Prospek Investasi Bodong 2019 Bakal Naik Atau Turun

Oleh : Ahmad Iskandar | Kamis, 10 Januari 2019 - 16:00 WIB

Ahmad Iskandar: Dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta (Foto Dok Industry.co.id)
Ahmad Iskandar: Dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta (Foto Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Meskipun Tim Waspada Investasi bertekad untuk menghentikan segala kasus penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi tanpa ijin, prospek investasi tanpa ijin (investasi bodong) 2019 tidak mungkin bisa dihentikan sampai nol prosen.Karena masalah utamanya adalah soal keserakahan (greedy) yang menjadi karakter dasar manusia baik dari pihak penipu sebagai sisi supply dan greedy dari pihak yang ditipu sebagai sisi demand.

Selama keserakahan masih menjadi sifat dan keseharian manusia, maka kasus investasi bodong bakal tetap terjadi dimana-mana, oleh siapa saja, menipu siapa saja, kapan saja dengan modus operasi apa saja sesuai kreatifitasnya.

Contohnya seperti kasus yang menghebohkan tahun lalu, saat pasangan suami-istri yang menjadi bos First Travel menipu 58.600 orang dengan modus paket umroh murah. Dalam kasus ini First Travel telah mengakibatkan kerugian masyarakat sebesar Rp 800 miliar.

Edukasi

Penurunan angka investasi bodong yang merugikan masyarakat akan menjadi pertaruhan OJK di tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Karena upaya menurunkan angka kegiatan investasi bodong menjadi concern OJK, bahkan sudah menjadi KPI atau Key Performance Indicator lembaga pengawas industri keuangan tersebut.

OJK mencatat, total kerugian yang dialami masyarakat akibat kegiatan investasi bodong diperkirakan mencapai Rp 105,8 triliun. Angka kerugian ini terjadi selama periode 2007 sampai dengan pertengahan 2017. Kurangnya edukasi dan pemahaman masyarakat terhadap kegiatan investasi menjadi alasan lain munculnya lembaga investasi bodong.Padahal tidak ada satupun jenis investasi yang bisa untung tinggi dengan risiko yang rendah.

Selama ini masyarakat tidak paham sehingga tergiur greedy “ingin cepat kaya”. Belum lagi karena ada tokoh yang meyakinkan, dan diterima dengan baik di masyarakat.

Sejak Januari-Oktober  2017, Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi atau Satgas Waspada Investasi telah menghentikan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi tanpa izin yang dilakukan 62 entitas. OJK juga sudah menutup 38 perusahaan ilegal di bidang investasi dan penghimpunan dana tak berizin.

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing sebelumnya mengatakan, penghentian kegiatan usaha-usaha tersebut dilakukan dengan pertimbangan tidak adanya izin usaha penawaran produk, serta penawaran investasi yang berpotensi merugikan masyarakat karena imbal hasil atau keuntungan yang dijanjikan tidak masuk akal.

 Prospek

Berdasarkan catatan penulis, karakter investasi yang sering ditawarkan kepada masyarakat dan akhirnya menimbulkan masalah hukum adalah sebagai berikut:

1.Menjanjikan manfaat investasi  (keuntungan) besar atau tidak wajar.

2.Ditawarkan secara online, tidak jelas domisili usahanya dan tidak dapat berinteraksi secara fisik.

3.Dana masyarakat dikelola/diinvestasikan kembali pada proyek di luar.

4.Jika terdapat underlying berupa barang, maka harga barang tersebut tidak wajar jika dibandingkan dengan barang sejenis yang dijual di pasar.

5. Sifat berantai member get member, khususnya jika tidak terdapat atau tidak jelas underlying (barang) dari investasi.

Sementara ciri-ciri bentuk tawaran investasi yang berpotensi merugikan masyarakat:

a.Imbal hasil yang diluar batas kewajaran dalam waktu singkat.

b.Penekanan utama pada perekrutan.

c.Tidak dijelaskan underlying usaha yang memenuhi asas kewajaran dan kepatutan di sektor investasi keuangan.

d.Tidak jelasnya struktur kepengurusan-struktur kepemilikan-struktur kegiatan usaha dan alamat domisili usaha.

e. Kegiatan yang dilakukan menyerupai money game dan skema ponzi yang dijalankan sangat beresiko menyebabkan terjadinya kegagalan untuk mengembalikan dana masyarakat.

Maka menurut hemat penulis, strategi sangat pas untuk menurunkan investasi bodong adalah lewat edukasi, literasi keuangan dan inklusi keuangan.

Semakin tingginya literasi dan , strategi sangat pas untuk menurunkan investasi bodong adalah lewat edukasi, literasi keuangan dan inklusi keuangan.

Semakin tingginya literasi dan inklusi keuangan akan semakin memperkuat daya tahan masyarakat terhadap tipuan investasi bodong. Bila literasi dan edukasi semakin meningkat maka bisa dipastikan prospek invetasi bodong akan turun di tahun 2019 ini.

Sebaliknya dengan tingkat greedy masyarakat yang parah dan  literasi serta inklusi keuangan yang stagnan, maka prospek investasi bodong bisa jadi bakal meningkat atau melonjak. Tentu saja ini yang tidak kita inginkan.

Ahmad Iskandar: Dosen FE di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi tiket

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:49 WIB

Jangan Kelewatan, Ini 10 Tips Mendapatkan Tiket dan Voucher Belanja Online!

Berbelanja online telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, menawarkan kemudahan, variasi produk, dan tentu saja, kesempatan untuk menghemat uang melalui tiket dan voucher serta…

Renos

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:36 WIB

Cari Furnitur dan Elektronik Rumah yang Murah? Datang ke Event Renos Gebyar Ramadhan Saja!

Di era yang serba cepat ini, mencari furnitur dan elektronik untuk rumah tidak lagi memerlukan waktu dan usaha yang banyak. Mulai dari mencari furnitur untuk kamar hingga elektronik rumahan…

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) secara konsisten mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) dari berbagai aspek. Salah satunya pembiayaan ramah lingkungan dengan membidik sektor pertanian melalui BSI Mitra Plasma Sawit. Kunjungan dilakukan ke salah satu kebun sawit di Sumatera.

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:20 WIB

Dorong Sustainable Banking, BSI Dukung Pembiayaan Sawit Bagi Petani Plasma

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) secara konsisten mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) dari berbagai aspek. Salah satunya pembiayaan ramah lingkungan dengan…

Ilustrasi perumahan

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:16 WIB

Terdepan di Wilayah Jabodetabek, Bogor Catat Selisih Pertumbuhan Harga Hunian Tertinggi

Tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan tahunan sebesar 2,4 persen pada bulan Februari 2024 dibandingkan sejak Februari 2023. Rumah123 mencatat Bogor mengalami kenaikan harga hunian…

Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN)

Kamis, 28 Maret 2024 - 14:44 WIB

Bank BTPN Akuisisi Dua Perusahaan Pembiayaan PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance

Akuisisi OTO dan SOF jadi tonggak penting bagi Bank BTPN dalam mendorong inovasi produk dan layanan yang semakin relevan dengan kebutuhan perbankan dan pembiayaan masyarakat Indonesia.