Cerita Perjuangan Menperin Agus Angkat Batik jadi Pakaian Wajib Nasional, Pernah Ditolak!
Oleh : Ridwan | Kamis, 03 Oktober 2024 - 12:00 WIB
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Memperingati Hari Batik Nasional (HBN) yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendapatkan cerita 'miris' dari seorang pengrajin batik Kudus.
"Tadi saya keliling pameran, kemudian saya dapat cerita miris, tetapi ending nya cukup melegakan, yaitu cerita batik dari Kudus," kata Menperin Agus saat membuka gelaran HBN 2024 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta (2/10).
Menperin menceritakan, dirinya mendapat laporan bahwa pada tahun 1990, animo dari anak-anak muda di Kudus untuk menjadi pembatik sangat kurang, sehingga mengakibatkan warisan budaya batik Kudus hampir punah.
"Ini saya miris sekali, banyak anak-anak muda di Kudus lebih memilih menjadi pekerja di pabrik rokok, dibandingkan menjadi pengrajin batik. Pembatik semakin lama makin hilang, batik Kudus pun hampir punah pada zaman itu," jelasnya.
Meski demikian, lanjut Agus, berkat upaya kerja sama dari beberapa stakeholders dan Kemenperin berhasil kembali mengangkat potensi warisan budaya batik Kudus.
"Alhamdulillah bahwa atas kerja sama dari beberapa stakeholders, pemerintah daerah dan upaya Kemenperin batik Kudus sudah kembali menggeliat. Pada tahun 2005, batik ini sudah kembali reborn," ungkap Menperin.
Dirinya berharap pemerintah daerah lainnya dapat segera mendeteksi tren pembatik di daerahnya yang lebih cenderung memilih pekerjaan lain dibanding menjadi pengrajin batik.
Perjuangkan Batik
Di kesempatan yang sama, Menperin Agus juga menceritakan upaya dan perjuangan dirinya agar Batik dapat digunakan sebagai pakaian wajid acara kenegaraan.
"Ketika saya masih jadi anggota DPR tahun 2009, saya menulis surat kepada pimpinan DPR mengusulkan agar semua acara kenegaraan itu menggunakan batik. Tapi, usulan saya pun ditolak," jelasnya.
Meski demikian, Menperin menyebut bahwa penolakan tersebut merupakan sebuah peerjuangan dan harus tetap diperjuangkan.
"Saya terus berjuang agar pakaian adat nasional termasuk batik dapat digunakan sebagai pakaian wajib acara kenegaraan," kata Agus.
Tak berhenti sampai disitu, perjuangan tersebut ia lanjutkan di lingkungan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan merubah aturan berpakaian untuk seluruh pegawai di lingkungan Kemenperin.
"Di Kemenperin sendiri, saya merubah kebiasaan pakaian, dari sebelumnya batik hanya dioakai pada hari jumat, saya rubah menjadi hari senin sampai kamis. 4 hari berturut-turut pegawai Kemenperin pakai batik. Ini upaya saya tetap melestarikan warisan budaya bangsa," tutup Menperin Agus.
Komentar Berita