Idiologi Manusia Gigit Anjing

Oleh : Anab Afifi, CEO Bostonprice Asia | Senin, 26 November 2018 - 14:00 WIB

Anab Afifi sebagai inisiator dan pendiri IARF dan CEO Bostonprice Asia (Foto Ist)
Anab Afifi sebagai inisiator dan pendiri IARF dan CEO Bostonprice Asia (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Dalam kaidah jurnalistik terdapat idiologi penting.  Facts are sacred. Fakta itu suci.

Itu pelajaran dasar yang harus dijunjunjung tinggi oleh wartawan.

Fakta itu sendiri ada dua. Fakta berita yang baik, positif, atau normatif. Berikutnya, adalah fakta kebalikannya.

Jika wartawan menemukan suatu peristiwa yang berdimensi di luar skala normatif, itu adalah berita emas. 

Ibarat orang dua hari nggak makan disodori nasi rendang. Dia akan bernafsu makan. Tanpa pikir makanan itu beracun apa tidak.

Contoh berita dengan fakta berdimensi normatif adalah:

"Ada anjing menggigit manusia".

Maka, itu berita biasa. Berkualitas rendah. Tak layak ditulis.

Tetapi jika peristiwa itu sebaliknya, maka ia akan jadi berita emas.

"Ada manusia menggigit anjing".

Maka, berita itu harus ditulis besar-besar. Cetaklah oplah banyak-banyak. Jaman now, viralkan...!

Nah, kasus berita semodel 'ada manusia menggigit anjing' itu telah kita baca dalam tiga hari belakangan.

Seorang tokoh pemuda yang dikenal religius,  kritis, idealis, anti korupsi, mendadak dituduh menyelewengkan dana.

Boom. Berita itu pun viral. Medsos hingar bingar. Dahnil, sang tokoh pun diganjar berbagai stempel negatif. Hujan fitnah oleh netizen.

Apakah wartawan atau media itu salah?

Faktanya sendiri tidak salah. Yang salah dan berakibat fatal adalah cara menuliskan fakta tersebut.

 

Kesalahan wartawan dalam menuliskan berita itu hanya bersumber fakta dari satu pihak saja. Polisi.

Kesalahan berikutnya, media grusa-grusu sehingga tidak paham betul bagaimana kasusnya. Naluri membuat berita "manusia gigit anjing" itu telah menutupi logika.

Dipicu situasi hangatnya konstestasi politik di  mana Dahnil adalah tim sukses Capres oposisi. Lengkaplah sayur dan garam bersatu. Berita itu jadi sexy.

Jadilah berita yang muncul "Dahnil Terima Uang 2 Milyar".

Tiga hari lalu, jika Anda Googling kalimat tersebut, satu halaman pertama akan muncul berita itu.

Efek berita itu begitu luas. Banyak pihak menafsirkan pemberitaan itu tendensius. Bahkan membunuh karakter sang tokoh.

Perkembangan berikutnya,  berita itu ternyata keliru. Dahnil tidak terima uang yang dituduhkan.

Uang tidak ditransfer Kemenpora ke rekening pribadinya. Melainkan ke rekening organisasi.

Muncul lagi keterangan dari Menpora bahwa penggunaan dana oleh PP Muhammadiyah itu tidak masalah. Ditambah lagi pernyataan BPK bahwa hasil audit tidak masalah.

Kalau sudah begini bagaimana coba?

Sekalinya berita negatif terhadap seseorang atau lembaga,  menyebar sangat cepat dan meluas. Seseorang yang telah ditulis itu sudah terlanjur buruk citranya.

 

Itulah efek dahsyat dari idiologi berita 'manusia gigit anjing'.

Kemarin siang ketika saya Google kalimat berita itu, masih muncul berita: Dahnil Terima Uang 2 Milyar.

Namun, ketika saya  klik link berita itu, di laman media online tersebut berubah judul menjadi 'PP Muhammadiyah Kembalikan Uang 2 Milyar'.

Saat ini silahkan Anda Google kalimat berita: Dahnil Menerima Uang 2 Milyar. Maka daftar berita itu sudah berganti semua.

Apa pun itu berita sudah menyebar dalam ingatan publik bahwa Dahnil terima duit 2 milyar. Berita-berita yang berubah menjadi "anjing gigit manusia" itu tidak lagi menarik. Efek pemulihan terhadap citra tokoh yang terlanjur buruk, sangat minim.

Dalam ilmu komunikasi dan pemasaran berlaku adagium:

Satu berita negatif terhadap tokoh akan menyebar ke semua orang dan menancap di benak mereka. Sementara seratus berita baik tentang seorang tokoh hanya menular kapada satu atau dua orang dan segera dilupakan

Oleh ANAB AFIFI, penulis buku Ayat-ayat yang Disembelih

Komentar Berita

Industri Hari Ini

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)

Jumat, 19 April 2024 - 16:19 WIB

PGE Perluas Pemanfaatan Teknologi Terobosan untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Mempertahankan keunggulan di industri panas bumi tak bisa dilakukan tanpa terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terbaru. Menunjukkan komitmen mengembangkan potensi energi panas bumi di…

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono

Jumat, 19 April 2024 - 14:51 WIB

Progress Capai 77%, Kementerian PUPR Targetkan Jalan Tol Bayung Lencir - Tempino - Jambi Rampung Awal 2025

Melanjutkan tinjauan dari Provinsi Sumatera Selatan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono didampingi dengan PJ Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani dan Anggota…

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

Jumat, 19 April 2024 - 11:01 WIB

Moody’s Pertahankan SCR Indonesia di Peringkat Baa2, Menko Airlangga: Kepercayaan Investor Masih Kuat

Lembaga Pemeringkat Moody’s kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil pada…

Menteri BUMN Erick Thohir

Jumat, 19 April 2024 - 10:35 WIB

Erick Peringatkan BUMN untuk Antisipasi Dampak Ekonomi dan Geopolitik Global

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperingatkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia. Erick mencontohkan inflasi AS sebesar 3,5 persen…