Ini Sejumlah Alasan PT Freeport Setujui Negosiasi dengan Indonesia
Oleh : Herry Barus | Selasa, 07 Agustus 2018 - 17:00 WIB

PT Freeport Indonesia. (Ist)
INDUSTRY.co.id - Jakarta- Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menyebutkan ada beberapa alasan yang menyebabkan PT Freeport Indonesia menyetujui negosiasi dengan pemerintah Indonesia.
Menurut Pengurus IAGI Iwan Munajat dalam diskusi bertajuk "Lika Liku Akuisisi Saham Freeport" di Jakarta, Senin (6/8/2018) , Freeport dinilainya terpenjara dengan Kontrak Karya yang mengharuskan mereka mendapat persetujuan dari pemerintah Indonesia untuk melanjutkan perpanjangan izin operasi 2x10 tahun.
"Kalau dia tidak mendapatkan izin perpanjangan, sangat sulit bagi dia bilang kepada dunia kalau dia punya tambang hingga 2041 dan mengembangkan bisnisnya," katanya.
Padahal, untuk bisa mengembangkan bisnis tambangnya, PTFI membutuhkan belanja modal yang tidak sedikit. Freeport membutuhkan pinjaman perbankan sebagai modal tambahan tetapi untuk mendapatkannya harus ada kepastian izin perpanjangan di lahan yang digarapnya.
"Biaya bikin terowongan saja mencapai 10-15 ribu dolar AS per meter. Grasberg sendiri membutuhkan terowongan 1.200 km. Jadi dia perlu uang banyak untuk mengembangkan Grasberg," katanya.
Karena alasan lemahnya kondisi perusahaan di tengah utang sebesar 14 miliar dolar AS dan harus mengembangkan Grasberg, tidak ada pilihan lain bagi Freeport untuk menyetujui negosiasi dengan pemerintah Indonesia.
Alasan lainnya, menurut Iwan, adalah pilihan bermitra dengan Inalum yang dinilai jauh lebih baik. Iwan menyebut selama Freeport berkongsi dengan Rio Tinto, perusahaan tambang itu dinilai banyak mangkir.
"Harusnya 'capex' (belanja modal) dibagi dua, tapi bertahun-tahun Rio Tinto mangkir bayar dan membuat kesal Freeport. Makanya Inalum diharapkan jadi mitra yang lebih baik," tuturnya.
Selanjutnya, alasan lain adalah saham Freeport yang tidak berubah besarannya karena pemerintah Indonesia membeli hak partisipasi (Participation Interest/PI) Rio Tinto.
"Terakhir, karena ada kompensasi penjualan saham Rio Tinto, makanya Freeport menganggap itu sebagai 'business to business' yang bagus," katanya.
Keputusan bisnis itu dinilai lebih terkesan sebagai akuisisi, bukan nasionalisasi. (Ant)
Baca Juga
Kerusakan Lingkungan Tak Terhindarkan! Komisi VII Desak Izin Pertambangan…
Siap-siap! Jokowi Bakal Segera Setop Ekspor Bauksit dan Timah
Penjualan Bersih Mencapai Rp 906,25 Miliar di 2021, Ifishdeco Berencana…
Cetak Rekor Laba, Produsen Nikel Ifishdeco Berencana Akuisisi Tambang…
Perkiraan Potensi Sumber Daya Mineral Onto PT Sumbawa Timur Mining…
Industri Hari Ini

Jumat, 27 Mei 2022 - 10:04 WIB
Menteri Basuki Ajak Delegasi di Forum GPDRR 2022 Siapkan Antisipasi Pengurangan Perubahan Iklim
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, bencana akibat perubahan iklim merupakan ancaman nyata yang harus disiapkan antisipasinya untuk pengurangan…

Jumat, 27 Mei 2022 - 09:30 WIB
Venesia Tunda Pajak Turis untuk Wisatawan Hingga 2023
Sesuai perkembangan terbaru, Venesia telah menunda rencananya untuk membebankan pengunjung 'pajak turis' untuk mengelola overtourism.

Jumat, 27 Mei 2022 - 09:25 WIB
Tinjau Penanganan Banjir Rob Semarang, Menteri Basuki Instruksikan Penanganan Cepat
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau langsung ke lokasi penanganan banjir rob dan tanggul laut yang jebol di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang,…

Jumat, 27 Mei 2022 - 09:05 WIB
Pacu Investasi, Menperin Agus, Menko Airlangga Dkk Gelar Indonesia Night di WEF 2022 Davos
Menteri Perindustrian RI (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2022 di Davos Swiss akan dimanfaatkan oleh…

Jumat, 27 Mei 2022 - 09:00 WIB
Gelar Dialog di Paviliun Indonesia Davos, Kepala Otorita IKN Beberkan Dampak Pemindahan Ibu Kota Negara
Indonesia Pavilion kembali menyelenggarakan sesi diskusi dengan tema “Nusantara: Indonesia New Capital City and Opportunities for The Future” pada Rabu siang waktu setempat (25/2). Sesi…
Komentar Berita