Simak! Ini Jurus Pemerintah Capai Target Investasi Migas, Mulai dari Pengembangan 128 Cekungan Hingga Bangun Kilang Minyak Baru

Oleh : Candra Mata | Selasa, 19 Januari 2021 - 09:37 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Ditengah masa sulit akibat pandemi covid-19, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyatakan optimistis pemerintah dapat meningkatkan target pertumbuhan investasi baik disisi hulu maupun hilir minyak dan gas bumi (migas).

Menurutnya, untuk peningkatan target di hulu migas, langkah awal yang ditempuh pemerintah adalah menerapkan fleksibilitas bentuk kontrak Production Sharing Contract (PSC) Gross Split atau PSC Cost Recovery. 

Hal ini menurut Tutuka sudah ditetapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2020.

Tak hanya itu, pemerintah  juga tengah gencar mempromosikan potensi 128 cekungan di Indonesia.

"Dimana 68 cekungan belum dikembangkan, membuka akses data (open data) hulu migas untuk investor dengan sistem keanggotaan hingga memberikan skema usulan insentif untuk pengembangan daerah remote dan laut dalam," kata Tutuka dalam keterangan tertulis seperti dikutip redaksi Industry.co.id pada Selasa (19/1/2021).

Sementara itu dalam mengejar target investasi hilir, pemerintah tengah menjalin kerja sama dengan badan usaha untuk membangun kilang minyak baru (Gross Root Refinery atau GRR) dan pengembangan kapasitas kilang (Refinery Development Master Plan atau RDMP).

"Pemerintah juga berkomitmen dalam menyederhanakan perizinan hilir, menciptakan harga gas bumi yang affordables, mendorong promosi pembangunan infrastruktur migas yang terintegrasi, serta mendukung keputusan menteri terkait perubahan bahan bakar diesel ke bahan bakar gas yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Nomor 13 tahun 2020," papar Tutuka.

Kemudian, lanjutnya, pemerintah juga akan mematok investasi dari subsektor migas sebesar USD17,59 miliar atau meningkat 45% dari tahun 2020. 

"Apalagi ini masih menjadi subsektor andalan dalam mendorong perekonomian nasional," kata Tutuka.

"Subsektor migas masih menjadi unggulan untuk terlaksananya pembangunan kewilayahan dan terbukti di tahun 2020 mendatangkan investasi sebesar USD12,09 miliar dari target sebesar USD13,36 miliar," pungkasnya.