Buka Jalan Untuk Masa Depan Berkelanjutan di ASEAN

Oleh : Sean Lee, Managing Director, Kyndryl Indonesia | Rabu, 11 Januari 2023 - 09:47 WIB

Sean Lee, Managing Director, Kyndryl Indonesia
Sean Lee, Managing Director, Kyndryl Indonesia

INDUSTRY.co.id - ASEAN diperkirakan akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030. Didorong oleh tren demografis yang menguntungkan, tingkat pendapatan dan adopsi teknologi yang meningkat, serta pasar konsumen yang berkembang pesat, prospek kawasan ini tampak menjanjikan. 

Dengan adanya proyeksi pertumbuhan ini, muncul tanggung jawab besar bagi pelaku bisnis di kawasan ini untuk menyeimbangkan antara keharusan jangka panjang untuk masa depan yang nol emisi karbon dengan kebutuhan jangka pendek untuk bisa menjaga profitabilitas perusahaan. 

Didorong oleh permintaan dari pelanggan, investor dan mandat keberlanjutan pemerintah, banyak organisasi berusaha untuk mengembangkan dan menunjukkan kesadaran Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) dalam tindakan dan investasi mereka.

Saat ini, Indonesia dan seluruh negara di ASEAN menjadi anggota Sustainable Stock Exchange Initiative, dan mereka semua telah menerbitkan obligasi hijau baik di tingkat pemerintah maupun korporasi. Namun, apakah organisasi di Indonesia dan ASEAN telah menetapkan dan mencapai tujuan keberlanjutannya?

Banyak organisasi seringkali kekurangan strategi keberlanjutan holistik

Untuk lebih memahami prioritas bisnis dan tren teknologi di perusahaan-perusahaan ASEAN, termasuk tujuan keberlanjutan mereka, kami berkolaborasi dengan firma riset dan penasihat teknologi Ecosystm untuk menerbitkan “Kyndryl ASEAN Digital Transformation Study 2022”.

Lebih dari 500 pemimpin C-Level di ASEAN berpartisipasi dalam penelitian ini, dan temuan mengungkapkan bahwa 77% organisasi berfokus untuk melakukan pendekatan berkelanjutan.

Di Indonesia, angkanya mencapai 73%, menunjukkan bahwa organisasi Indonesia tidak begitu terlalu berfokus pada keberlanjutan seperti rekan mereka di ASEAN.

Namun, peraturan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) tentang keuangan berkelanjutan -- Pajak karbon berdasarkan Undang-Undang tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP); rencana ibu kota baru di Kalimantan Timur yang mengikuti cetak biru Kota Cerdas; dan niat untuk menangani keberlanjutan minyak sawit -- menunjukkan bahwa Pemerintah semakin serius tentang LST.

Terlepas dari fokus yang lebih besar pada keberlanjutan, banyak dari tujuan keberlanjutan seringkali tidak jelas sehingga menyulitkan organisasi untuk mengetahui dari mana harus memulai dan bagaimana mengeksekusinya. Di ASEAN, hanya 23% organisasi yang memiliki strategi keberlanjutan perusahaan.

Bahkan sebuah organisasi dengan strategi keberlanjutan perusahaan, mungkin gagal memperhitungkan semua aspek kunci yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka. Ini

karena sebagian besar organisasi berfokus pada alokasi anggaran untuk inisiatif keberlanjutan dan belum melampaui itu untuk mengidentifikasi keterampilan dan data yang tepat yang diperlukan untuk mendukung inisiatif tersebut.

Faktanya, hanya 4% organisasi yang memiliki strategi holistik. Sebagian besar berfokus pada tantangan eksternal dan last-mile seperti menegosiasikan kerangka kerja pelaporan yang ambigu.

Data adalah tantangan utama untuk inisiatif keberlanjutan

Studi ini juga menemukan bahwa ketersediaan data merupakan salah satu dari tiga hambatan utama proyek keberlanjutan di Indonesia. Di dunia yang digerakkan oleh data saat ini, sangat mungkin organisasi memiliki akses ke data yang dibutuhkan untuk upaya keberlanjutan mereka.

Namun seringkali tidak terintegrasi dalam keseluruhan strategi data mereka untuk membantu mengidentifikasi kumpulan data yang tepat, mengumpulkan data yang diperlukan di semua operasi, dan memiliki analitik tersemat yang dapat memberikan insight yang tepat.

Diperlukan waktu hingga dua tahun untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan data yang diperlukan untuk menetapkan target berbasis sains.

Perlu ada penegasan terkait tantangan utamanya, yaitu inisiatif keberlanjutan organisasi masih dalam tahap awal. Mempraktikkan keberlanjutan secara efektif membutuhkan keyakinan yang diperkuat oleh fondasi teknologi dan data yang kuat, serta terbuka terhadap inovasi.

Keberlanjutan mulai terlihat menjadi hal umum, terlepas darimana industrinya

Sementara inisiatif keberlanjutan belum matang, beberapa industri sudah memimpin dalam hal ini. Industri Media dan Telekomunikasi serta Energi dan Utilitas misalnya, adalah salah satu industri termatang yang telah diberi insentif terkait biaya untuk mengadopsi praktik berkelanjutan demi kelangsungan hidup yang lebih baik di masa depan. Industri teknologi – seperti Penyedia Layanan Terkelola dan Hyperscaler – juga memberdayakan pelanggan untuk bertransisi ke komputasi awan yang dapat menghasilkan sekitar 22% hingga 93% peningkatan efisiensi energi1.

