Apa Selanjutnya untuk Enterprise Masa Depan: Membangun Resiliensi di Tahun 2023 dan Berikutnya

Oleh : Marjet Andriesse | Rabu, 04 Januari 2023 - 08:07 WIB

Marjet Andriesse, Senior Vice President dan General Manager, Red Hat APAC
Marjet Andriesse, Senior Vice President dan General Manager, Red Hat APAC

INDUSTRY.co.id - Saat kita keluar dari pandemi, masalah seperti inflasi, ketegangan geopolitik, dan rantai pasokan yang mengalami disrupsi akan menghalangi pemulihan ekonomi. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2022 mengalami pertumbuhan 5.72% year on year. Walau begitu, perekonomian tahun depan diprediksi akan cukup menantang, khususnya timbulnya kendala dari sisi supply karena dampak pandemi, perang, dan situasi geopolitik, sementara demand meningkat, sehingga menyebabkan kompleksitas.

Enterprise saat ini sedang berusaha meraih keseimbangan. Mereka harus membuat rencana dan melakukan pengeluaran dengan bijaksana dalam jangka pendek untuk memastikan profitabilitas, sekaligus mengambil pertaruhan besar yang akan terbayar dalam jangka panjang saat kita keluar dari bear market. Dampaknya, organisasi tidak hanya perlu membuat perencanaan untuk 2023, tapi sampai 2030!

Satu pertanyaan penting yang harus ditanyakan bisnis kepada diri mereka sendiri: Apa selanjutnya?

Apa kebutuhan pelanggan selanjutnya? Apa inovasi produk selanjutnya? Apa selanjutnya untuk bisnis secara keseluruhan?

Mengeksplorasi hal yang tidak diketahui seperti itu adalah tugas berat, namun perusahaan yang bisa melaluinya secara efektif akan siap keluar dari pandemi dengan lebih kuat dan lebih resilien.

Teknologi – penyeimbang yang besar

Dalam jangka pendek, teknologi telah memainkan peran sebagai enabler yang menjaga bisnis beroperasi selama masa krisis dengan menerapkan sistem kerja jarak jauh, bisnis yang agile, dan digital engagement secara eksternal. Dalam jangka panjang, organisasi harus memanfaatkan teknologi untuk mendukung setiap proses, inisiatif atau rantai nilai, dalam perjalanan mereka menjadi Enterprise Masa Depan.

 Enterprise yang cerdas saat ini akan memprioritaskan kembali investasi untuk customer engagement yang mengutamakan digital, otomatisasi dan augmentasi proses, data dan analitik, serta DevOps yang mendorong inovasi yang agile dalam bisnis dan model operasional baru.

 Ketika kita bergerak maju, digital akan menjadi penyeimbang yang akan mempercepat jalan organisasi menuju pemulihan dan memimpin Enterprise Masa Depan yang menjadi platform-enabled, berpusat pada ekosistem, dan digerakkan oleh inovasi.

 

Membangun bisnis yang resilien

Kecepatan perubahan di Asia Pasifik terlihat menakutkan sekaligus menggembirakan. Dalam beberapa tahun terakhir, disrupsi digital telah membuat hampir semua industri untuk duduk dan mengevaluasi kembali strategi mereka.

Organisasi yang sudah memasuki perjalanan transformasi digital mereka berhasil mengatasi tantangan yang berkembang melalui efisiensi yang lebih besar dan produktivitas yang lebih baik. Selain itu, organisasi dengan fondasi digital yang handal juga bisa meminimalisir disrupsi yang dipicu oleh pandemi.

Open source sangat penting untuk membangun fondasi digital yang akan membantu organisasi meminimalkan disrupsi tersebut dengan resiliensi yang lebih baik dan pengalaman pelanggan di masa yang akan datang.

Sebagai contoh, PT Bank Central Asia TBK (BCA) di Indonesia. Sebagai bank swasta terbesar, BCA menyediakan layanan keuangan di lebih dari 1.000 kantor cabang di seluruh Indonesia. Untuk bersaing dengan lebih baik di market layanan keuangan yang berubah dengan cepat, BCA perlu meningkatkan agilitas dan inovasi. BCA menggunakan teknologi container dan platform dari Red Hat yang memungkinkan unit bisnis di bank itu mendesain, mengembangkan, dan menerapkan aplikasi dengan lebih efisien, dan menyediakan layanan bernilai tinggi kepada para nasabahnya.

