Bakal Gelar JFSS Kelima, Kadin Jalin Kemitraan dengan Petani, Peternak, Nelayan & Industri Pengolahan

Oleh : Ridwan | Jumat, 13 November 2020 - 20:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia akan segera menggelar Jakarta Food Security Summit (JFSS) kelima pada 18-19 November mendatang.

Berbeda dengan pelaksanaan empat JFSS sebelumnya, JFSS-5 pada tahun ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19 sehingga akan digelar secara virtual.

Ketua Pelaksana JFSS-5 Juan Permata Adoe menjelaskan JFSS merupakan wadah lintas sektoral swasta, pemerintah, organisasi masyarakat sipil, badan internasional, akademisi dan para petani untuk menampung dan menyusun langkah terbaik guna meningkatkan produktivitas pangan nasional 
dan kesejahteraan petani melalui praktik pertanian yang baik dan ramah lingkungan.

Untuk JFSS-5 ini, KADIN mengangkat tema “Pemulihan Ekonomi Nasional untuk Mendukung Ketahanan Pangan & Gizi, Serta Meningkatkan Kesejahteraan Petani, Peternak, Nelayan& Industri Pengolahan.” 

Pertimbangannya, selain berdampak bagi kesehatan manusia, pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian dunia dan memicu resesi ekonomi global, tak terkecuali 
Indonesia. 

"Dampak paling nyata dari resesi ekonomi adalah meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan," kata Juan dalam jumpa pers JFSS-5 dengan media massa nasional di Jakarta, Jumat (13/11/2020).

Juan, yang juga menjabat Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, mengatakan, sebagai bagian dari upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional, sektor pangan bisa menjadi salah satu tumpuan. 

Sektor ini tidak terdampak besar karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang selalu dibutuhkan meskipun perekonomian sedang krisis. Bahkan, dalam situasi sekarang, sektor pangan semakin strategis karena bila pangan tidak tercukupi dikhawatirkan berpotensi mengganggu stabilitas. Terlebih, Badan Pangan Dunia (FAO) sudah memperingatkan kemungkinan terjadinya krisis pangan dunia akibat Covid-19. 

Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan Franky Oesman Widjaja menambahkan pertumbuhan sektor pertanian, termasuk pangan tetap tinggi pada saat sektor lain justru sedang menurun, sehingga perlu terus dikembangkan. 

Kebijakan dan kemitraan yang berpihak kepada sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan yang mendukung ketahanan pangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan, perlu terus didorong. 

Hal tersebut selaras dengan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ketahanan Pangan 2019 bahwa pangan dan pertanian bagian tidak bisa dipisahkan dalam sistem agribisnis dari hulu ke hilir. 

"Artinya keberadaan dan kebersamaan petani dengan pengusaha merupakan sebuah keniscayaan," kata Franky. 

Ketua Umum KADIN Rosan Roeslani berharap sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan bisa tumbuh secara berkelanjutan. Kesinambungan pertumbuhan sangat penting karena sektor yang sangat erat dengan komoditas pangan tersebut banyak menyerap tenaga kerja, yakni sekitar 29 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. 

Rosan optimistis sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan akan terus bertumbuh seiring dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja. 

"Seharusnya setelah Undang-Undang Cipta Kerja berlaku, investasi di sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan akan berkembang dari hulu ke hilir," ujarnya seraya menambahkan bahwa sektor tersebut bisa 
menjadi ujung tombak dan lokomotif perekonomian nasional.

KADIN melalui JFSS-5 akan membahas sejumlah langkah, strategi dan solusi agar sektor pertanian, peternakan dan perikanan bisa menjadi tumpuan perekonomian nasional. 

Selama dua hari, ada empat tema besar yang akan dibahas dalam JFSS-5, yaitu:
(1) Momentum untuk Mendukung Petani, Peternak, dan Nelayan;
(2) Memaksimalkan Potensi Pasar Domestik;
(3) Strategi Ekspor Indonesia di masa Pandemi dan pasca Pandemi, dan
(4) Menyusun Strategi Baru Pasca Pandemi

Acara ini akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan sekaligus membuka secara resmi JFSS-5. Empat belas Menteri Kabinet Indonesia Maju juga akan menjadi pembicara dalam acara ini. 

"Para Menteri tersebut bersama sejumlah praktisi, pengusaha dari KADIN, dan akademisi akan bersinergi 
dan bersama-sama membahas pemulihan ekonomi nasional, sekaligus menyusun strategi baru ketahanan pangan nasional pasca pandemi Covid-19," tutup Juan.