Industri lain yang telah memulai langkah-langkah kecil yang ramah lingkungan telah menemukan beberapa keberhasilan. Salah satunya adalah industri Ritel yang berfokus pada pengurangan penggunaan plastik dalam pengemasan dan pengadaan secara lokal untuk mengurangi jejak karbonnya. Industri perhotelan juga telah memperkenalkan pencahayaan dan tindakan hemat energi seperti mendaur ulang linen untuk mengurangi penggunaan air.

Terlepas dari industrinya, gerakan keberlanjutan mengalami pergeseran dari pendorong utamanya – seperti mengakhiri kemiskinan, mempromosikan keragaman dan inklusi, hingga mendukung ekonomi sirkular – menjadi lebih terintegrasi ke dalam lingkungan perusahaan pada umumnya Inisiatif keberlanjutan bahkan sering dianggap cukup memakan biaya bagi organisasi. Namun, kini semakin banyak bukti bahwa memanfaatkan skala dan metode yang tepat dapat mengubah agenda LST dan keberlanjutan menjadi sumber utama penciptaan nilai dan diferensiasi bagi organisasi.

Kunci untuk mendorong kesuksesan keberlanjutan

Perpindahan menuju penciptaan nilai ini merupakan perubahan paradigma yang penting karena berfokus pada peluang bisnis potensial yang ditimbulkan oleh agenda keberlanjutan.

Mengintegrasikan keberlanjutan dan transformasi digital mendorong kinerja bisnis yang lebih kuat, dan jika organisasi ingin lebih meningkatkan dampak keberlanjutannya, mereka harus bekerja sama dengan mitra yang sejalan dengan tujuan mereka dan meminta pertanggungjawaban mereka.

Untuk memulai, organisasi harus berpikir secara strategis untuk mengadopsi pendekatan yang mengutamakan data dan mengatasi tantangan ketersediaan data. Membuka kekuatan data adalah kunci untuk mendorong pendekatan holistik terhadap tujuan keberlanjutan.

Untuk benar-benar membuat perbedaan, keberlanjutan harus menjadi komponen inti dari prinsip pengorganisasian perusahaan mana pun, termasuk juga mandat dari pemimpin C-Level, dan perlu menjadi bagian utama dari DNA-nya. Terakhir, hal itu juga membutuhkan kepemimpinan yang mumpuni dari setiap bisnis yang berbeda ukuran dan industrinya.

Biografi Sean Lee sebagai Managing Director, Kyndryl Indonesia

Sean Lee ditunjuk pada September 2021 sebagai Managing Director Kyndryl Indonesia, perusahaan teknologi yang didirikan setelah adanya pemisahan dari bisnis Layanan Infrastruktur Terkelola IBM.

Sebelum penunjukan, Sean adalah Chief Digital Officer di IBM untuk wilayah ASEAN yang bertugas mengawasi strategi digital untuk perusahaan dan berbagai portofolio mereknya, serta membangun kehadiran daring yang substansial untuk wilayah tersebut. 

Sebelumnya, beliau adalah General Manager Integrated Technology Services di IBM Global Technology Services untuk wilayah ASEAN.

Sebagai seorang veteran di industri layanan teknologi, Sean telah memegang berbagai peran relevan di wilayah Asia Pasifik selama 27 tahun karirnya di IBM yang memberinya perspektif menyeluruh tentang cara kerja pasar layanan yang rumit.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Terima Audiensi Ketua Komnas HAM

Jumat, 19 April 2024 - 06:04 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Terima Audiensi Ketua Komnas HAM

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menerima Audiensi Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro yang didampingi Komisioner/Koordinator Bidang Penegakan HAM Uli Parulian Sihombing, Komisioner…

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Pimpin Penyerahan Jabatan Pangkogabwilhan II dan Sertijab 3 Jabatan Strategis

Jumat, 19 April 2024 - 05:57 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Pimpin Penyerahan Jabatan Pangkogabwilhan II dan Sertijab 3 Jabatan Strategis

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memimpin upacara Penyerahan Jabatan Pangkogabwilhan II kepada Marsda TNI M. Khairil Lubis, Sertijab Dansesko TNI dari Marsdya TNI Samsul Rizal kepada…

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono

Jumat, 19 April 2024 - 05:45 WIB

Tinjau Ruas Tol Palembang - Betung, Menteri Basuki: Tuntas Awal 2025

Dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis (18/04/2024), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan peninjauan progres pembangunan…

Perkuat Ketahanan Pangan, ID Food bersama Kostrad Lakukan Panen dan Penanaman Budidaya Padi Tahap II di Lahan Strategis

Kamis, 18 April 2024 - 22:02 WIB

Perkuat Ketahanan Pangan, ID Food bersama Kostrad Lakukan Panen dan Penanaman Budidaya Padi Tahap II di Lahan Strategis

Subang – Dalam rangka mendukung peningkatan produksi beras nasional, Holding BUMN Pangan ID Food melakukan kolaborasi bersama Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) melalui pengembangan…

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Kamis, 18 April 2024 - 21:30 WIB

Top! Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Jakarta-Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)…