Hasil riset Inggris dikutip lebih banyak, bila dibandingkan dengan hasil riset negara lainnya. Selain itu, 38% peraih Nobel memilih untuk bersekolah di Inggris.

“Selamat kepada enam peneliti yang terpilih yang mendapatkan pendanaan. Kolaborasi ini dibawah skema Newton fund. Dengan dana total 37 milyar, Inggris membiayai kerjasama riset ini sebesar Rp 32 miliar. Saya bangga kami bisa bermitra dengan ilmuwan di Indonesia untuk menghadapi isu penting di bidang kesehatan. Saya harap riset-riset terpilih ini berguna bagi masyarakat Indonesia untuk hidup lebih lama, lebih sehat dan lebih makmur,” terang Moazzam.

Moazzam Malik menyatakan Inggris melihat potensi menjadi mitra utama bagi pendidikan tinggi dan riset di Indonesia.

"Tujuan kami adalah menjadi mitra utama bagi Indonesia di bidang pendidikan tinggi dan riset karena universitas-universitas Inggris sudah bertaraf Internasional, sebagian terbaik di dunia. 18 dari 100 universitas terbaik dunia ada di Inggris. 38 persen peraih Nobel sekolah di Inggris," ungkap Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Moazzam Malik dalam bahasa Indonesia yang lancar.

Konferensi pers ini dihadiri oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Moazzam Malik keduanya sebagai narasumber) serta Direktur Pengembangan Teknologi Industri Hotmatua Daulay dan Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

IFG Life

Kamis, 25 April 2024 - 06:55 WIB

Perempuan Indonesia Kian Menunjukan Peran Strategis di Sektor Asuransi

Peran perempuan dalam industri asuransi di Indonesia semakin penting dan strategis, baik sebagai konsumen, maupun karyawan dan pengambil keputusan. Jenjang karir semakin terbuka, kendati masih…

Kedua kiri : Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko Ketiga kiri: Asisten Deputi Bidang Jasa Asuransi dan Dana Pensiun Kementerian BUMN Hendrika Nora Osloi Sinaga tengah : Komisioner Komisi Informasi Pusat Samrohtunnajah Ismail

Kamis, 25 April 2024 - 06:47 WIB

Perkuat Implementasi Keterbukaan Informasi, IFG Bersama Lima BUMN Selenggarakan Forum Edukasi Keterbukaan Informasi Publik

Indonesia Financial Group (IFG), BUMN Holding Asuransi, Penjaminan,dan Investasi berkomitmen mendukung implementasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP) secara berkelanjutan dalam rangka penerapan…

Panglima TNI Pimpin Apel Bersama Wanita TNI Tahun 2024

Kamis, 25 April 2024 - 06:23 WIB

Panglima TNI Pimpin Apel Bersama Wanita TNI Tahun 2024

Apel Bersama Wanita TNI kembali digelar dalam rangka Hari Kartini Tahun 2024 yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto didampingi Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Evi…

Dankormar Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi Terima Paparan Alat Simulasi Pertempuran

Kamis, 25 April 2024 - 06:12 WIB

Dankormar Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi Terima Paparan Alat Simulasi Pertempuran

Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi, S.E., M.M., M.Tr. Opsla., CHRMP., CRMP., didampingi Wadan Kormar Brigjen TNI (Mar) Suherlan, menerima paparan dan demo dari…

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Rapat Koordinasi Teknis Kesehatan TNI Tahun 2024

Kamis, 25 April 2024 - 05:33 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Rapat Koordinasi Teknis Kesehatan TNI Tahun 2024

Kesehatan TNI harus menjadi besar tangguh dan mandiri, baik dari segi sumber daya manusia, sarana dan prasarana maupun sistem metodanya sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal dalam…