Kapal Pelat Datar, Inovasi Putra Bangsa

Oleh : Kormen | Sabtu, 19 Agustus 2017 - 10:53 WIB

Illustrasi Pekerja yang Sedang mengerjakan komponen kapal (ist)
Illustrasi Pekerja yang Sedang mengerjakan komponen kapal (ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Daya tahan Kapal Pelat Datar  hingga puluhan tahun. Jauh berbeda jika kapal terbuat dari bahan fiber atau kayu. Selain bahan dasar,  Kapal Pelat Datar juga berbahan bakar lebih hemat. Harga kapal  ini pun jauh lebih murah sehingga sangat mendukung peningkatan daya saing nelayan.

Luas lautan Indonesia mencapai 5,8 juta km2, jauh lebih luas dibandingkan daratan (1,9 juta km2). Dari sisi geografis dan demografis Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudera, sangatlah layak menjadi poros maritim dunia sehingga  berperan dalam perkembangan ekonomi dan industri dunia.

Sumber daya kelautan dan perikanan-pun  mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar. Data Kementerian Kelautan Perikanan tercatat,  mencapai USD 800 miliar (Rp10.800 triliun) per tahun dan dapat menyediakan kesempatan kerja sekitar 40 juta orang.

Tapi sayang, kendati mempunyai potensi yang luar biasa besar, berpuluh puluh tahun, sejak negeri ini diproklamirkan oleh para founding fathers,  ragam potensi yang dimiliki belum tergali sepenuhnya. Sekitar 80% sumberdaya kelautan dan perikanan belum terjamah. Bahkan wilayah pesisir dan lautan yang memiliki potensi berbagai sumber daya alam (SDA) yang sangat kaya, justru para  nelayannya masih banyak yang hidup dibawah garis kemisikinan.

Padahal, apabila pengelolaan sektor maritim dioptimalkan, tentu akan berdampak besar pada perekonomian bangsa, berupa tersedianya peluang kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat. Pengelolaan itu, tentu harus didukung dengan pembangunan  infrastruktur, sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kelancaran suatu industry. Salah satunya adalah optimalisasi inovasi iptek kelautan dan perikanan seperti kesejahteraan dan peningkatan daya saing nelayan.

Mirisnya, Indonesia sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia yang mempunyai modalitas bahari dengan letak geografis yang sangat strategis dan budaya masyarakat bahari, selama ini masih mengandalkan kapal-kapal tradisional yang terbuat dari kayu. Dari sisi kearifan lokal dan tradisi mungkin memiliki nilai positif, namun dari sisi daya saing, efisiensi sudah tidak kondusif lagi.  

Kapal kayu juga  sangat terbatas kemampuannya hanya menangkap ikan di daerah pesisir, tidak dapat dioperasikan di laut lepas. Mereka kalah bersaing dengan kapal yang lebih besar ukurannya, ditambah lagi mereka sulit mendapatkan kayu yang berkualitas disamping harga kayu juga mahal.

Inovasi Putra Bangsa

Ragam asa akan kehidupan yang lebih baik untuk pengelolaan sektor maritim terutama untuk peningkatan daya saing kehidupan nelayan, setidaknya kini mulai terjawab dengan lahirnya inovasi kelas dunia karya anak negeri, yang bernama kapal pelat datar.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, mengatakan, Kapal Pelat Datar adalah teknologi kapal inovatif yang menggunakan baja sebagai material utama. Konstruksi kapal ini dibangun dengan pelat-pelat baja datar yang tidak melewati proses pelengkungan pelat. Teknologi ini mengasilkan produk yang lebih cepat pembuatannya dan lebih ekonomis.

 “Hasilnya itu  jauh lebih murah, kecepatan lebih tinggi, cara prosesnya lebih cepat, dan umur ekonomisnya lebih lama,” kata Nasir bangga.

Menurut Menteri Nasir, Kapal yang berbahan baku lokal ini memiliki kapasitas 3 Gross Tonage (GT) dan bermesin 170 PK. Saat diuji memiliki kecepatan 240 knot atau setara dengan kapal 350 PK. Penggunaan konsep “W” kapal pelat datar membuat laju kapal semakin cepat sehingga penghematan terhadap bahan bakar juga semakin tinggi.

