Terjadi Over Supply And Demand Listrik, Bagaimana Solusinya?

Oleh : DR. Basuki Ranto, Anggota Dewan Pakar ICMI Dan Pemerhati Ekonomi Dan Bisnis | Senin, 03 Oktober 2022 - 18:22 WIB

DR. Basuki Ranto
DR. Basuki Ranto

INDUSTRY.co.id, Jakarta-PT PLN dihadapkan kepaada sebuah masalah yang terkait dengan distribusi listrik yang ketersediiannya  melebihi permintaan, sehingga terjadi ketimpangan untuk mendiatribusikan.

Saat ini terjadi kelebihan ketersediaan diatas permintaan (_over supply and demand_) listrik yang cukup menjadi pemikiran dan beban PLN untuk mendistribusikan sampai habis.

Konon over supply listrik PLN mencapai tujuh (7) gigawatt tahun ini. Bahkan dikalangan DPR RI sampai kebingungan untuk mencari solusinya. Sehingga karena bingungnya kemudian timbul wacana untul mengganti elpiji menjadi kompor listrik dan menghilangkan listrik rumah tangga 450 VA menjadi 900 VA. Namun akhirnya wacana ini ditepis langsung oleh Presiden Jokowidodo sehingga tidak menjadi polemik yang berkepanjangan.

Kondisi ketersediaan listrik merupakan situasi yang dramatis bila dibanding situasi sebelumnya. Mengapa demikian? Karena sebelumnya terjadi kekurangan pasokan listrik sehingga sering terjadi listrik padam yang cukup mengganggu aktifitas baik individu (rumah tangga); industri dan jasa perdagangan sehingga  ditempuh strategi oglangan (bergiliran) dan bahkan munculmiatilah liatrik  byar-pet ( mati-hidup), yang sering kita jumpai , sehingga banyak terjadi keluhan .

Penyebab terjadinya kelebihan pasok listrik yang sangat besar di Jawa , dikarenakan ada 4 (empat)  buah pembangkit raksasa milik swasta, selesai dibangun yang kapasitasnya 1.000 MW/unit diantaranya Banten. Cilacap dan di Batang ada dua, milik Adaro.

Empat raksasa tersebut menyetarakan Indonesia dengan negara maju karena mampu menyiapkan pembangkit raksasa sebagaimana dimiliki oleh negara maju dan sekaligus lambang kehebatan Indonesia dengan mampu memiliki  unit terbesar PLTU yang mampu dibangun manusia. Tidak ada yang lebih besar dari itu.

Dengan Unit terbesar tersebut PLN harus membeli semua listrik yang dihasilkan . Akan tetapi  PLN kesulitan menjual sampai habis. Permintaan listrik di Jawa turun. Sejak jauh sebelum Covid –diperparah oleh pandemi. Kenaikan permintaan listrik di Jawa tidak sebesar yang diharapkan karena kondisi tersebut apa lagi banyak kegiatan ekonomi yang mengalami stagnasi.

Sehingga over supply listrik PLN mencapai 7 gigawatt tahun ini, sehingga diperlukan solusi tepat agar tidak membebani.

Untuk menyikapi hal tersebut hal-hal yang perlu dirumuskan adalah adalah keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan ( _equilibrium supply and demand_). Menyeimbangkan pasokan dan permintaan seharusnya sudah terpikirkan dimulai pada tahap perencanaan pembangunan pembangkit tenaga listrik (PL). Agregasi supply listrik baik dari PL berbasis energi fosil maupun dari yang berbasis energi terbarukan, harus dihitung cermat sesuai prediksi demand yang juga harus dihitung dengan cermat. Meleset di perhitungan supply dan demand tentu akan berbuntut kerunyaman seperti yang terjadi sekarang entah itu signifikan atau tidak Penting pula menjadi perhatian, pada tahap perencanaan juga harus sudah dirumuskan mitigasi atau solusinya, jika perhitungan-perhitungan itu ternyata kemudian meleset. Bukan berpikir  bagaimana nanti dan dicari solusi secara instan.

Menarik tulisan Pak Dahlan Iskan yang tidak lain orang yang pernah piawi dalam mengelola PLNdari WA yang dikirim teman diantaranya menyebutkan kenapa listrik disediakan terlalu banyak dan kenapa permintaan listrik turun?

Dikatakan oleh beliau, sebenarnya tidak turun. Tapi tidak naik. Sebenarnya naik tapi tidak sebanyak yang diperkirakan.