Infrastruktur digital yang resilien sebagai fondasi inovasi

Enterprise Masa Depan membutuhkan infrastruktur digital modern yang fleksibel, agile, dan skalabel tanpa batas, untuk menyediakan produk digital, layanan, dan pengalaman yang mendalam.

 Menurut IDC ICT Predictions , semakin banyak enterprise di Asia bergerak menjadi perusahaan yang memprioritaskan digital. Hingga tahun 2023, satu dari tiga perusahaan akan menghasilkan lebih dari 30% pendapatan mereka dari produk dan layanan digital, dibandingkan dengan 1 dari 5 pada tahun 2020. 

 Untuk mencapai ini, sangat penting bahwa Manusia, Proses, dan Teknologi harus selaras. Open source bisa membuka jalan sebagai pendorong inovasi karena ia menyatukan manusia dengan berbagai pengalaman untuk bekerja bersama menjawab tantangan yang umum dihadapi dan memercikkan ide-ide baru.

Sebagai contoh, BPJS Kesehatan yang memenangi Red Hat APAC Innovation Award 2022. BPJS Kesehatan mengadopsi pendekatan cloud native menggunakan Red Hat® OpenShift® Container Platform dan Red Hat® Enterprise Linux® untuk mengakselerasi time-to-market dengan fitur-fitur baru yang diluncurkan pada aplikasi mobile perusahaan itu. Dengan menerapkan layanan antrean online (e-queue) pada mobile app dan kiosk di rumah sakit, pasien pun semakin lebih nyaman karena tidak perlu menunggu lama untuk bertemu dokter. Solusi Red Hat juga memungkinkan BPJS Kesehatan mempercepat peluncuran fitur-fitur baru di mobile app ke market, mengurangi waktu pengembangan dan penerapan.

Saat dunia kini berpegang kuat pada ekonomi yang digital-first, prospek ekonomi dan bisnis dalam beberapa tahun ke depan tetap sangat cair, karena tumbuhnya berbagai tantangan global dan ekonomi makro. Kesuksesan perusahaan dalam 12-36 bulan mendatang akan ditentukan oleh cara mereka bernavigasi di tengah terpaan angin kencang ini.

Oleh: Marjet Andriesse, Senior Vice President dan General Manager, Red Hat APAC

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ditjen PKH Kementan kordinasi cegah virus dampak kematian Kerbau

Sabtu, 20 April 2024 - 15:46 WIB

Kementan Sigap Tangani Kasus Kematian Ternak Kerbau Pampangan di Sumsel

Beberapa waktu lalu telah terjadi kasus kematian ternak kerbau pampangan di sejumlah wilayah Sumatera Selatan. Kasus ini tercatat mulai tanggal 15 Maret hingga 6 April 2024, terutama di Desa…

BNI apresiasi Thomas dan Uber Cup

Sabtu, 20 April 2024 - 13:52 WIB

Indonesia Juara di All England dan BAC, BNI Apresiasi dan Dukung Tim Thomas & Uber Cup

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi gemilang para atlet bulu tangkis Indonesia dalam dua turnamen bergengsi, All England 2024…

Menparekraf Sandiaga Uno

Sabtu, 20 April 2024 - 11:45 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Beberkan Transformasi Pariwisata Pascapandemi dalam Forum PBB di New York

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri undangan PBB untuk berbicara pada high level meeting "UN General Assembly Sustainability Week" di New…

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Sabtu, 20 April 2024 - 10:59 WIB

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Menyambut Hari Kartini 2024, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) secara resmi meluncurkan Daycare dan Sekolah Harmony Montessori di lingkungan perusahaan. Fasilitas ini diresmikan oleh…

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

Sabtu, 20 April 2024 - 10:06 WIB

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

OYO implementasikan kesuksesan bisnis akomodasi pemerintahan di India dengan sediakan layanan integrasi akomodasi, transportasi dan katering untuk berikan layanan komprehensif bagi acara yang…