Besok, Panglima Junta Militer Myanmar Bakal Hadiri KTT ASEAN di Jakarta, Fadli Zon: Jangan Sampai Kita di Cemooh Dunia

Oleh : Candra Mata | Jumat, 23 April 2021 - 21:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Sekretariat Organisasi Kawasan Asia Tenggara (ASEAN) mengumumkan ASEAN Leaders 'Meeting atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) akan digelar di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Indonesia pada Sabtu (24/42021) besok.

Komunitas globalpun dikabarkan menyoroti KTT ASEAN tersebut. Pasalnya, isu kudeta Myanmar akan menjadi topik pembahasan KTT.

Di luar itu, informasi rencana partisipasi panglima junta militer Jenderal Min Aung Hlaing di KTT ikut memantik reaksi keras banyak pihak terutama para pegiat demokrasi dan HAM.

“Saya tak lama setelah kudeta terjadi sudah meminta ASEAN agar segera mengambil langkah konkret atas kudeta di Myanmar. Myanmar adalah anggota ASEAN. Jangan sampai ASEAN dinilai tak relevan lagi oleh dunia. Namun meski terlambat,  KTT krusial dan layak diapresiasi untuk masa depan Myanmar yang lebih baik,” ujar Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi INDUSTRY.co.id pada Jumat (23/4/2021),.

Lebih jauh Fadli mengingatkan agar outcome document KTT ASEAN berdampak nyata bagi situasi di Myanmar.

“KTT jangan sekadar formalitas dan seremonial. KTT harus berkontribusi  menciptakan suasana kondusif di Myanmar antara lain penghentian kekerasan terhadap pihak anti-kudeta, pembebasan ribuan tahanan yang tanpa proses hukum, pemulihan demokrasi, dan nasib 1 juta pengingsi Rohingya yang diusir dari Myanmar. Selain itu perlu pembenahan internal ASEAN agar lebih mengedepankan demokrasi dan HAM. KTT ini bisa menjadi tonggak awal reformasi ASEAN,” tegas Fadli.

Pada sisi lain politisi Partai Gerindra itu meminta ASEAN menghitung secara cermat dampak rencana partisipasi panglima junta militer Jenderal Min Aung Hlaing di KTT.

“Saya sangat memahami penolakan banyak pihak termasuk LSM pegiat demokrasi dan HAM di Indonesia terhadap lawatan otak kudeta ke Jakarta. Jika itu terlaksana, saya khawatir ASEAN akan dinilai sepenuhnya merestui kudeta. Itu juga akan mencederai Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi," katanya.

"Jangan sampai ASEAN dan kita dicemooh dunia," tandas Fadli mengingatkan.

Ia pun menambahkan, jika kedatangan dalang kudeta itu tak bisa dihindarkan, maka ASEAN diminta memanfaatkan momentum tersebut secara positif.

“Jika pemimpin kudeta berpartisipasi, KTT ASEAN harus mendesak dia secara langsung untuk segera menghentikan kekerasan, membebaskan ribuan tahanan, memulihkan demokrasi, dan berdialog,” pungkas Anggota Komisi I DPR RI itu.