Kapal Pelat Datar adalah, karya para peneliti dari Universitas Indonesia melalui perusahaan binaan  Kemristekdikti yaitu  PT Juragan Kapal. Kehadiran kapal ini, untukmengatasi persoalan tingginya kebutuhan kapal di Indonesia dan ingin mejadi solusi ketergantungan akan kapal kayu. Apalagi material baja yang digunakan juga memungkinkan nelayan-nelayan Indonesia bisa melaut lebih jauh dengan ukuran kapal yang lebih besar.

Menurut Nasir, kapal pelat datar asli buatan Indonesia. Semua bahan bakunya, buatan dari dalam negeri sehingga lebih murah.

"Ini kapal produk anak Indonesia, bahan materialnya kapal 100 persen lokal, kalau dari fiber 100 persen impor. Ini adalah produk yang sangat menjanjikan untuk kapal di Indonesia," ujarnya.

Tugas Kemristekdikti adalah untuk mensosialisasikan kapal pelat datar ke seluruh Indonesia melalui Menteri- Menteri lain. “Untuk sertifikasi akan kami biayai sertifikasinya,” cetus Nasir.

Menurutnya, konsep “semi- trimaran” yang digunakan pada kapal pelat datar ini belum dikembangkan oleh ahli perkapalan di mana pun di dunia sehingga diharapkan dapat menjadi identitas kapal Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia. Target kedepan,  kapal ini harus masuk produksi massal. Pembuatan kapal yang hanya memerlukan waktu satu bulan juga menjadi kelebihan kapal pelat datar.

Kehadiran kapal ini pun disambut oleh pelaku usaha di Indonesia timur, yang mengaku bangga dengan terobosan anak anak bangsa. Seperti yang diutarakan Theo,  pengusaha kecil  yang bergerak dalam bidang kelautan perikanan asal Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.

Dirinya begitu antusias ketika menyinggung soal kapal pelat datar. Saat berjumpa dalam even pameran kemaritiman di Jakarta pada pertengahan tahun 2016, Theo mengatakan, dirinya membaca pernyataan Menteri Riset, Menristek Dikti Mohammad Nasir, yang  mengatakan, kapal datar merupakan inovasi untuk para nelayan.

“Ya, kita senang dengan kehadiran kapal itu, karena kabarnya memiliki keunggulan bisa memanfaatkan energi gelombang hingga akhirnya memunculkan efisiensi dan menghemat bahan bakar. Kita mengharapkan agar para nelayan dibantu,”ujarnya penuh harap.

Kapal Pelat Datar memang  memiliki daya saing kuat. Hal itu terhitung mulai dari biaya produksinya, yang  jauh lebih murah jika dibandingkan dengan kapal-kapal berbahan baku kayu maupun fiber.

Dibandingkan  dengan ukuran yang sama misalnya 10 Gross Tonnage (GT) menggunakan fiber atau kayu, Kapal Pelat Datar hanya menggunakan bahan baja. Tapi sering kali dianggap mahal harganya, padahal jauh lebih murah. Dari sisi harga kalau megambil contoh 10 GT, apabila pakai fiber harganya di angka Rp 420 juta, tapi kalau pakai baja angkanya di angka Rp 270 juta sampai Rp 275 juta. Jauh lebih murah.

Keunggulan lain  daya tahan atau jangka waktu Kapal Pelat Datar bisa hingga puluhan tahun. Jauh berbeda jika kapal terbuat dari bahan fiber atau kayu. Selain bahan dasar, kata Nasir, Kapal Pelat Datar juga berbahan bakar lebih hemat. Sehingga, harga kapal  ini pun jauh lebih murah tapi memiliki daya tahan lebih lama.

"Ini adalah produk yang sangat menjanjikan untuk kapal di Indonesia," ujarnya.

Nasir yakin target pembuatan Kapal Pelat Datar sebanyak 3.500 dapat terpenuhi dalam jangka waktu setahun. Karena, kapal ini dapat diproduksi hingga 10 unit per sehari. Kalau satu hari 10  Kapal Pelat Datar, satu bulan berarti bisa 300 kapal. Kalau itu butuhnya hanya 3.500, berarti kita bisa menyuplai kebutuhan ini di angka 3.600 sampai 3.700 (per tahun), tinggal waktu jam kerjanya untuk mencapai hal itu.

