Dinilai Mampu Sumbang Devisa, Danone Ajak Media Industri Kenali Sisi Positif dari Sampah Plastik

Oleh : Ridwan | Senin, 10 Desember 2018 - 18:25 WIB

Industri daur ulang sampah plastik (Foto: Ridwan/Industry.co.id)
Industri daur ulang sampah plastik (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Sampah di perairan Indonesia memang kian memprihatinkan. Bahkan, pemerhati lingkungan perairan di Australia, Ocean Crusaders pernah membuat daftar peringkat negara-negara yang mencemarkan laut dengan sampah plastik terbanyak. Paling atas diduduki China, disusul Indonesia dan Filipina.

Dari data mereka ditemukan jumlah sampah plastik yang tidak dikelola dengan benar di Indonesia mencapai lebih dari 3 ton metrik per tahunnya.

Sebuah penelitian lain yang dirilis University of Georgia menyebutkan, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara penyumbang sampah plastik terbanyak ke laut dengan perkiraan 0,48-1,29 juta metrik ton per tahun.

Keprihatinan ini menggugah PT Danone Indonesia sebagai perusahaan pionir air minum kemasan untuk terus mengedukasi masyarakat akan dampak dari sampah plastik. 

Untuk kali ini, PT Danone Indonesia bekerjasama dengan Forum Wartawan Industri (Forwin) mengadakan Workshop Media dengan tema "Inovasi dan Kontribusi Industri Menerapkan Model Pengelolaan Sampah Plastik yang Efektif untuk Menanggulangi Permasalahan Sampah di Indonesia" yang berlangsung di Hotel Grand Zuri, BSD, Tangerang Selatan, Senin (10/12/2018).

Hadir sebagai narasumber dalam Workshop kali ini yaitu, Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian, Taufiq Bawazier, Peneliti dari Departemen Teknik Lingkungan ITB, Enri Damanhuri, Lifecycle Assesment, Ellyna Chairani, Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, serta Ketua Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Christine Halim. 

Taufiq mengatakan, pihaknya masih mempertanyakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ocean Crusaders yang memposisikan Indonesia sebagai negara kedua teratas yang menghasilkan sampah plastik terbanyak di dunia. 

"Yang saya pertanyakan metodeloginya, semua harus dilihat secara komprehensif," kata Taufiq. 

Ditambahkan Taufiq, kalau dari sudut pandang industri, plastik merupakan bahan baku. "Jadi kalau melihat plastik ini sebagai sampah, tentu opini yang berkembang seperti saat ini. Tetapi, kalau melihat plastik sebagai bahan baku maka ada nilai ekonomi di dalamnya, sehingga masyarakat mendapat benefit didalamnya," terang Taufiq. 

"Jadi mindset kita untuk melihat plastik ini sebagai bahan baku akan menjadi penting. Disitu harus diedukasi ke semua lapisan masyarakat. Bukan sampahnya masuk ke pabrik, tapi yang masuk ke pabrik adalah bahan baku. Jadi ini perlu diluruskan," tambahnya. 

Menurutnya, industri nasional dapat tumbuh dan berdaya saing dengan ketersediaan bahan baku plastik (scrap). "Jadi plastik-plastik yang diklaim sebagai penyebab kontribusi sampah di laut bisa diambil dan dinilai tambahkan di industri daur ulang sehingga bisa menciptakan daya saing industri yang kebih kuat," imbuh Taufiq. 

Kementerian Perindustrian mencatat bahan baku plastik (scrap) menyumbang devisa mencapai USD 40 juta pada tahun 2017. "

"Jadi potensi ekonomi ini yang harus diambil oleh Indonesia, sehingga bisa menghasilkan surplus devisa, dan juga dapat menarik investasi di sektor daur ulang plastik, serta menghasilkan nilai tambah ekonomi. Jadi perlu satu edukasi yang kuat," paparnya. 

Dijelaskan Taufiq, peran masyarakat menjadi sangat penting dalam permasalahan sampah plastik di Indonesia. "Pengepul sebagai intermediet mengambil dan mengumpulkan bahan-bahan baku dari sampah plastik yang bisa dimasukkan ke industri, sehingga industri merasa cukup bahwa bahan bakunya tersedia," tutur Taufiq. 