Ambisi negara ini untuk maju  memang sangat besar. Itu terlihat dalam kampanye Pilpres. Angka pertumbuhan ekonominya diinginkan sampai enam persen. Bahkan ada capres yang menjanjikan sampai tujuh persen.

Ambisi itu tidak mungkin dicapai kalau listriknya tidak disediakan. Harus dalam jumlah yang cukup. Pertumbuhan penyediaan listrik harus dua persen di atas pertumbuhan ekonomi yang diinginkan , itu antara lain yang dikatakan terkait kepada dua hal yaitu pertumbuhan ekonomi dan penyelarasan naiknya ketersediaan listrik.

Konklusi

Dari beberapa uaraian tersebut maka dapat dikonklusikan dan dapat digunakan sebagai alternatif solusi terkait kepada over supply listrik adalah sebagai berikut:

_Pertama_ : Pada prinsipnya over supply listrik perlu dirumuskan pola  strategi keseimbangan antara penawaran dan permintaan (_equilibrium supply and demand) tanpa membebani masyarakat.

_Kedua_ : mengalihkan elpiji ke bentuk kompor listrik bukan cara yang bijak, kecuali pengalihan tersebut, kecuali digunakan untuk mengurangi impor energi.

_Ketiga_ : Strategi  menurunkan penggunaan kapasitas produksi Pembangkit Listrik (PL) tertentu ke tingkat yang sesuai, sehingga agregasi supply seimbang dengan agregat demand yang  riil. Tetapi pendekatan ini mungkin tidak menguntungkan (_favorable_) bisa saja yang  terjadi adalah ketidak hematan dan inefisiensi produksi listrik pada PL yang  beroperasi di bawah minimal dari kapasitasnya.

_Keempat_ : Cara  lain yaitu dengan menggunakan strategi pricing dengan untuk menaikkan demand, melalui penurunan  tarif listrik. Dengan strategi ini setidaknya secara teori akan menaikkan demand. Terlebih lagi penurunan tarif ini juga dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat, misalnya dg menurunkan tarif hanya untuk segmen pelanggan masyarakat menengah ke bawah dan segmen pelanggan manufaktur yg memproduksi bahan kebutuhan pokok termasuk obat-obatan, sehingga tidak  secara prorata.

_Kelima_ : Strategi menghapus listrik 450VA menjadi 900VA bagi masyarakat bawah dan UMKM bisa dimungkin dengan syarat tidak meningkatkan beban kecuali aebagai subsidi.

_Keenam_ : Memperbanyak kendaraan baik sepeda motor maupun mobil dan alat trasportasi lainnya yang menggunakan bahan bakar listrik, namun tidak mematikan industri yang ada sekarang kecuali tetap bersaing dengan menjunjujung tina

Semoga masa mendatang tidak timbul masalah over listrik dengan tidak akan menghebohkan masyarakat dan ada solusi yang tepat.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ditjen PKH Kementan kordinasi cegah virus dampak kematian Kerbau

Sabtu, 20 April 2024 - 15:46 WIB

Kementan Sigap Tangani Kasus Kematian Ternak Kerbau Pampangan di Sumsel

Beberapa waktu lalu telah terjadi kasus kematian ternak kerbau pampangan di sejumlah wilayah Sumatera Selatan. Kasus ini tercatat mulai tanggal 15 Maret hingga 6 April 2024, terutama di Desa…

BNI apresiasi Thomas dan Uber Cup

Sabtu, 20 April 2024 - 13:52 WIB

Indonesia Juara di All England dan BAC, BNI Apresiasi dan Dukung Tim Thomas & Uber Cup

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi gemilang para atlet bulu tangkis Indonesia dalam dua turnamen bergengsi, All England 2024…

Menparekraf Sandiaga Uno

Sabtu, 20 April 2024 - 11:45 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Beberkan Transformasi Pariwisata Pascapandemi dalam Forum PBB di New York

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri undangan PBB untuk berbicara pada high level meeting "UN General Assembly Sustainability Week" di New…

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Sabtu, 20 April 2024 - 10:59 WIB

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Menyambut Hari Kartini 2024, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) secara resmi meluncurkan Daycare dan Sekolah Harmony Montessori di lingkungan perusahaan. Fasilitas ini diresmikan oleh…

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

Sabtu, 20 April 2024 - 10:06 WIB

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

OYO implementasikan kesuksesan bisnis akomodasi pemerintahan di India dengan sediakan layanan integrasi akomodasi, transportasi dan katering untuk berikan layanan komprehensif bagi acara yang…