Kehadiran Kapal Pelat Datar, menjadikan  Indonesia  memiliki identitas “Kapal Nasional” yang membedakannya dengan kapal negara manapun di dunia. Hal ini dapat dicapai bukan dengan teknologi yang kompleks dan sangat canggih, tetapi teknologi sederhana namun menyimpan kekuatan global. Sasaran “Kapal Nasional” ini dapat dimulai dari kebutuhan kapal ikan 10 GT-200 GT.

Kapal baja sangat dibutuhkan nelayan Indonesia untuk meningkatkan produktifitas dan daya saing terhadap negara lain. Kapal dari kayu dan fiberglass terbatas dari segi ukuran dan kekuatan. Material kayu untuk membuat kapal juga semakin sulit diperoleh sehingga harganya menjadi sangat mahal. Sedangkan material fiberglass selain masih diimpor, tidak ramah lingkungan, sementara rendahnya permintaan kapal dengan material ini oleh nelayan.

Kapal Pelat Datar mampu menjadi solusi yang tepat sasaran sehingga nelayan kita tidak semakin terpuruk. Selain itu dengan diperkuatnya armada kapal ikan, nelayan dapat diberdayakan untuk turut serta menjaga perairan NKRI. Untuk mencapai visi ini, tentu sangat diperlukan dukungan Pemerintah untuk produk Kapal Pelat Datar melalui program yang konkrit serta keterlibatan berbagai pihak seperti Biro Klasifikasi Indonesia, perguruan tinggi, asuransi, perbankan, serta industri

Diketahui  mensejahterakan nelayan Indonesia tidak cukup dengan memberikan bantuan kapal. Keterlibatan Pemerintah secara aktif dalam pembuatan kapal akan menimbulkan rasa memiliki yang tinggi. Hal ini terlihat pada saat mereka membuat kapal kayu, kemudian mengoperasikannya, dan memelihara kapal tersebut.

Itu inovasi Kapal Pelat Datar. Kehadiran  kapal yang terbuat dari pelat baja ini  sangat dibutuhkan oleh nelayan untuk mengembangkan diri dalam menghadapi persaingan yang makin ketat. Secara Nasional, pengembangan kapal nelayan dari pelat baja juga sangat strategis untuk pengembangan industri baja Indonesia.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

BRI pastikan narasi ini hoax

Rabu, 24 April 2024 - 15:35 WIB

BRI Pastikan Hoax Berita Uang Nasabah Hilang Akibat Bansos Saat Pemilu

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) kembali diterpa hoax. Itu dipastikan narasi di media sosial tidaklah benar.

Prabowo dan Gibran (foto Istimewa)

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

KPU: Prabowo-Gibran, Presiden & Wapres Terpilih

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka secara sah dan resmi ditetapkan sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden RI untuk Tahun 2024-2029. Ketetapan tersebut disampaikan langsung oleh…

Ketua MPR RI Dukung Fashion Show 'Keindahan Karya Kain Tenun dan Batik Ku Indonesia' di Italia

Rabu, 24 April 2024 - 13:00 WIB

Ketua MPR RI Dukung Fashion Show 'Keindahan Karya Kain Tenun dan Batik Ku Indonesia' di Italia

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendukung rencana pagelaran fashion show, 'Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia', oleh Dian Natalia Assamady.…

Kusnanto Saidi

Rabu, 24 April 2024 - 12:05 WIB

Salah Sebut Data LHKPN Kusnanto Saidi, Ini Kata Pengamat

Muncul pemberitaan Direktur RSUD Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi Dr. dr. Kusnanto Saidi, MARS yang tidak melaporkan harta kekayaan dalam 2 tahun terakhir. Menyikapi hal tersebut, pengamat…

Edukasi Keuangan Pegadaian

Rabu, 24 April 2024 - 11:33 WIB

Peringati Hari Kartini, PT Pegadaian Laksanakan Kegiatan Edukasi Keuangan Perempuan

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan…