Apa yang Terjadi Setelah Halving Bitcoin di Bulan April
Oleh : Hariyanto | Minggu, 21 April 2024 - 16:02 WIB

Ilustrasi aset kripto
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Halving Bitcoin yang keempat akan terjadi dalam beberapa minggu kedepan, para investor kripto sedang mengamati kinerja halving-halving sebelumnya untuk memperkirakan dampak halving terhadap harga Bitcoin.
Setiap empat tahun, kecepatan dalam perilisan Bitcoin baru yang beredar akan berkurang setengah. Mekanisme tersebut berfungsi untuk mencegah efek inflasi yang disebabkan oleh perilisan total persediaan Bitcoin (yang dibatasi pada jumlah 21 juta Bitcoin) terlalu cepat.
Bagi para penambang (miner) yang melakukan validasi transaksi di blockchain, halving kali ini akan memotong imbalan yang bisa mereka dapatkan dari 6,25 menjadi 3,125 Bitcoin per blok. Semakin sedikit Bitcoin baru yang dirilis artinya semakin sedikit persediaan yang beredar.
“Mekanisme Halving telah diatur dalam algoritma yang ada di jaringan Bitcoin sebagai langkah untuk mengurangi inflasi. Tidak ada jaminan dan tidak ada yang bisa memprediksi apakah harga Bitcoin akan turun, naik atau tetap sama setelah halving di bulan April ini.” kata Aditya Wirawan, Interim Country Manager Luno Indonesia.
Halving Bitcoin ketiga terjadi di bulan Mei 2020 dan dua halving sebelumnya menyebabkan kenaikan harga yang dramatis. Namun, rally Bitcoin ke harga tertinggi baru yang belum lama terjadi telah menunjukkan bahwa siklus halving kali ini berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya– dan kemungkinan disebabkan karena meningkatnya ketertarikan investor institusional akibat persetujuan ETF Bitcoin di AS.
“Siklus kali ini sudah terlihat berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya di mana Bitcoin untuk pertama kalinya dalam sejarah menguji harga tertinggi baru menjelang halving,” ujar Aditya.
Banyak analis yang juga meyakini bahwa halving tidak banyak berdampak pada harga Bitcoin. “Bahkan jika Anda meyakini bahwa halving merupakan faktor pendorong utama dari kenaikan harga Bitcoin, tidak ada jaminan bahwa hal ini akan terus terjadi di masa depan,” jelas Aditya.
Beberapa bulan menjelang halving, exchange-traded fund (ETF) Bitcoin pertama di AS telah disetujui dan lebih dari US$6 miliar (setara Rp95 triliun) aliran dana telah masuk ke ETF Bitcoin. Harga tertinggi Bitcoin senilai lebih dari Rp1 miliar juga telah dicapai di bulan Maret di Luno.
Bitcoin masih tergolong aset yang relatif baru. Dengan aliran dana masuk dari investasi institusional dan ETF, industri kripto saat ini sangat berbeda dengan situasi pada lima atau sepuluh tahun yang lalu. Siklus halving kali ini jelas terlihat berbeda dengan siklus-siklus halving sebelumnya.
Ketika halving pertama terjadi di tahun 2012, Bitcoin dihargai senilai US$12. Setelah peristiwa halving pertama tersebut, harga BTC melonjak naik dari US$12 ke kisaran US$1.000 di akhir 2013. Halving kedua terjadi pada tanggal 9 Juli 2016 di mana bitcoin dihargai di kisaran US$640. Kemudian, pada bulan Juli 2017, harga Bitcoin naik ke level US$2.550.
Halving ketiga terjadi pada tanggal 11 Mei 2020, di mana Bitcoin dipertukarkan di level US$8.750. Satu tahun kemudian, harga Bitcoin melonjak hingga mencapai US$62.000.
Selain fluktuasi harga, halving tidak berdampak apapun terhadap jumlah dan sifat Bitcoin yang Anda miliki. Halving hanya berdampak pada imbalan yang akan diterima penambang Bitcoin.
Pada halving pertama di tahun 2012, hanya terdapat 43.000 alamat Bitcoin. Pada halving kedua di tahun 2016, terdapat tujuh juta alamat dan kini telah terdapat lebih dari 46 juta alamat Bitcoin yang berisi lebih dari US$1 di dalamnya.
Keseluruhan persediaan Bitcoin tidak akan turun karena halving. Total persediaan akan selalu bertambah dan akan terus bertambah hingga mencapai batas 21 juta pada sekitar tahun 2140. Halving hanya mengerem kecepatan perilisan Bitcoin baru dengan memotong imbalan penambang– sebuah langkah agar Bitcoin dapat mempertahankan kelangkaannya.
Baca Juga
Tips: Begini Tiga Cara Maksimalkan THR Ala Bibit.id
Empat Faktor yang Membuat Cryptocurrency Menjadi Pilihan Investasi…
STAR AM Raih Penghargaan Bergengsi di Best Mutual Fund Award 2025
Sambut Bulan Ramadhan, Fasset Gandeng Mitra Kitabisa, LAZ Salam Setara,…
NETZME Kembang Kolaborasi Ekosistem Pembayaran Melalui QRIS TAP
Industri Hari Ini

Jumat, 21 Maret 2025 - 00:10 WIB
554 WNI Terduga Korban TPPO Online Scam dari Myanmar Berhasil Dipulangkan ke Indonesia
Setelah upaya yang tidak mudah untuk melewati wilayah konflik dan menyeberangi batas Myanmar - Thailand, Tim Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri, dibantu oleh KBRI Yangon dan KBRI Bangkok…

Kamis, 20 Maret 2025 - 22:48 WIB
Paket Wisata Indonesia Menarik Minat Ratusan Pengunjung Pameran Holiday World & Region World Fair di Ceko
KBRI Praha kembali berpartisipasi pada The 33rd Holiday World and Region World (Holiday World) dalam rangka mempromosikan pariwisata dan budaya Indonesia di PVA Expo Praha (14-16/3). Holiday…

Kamis, 20 Maret 2025 - 22:00 WIB
Selatox Perkenalkan Fasilitas Manufaktur Toksin Halal Pertama dan Tercanggih di Indonesia
PT Selatox Bio Pharma (Selatox) resmi menyelesaikan pembangunan fasilitas manufaktur toksin pertama dan paling canggih di Indonesia.

Kamis, 20 Maret 2025 - 21:48 WIB
Semakin Memberikan Kemudahan bagi Nasabah dan terus Mendukung Transaksi Non Tunai, Bank DKI Raih Penghargaan Digital Brand
Jakarta –Bank DKI akan terus beradaptasi dalam menghadapi berbagai tantangan bisnis di masa mendatang. Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi, menyatakan bahwa, Bank DKI selalu berkomitmen…

Kamis, 20 Maret 2025 - 21:22 WIB
Bank Jatim Sukses Catatkan Laba Bersih Terbesar di Antara BPD
Jakarta-PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) sukses mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun lalu. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Pemaparan Publik Kinerja Laporan…
Komentar Berita