Sementara itu, Christine Halim mengungkapkan, permasalahan sampah plastik merupakan bentuk kepanikan pemerintah. Menurutnya, belum adanya sistem tata kelola daur ulang plastik menjadi salah penyebab permasalahan sampah plastik di Indonesia.

"Penyebab utamanya adalah manusia, bukan plastiknya," kata Christine. 

Berdasarkan hasil studi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 85 persen sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) adalah sampah organik, sedangkan sampah plastik hanya 12 persen.

"Dari data tersebut menunjukkan bahwa sampah plastik masih sepersekian persenya saja," ungkapnya. 

Christine menghimbau kepada seluruh stakeholder baik swasta maupun pemerintah untuk terus giat mengedukasi masyarakat akan dampak positif dari sampah plastik. "Sehingga kedepannya sampah plastik dapat menjadi circular ekonomi bagi Indonesia,"  kata Christine.

Karyanto Wibowo selaku Sustainable Development Director Danone Indonesia mengatakan, pihaknya akan terus mendukung terjadinya circular economy di industri plastik.

"Kita terus berinovasi dan terus mempromosikan kemasan botol plastik yang 100 persen resicle dan 100 persen dapat di resicle kembali," kata Karyanto.

Ditambahkan Karyanto, pihaknya terus mengembangkan industri daur ulang sampah di Indonesia. "Ini kita terus kembangkan sampai saat ini. Kita bangun infrastruktur pengumpulan sampah plastik yang bekerjasama dengan pengepul dan pemulung sekitar untuk di daur ulang menjadi bahan baku. Sampai hari ini, kita bisa kumpulkan 12 ribu ton sampah plastik, itu yang kita terus lakukan," terangnya. 

Menurutnya, penyelesaian masalah sampah plastik menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. "Kita harus berfikir inovatif untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia," tutup Karyanto. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Happy Salma bersama tim dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek dan tim produksi sebelum pementasan konser musikal bertajuk Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai.

Kamis, 25 April 2024 - 00:57 WIB

Terinspirasi Program Merdeka Belajar Kemendikbudristek, Happy Salma Gelar Konser Musikal

Konser musikal bertajuk Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai itu digelar Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek yang berkolaborasi dengan Titimangsa dan SMKN 2 Kasihan (SMM Yogyakarta)…

Krisdayanti kenalkan produk bulu mata palsu Lavie Beauty X Krisdayanti.

Kamis, 25 April 2024 - 00:31 WIB

Tak Sarankan Extention Bulu Mata, Krisdayanti Luncurkan Bulu Mata Palsu Karyanya

Setelah puluhan tahun selalu menggunakan bulu mata palsu, akhrinya Krisdayanti mengenalkan bulu mata palsu karyanya sendiri, Lavie Beauty X Krisdayanti.

Penandatanganan kerjasama RS Premier Bintaro dengan BMW Indonesia.

Rabu, 24 April 2024 - 23:32 WIB

Kolaborasi RS Premier Bintaro dan BMW Indonesia Tingkatkan Patien Experience

Penandantanganan menghasilkan kolaborasi RSPB dengan BMW Indonesia dalam menyediakan layanan kesehatan premium pengantaran pasien pasca operasi kasus bedah orthopedi dan bedah vaskular.

#bluBuatBaik Waste Station sudah tersebar di 7 lokasi strategis.

Rabu, 24 April 2024 - 23:16 WIB

Hari Bumi, Ini Langkah Kecil Memilah Sampah Untuk Bumi Lebih Sehat

blu by BCA Digital turut memfasilitasi dengan membangun sarana seperti Waste Station dan mengintegrasikan aplikasi Rekosistem x blu untuk mendorong perubahan kebiasaan dalam mengelola sampah…

RUPST PT PP tahun buku 2023

Rabu, 24 April 2024 - 21:14 WIB

Dua Direksi dan Satu Komisaris Baru Perkuat Pengurus PTPP

PT PP mengubah jajaran direksi dan Komisari usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).