RI-Selandia Baru Jalin Komitmen Kerja Sama Sektor Industri Manufaktur

Oleh : Ridwan | Kamis, 04 Oktober 2018 - 15:40 WIB

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berfoto bersama Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peters pada rangkaian acara New Zealand Tech Day di Jakarta (Foto: Kemenperin)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berfoto bersama Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peters pada rangkaian acara New Zealand Tech Day di Jakarta (Foto: Kemenperin)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Indonesia dan Selandia Baru berkomitmen untuk meningkatkan nilai perdagangan bilateral hingga dua kali lipat minimal dalam empat tahun ke depan, salah satunya melalui kerja sama di sektor industri. 

Pada tahun 2017, nilai perdagangan kedua negara mencapai NZ $ 1,76 miliar (sekitar Rp17,6 triliun) yang ditargetkan bakal menjadi NZ $ 4 miliar (Rp40 triliun).

“Yang akan kami dorong, misalnya mereka bisa membuka pasar untuk otomotif dan komponen dari Indonesia, kemudian mereka mengembangkan dairy product di Indonesia. Nah, ini yang bisa dilakukan dan kami yakin trade-nya bisa naik," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peters di Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Menperin menjelaskan, Pemerintah Indonesia tengah memacu produktivitas dan daya saing industri otomotif guna memenuhi kebutuhan di pasar domestik dan ekspor. 

"Selama ini, Indonesia sudah mengekspor produk otomotif ke Asean, Timur Tengah hingga Amerika Latin. Kami melihat, pasar otomotif di Australia dan Selandia Baru sangat bagus. Apalagi posisi lokasinya lebih dekat," paparnya.

Kementerian Perindustrian memproyeksi, produsen otomotif di Indonesia akan ekspor kendaran dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) hingga menembus 250 ribu unit pada tahun 2018.

"Sejumlah industri otomotif di dalam negeri telah menyatakan komitmennya untuk menambah investasi, tenaga kerja, dan ekspor," sebut Airlangga.

Selanjutnya, Indonesia membuka peluang bagi Negeri Kiwi untuk meningkatkan investasinya, terutama di sektor industri pengolahan susu. Pasalnya, industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor andalan bagi Selandia Baru.

"Mereka menjadi investor dan pengekspor produk susu terbesar dunia, termasuk ke Indonesia. Contohnya, Fonterra yang telah menanamkan modalnya di Indonesia sebesar Rp735 miliar (NZ $ 36 juta) sejak tahun 2015 lalu," ungkapnya.

"Pembangunan pabrik pengolahan susu di Bekasi, Jawa Barat adalah realisasi investasi terbesar perusahaan tersebut di kawasan Asean dalam satu dekade terakhir," tambah Menperin. 

Di samping itu, menurut Airlangga, Selandia Baru memiliki kekuatan teknologi dalam pengembangan industri makanan dan minuman. Upaya yang diharapkan, yakni dapat terjadinya transfer teknologi guna mendongkrak daya saing  industri makanan dan minuman nasional di era digital.

“Kedua negara berminat menjalin kemitraan di sektor industri makanan dan minuman karena sama-sama dikaruniai sumber daya alam yang melimpah," terangnya.

Apalagi, bagi Indonesia, industri makanan dan minuman konsisten memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional, tercermin dari sumbangsih terhadap PDB industri pengolahan nonmigas mencapai 35,87 persen.

Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Matheson menyampaikan, pihaknya melihat peluang besar bagi Selandia Baru untuk berkontribusi dan mendukung Indonesia dalam pengembangan di bidang teknologi.

Saat ini, Selandia Baru sedang menerapkan solusi inovatif di sektor manufaktur fast-moving consumer goods (FMCG), termasuk pembangunan dan konstruksi untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas.

Perusahaan-perusahaan Selandia Baru serius mengembangkan kemitraan dengan Indonesia untuk mendorong penerapan teknologi di semua sektor, termasuk manufaktur.

"Apalagi saat ini kita berupaya masuk ke era revolusi industri 4.0 dengan peralihan teknologi inovatif sebagai hal yang vital," jelasnya.

Perluasan kemitraan antara Indonesia dan Selandia Baru menjadi momen penting dalam rangka merayakan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negera. Kerja sama bilateral telah didukung dengan adanya Kawasan Perdagangan Bebas Asean Australia  Selandia Baru (AANZFTA).

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ninja Xpress

Kamis, 02 Mei 2024 - 11:24 WIB

Kode Promo dalam Pemasaran: Memahami Manfaatnya dan Mengoptimalkan Penggunaannya ala Ninja Xpress

Kode promo telah menjadi salah satu strategi pemasaran yang paling populer dan efektif dalam industri ritel modern. Dengan kode promo, konsumen dapat menikmati diskon, penawaran khusus, atau…

Privy hadirkan tanda tangan digital.

Kamis, 02 Mei 2024 - 10:43 WIB

Amankan Transaksi Digital, Privy Hadirkan Paket Berlangganan Tanda Tangan Unlimited

Fitur baru Privy, tanda tangan digital, membantu pelaku usaha dan individu melindungi transaksi elektronik berisiko tinggi sesuai UU ITE.

Pendampingan Teknologi Bagi IKM Alas Kaki

Kamis, 02 Mei 2024 - 10:18 WIB

Kemenperin Pacu Pengembangan IKM Alas Kaki Lewat Pendampingan Teknologi

Industri alas kaki nasional, khususnya skala kecil dan menengah, semakin tumbuh dan berkembang. Ini terlihat dari bermunculannya berbagai jenama (brand) lokal yang memiliki kualitas dan desain…

Ilustrasi pembiayaan BNI ke PLTB Sidrap

Kamis, 02 Mei 2024 - 10:18 WIB

BNI Danai Akuisisi PLTB Sidrap oleh Barito Group

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi hijau dengan mendanai akuisisi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap berkapasitas…

Dok MSIG Life Insurance

Kamis, 02 Mei 2024 - 09:56 WIB

Masuki Usia ke-39, MSIG Life Perkuat Komitmen Sebagai Mitra Kepercayaan Nasabah Lewat Budaya Kerja Baru

PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk (MSIG Life) atau yang sebelumnya dikenal dengan Sinarmas MSIG Life, saat ini menapaki usia ke-39 dan merayakan tahun pertamanya sebagai MSIG Life.