Presiden Jokowi Ingatkan Penyebaran Covid-19 pada Klaster Kantor Hingga Pilkada

Oleh : Herry Barus | Selasa, 08 September 2020 - 06:30 WIB

INDUSTRY.co.id -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar berhati-hati terkait penyebaran kasus Covid-19 pada klaster kantor, keluarga maupun saat pemilihan kepala daerah (pilkada).

“Hati-hati yang namanya klaster kantor, yang kedua klaster keluarga hati-hati, yang terakhir juga klaster pilkada hati-hati ini, agar ini selalu diingatkan,” tutur Presiden saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna (SKP) mengenai Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi untuk Penguatan Reformasi Tahun 2021, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta, Senin (7/9/2020).

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa yang selalu dikejar-kejar adalah tempat-tempat umum dan publik, tetapi sering dilupakan bahwa sekarang harus hati-hati pada klaster-klaster yang tadi telah disampaikan.

”Klaster keluarga, karena kita sampai di rumah sudah merasa aman, nah justru di situlah yang kita harus hati-hati. Dalam perjalanan masuk kantor kita juga sudah merasa aman sehingga kita juga lupa di dalam kantor protokol kesehatan,” imbuh Presiden.

Khusus terkait klaster pilkada, Presiden minta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) benar-benar memberikan ketegasan.

”Polri juga berikan ketegasan mengenai ini, aturan main di pilkada, karena jelas di PKPU-nya sudah jelas sekali. Jadi ketegasan saya kira Mendagri nanti dengan Bawaslu agar ini betul-betul diberikan peringatan keras,” imbuh Presiden.

Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), Airlangga Hartarto, menyampaikan penanganan Covid-19 akan fokus di beberapa provinsi dengan target menurunkan indikator dari Merah menjadi Kuning/Hijau sebelum pelaksanaan Pilkada. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian usai Rapat Pleno, Jumat (4/9)  di kantornya Provinsi DKI Jakarta.

Dari BNPB diinformasikan, jumlah kesembuhan pasien Covid-19 masih terus bertambah. Hingga 5/9/2020 jumlahnya mencapai 2.220 kasus. Dengan total pasien sembuh sejauh ini sudah menembus angka 136.401 kasus. 

DKI Jakarta masih penyumbang terbanyak dengan 731 kasus dan totalnya mencapai 33.991 kasus. Urutan kedua terbanyak harian berada di Jawa Tengah dengan tambahan 285 kasus dan totalnya mencapai  9.834 kasus. 

Jawa Timur menjadi terbanyak ketiga dengan 279 kasus. Namun secara total, provinsi ini menempati urutan kedua dengan 27.680 kasus. 

Sementara dari sisi penambahan kasus positif baru, DKI Jakarta juga mencatat penambahan tertinggi dengan 877 kasus dan kumulatifnya menjadi 45.157 kasus. Diikuti Jawa Timur dengan 326 kasus dan kumulatifnya 35.331 kasus. 

Urutan selanjutnya ada di Jawa Tengah dengan tambahan 258 kasus sehingga kumulatifnya menjadi 15.118. Secara nasional, penambahan kasus baru sebanyak 3.128 kasus sehingga kumulatifnya menjadi 190.665 kasus. Kasus aktif atau yang dalam perawatan per hari ini tercatat sejumlah 46.324.

Pada pasien meninggal harian, ada tambahan sebanyak 108 kasus. Total pasien meninggal sebanyak 7.940 kasus. Jumlah kematian tertinggi hari ini berada di Jawa Timur dengan tambahan 27 kasus dan totalnya mencapai 2.515 kasus. 

Diikuti DKI Jakarta sebanyak 13 kasus dan totalnya 1.265 kasus. Jawa Tengah menambahkan sebanyak 10 kasus dan totalnya mencapai 1.076 kasus. 

Untuk suspek hari ini tercatat 86.778 kasus dan 30.640 spesimen yang diperiksa. Sebaran wilayah masih terjadi di 34 provinsi dan 489 kabupaten/kota.