Kurangin Ketergantungan Bahan Bakar Fosil, Lion Air Tandatangani Nota Kesepahaman Dengan Gapki

Oleh : Hariyanto | Selasa, 10 April 2018 - 19:26 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Dengan mempertimbangkan efisiensi, ramah lingkungan, Lion Air Group menandatangani nota kesepahaman dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki). Nantinya, pesawat Lion Air akan menggunakan bioavtur berbasis sawit.

"Komitmen hari ini akan mempercepat upaya mengurangi ketergantungan armada penerbangan komersial terhadap bahan bakar fosil, sekaligus meningkatkan penyerapan minyak kelapa sawit di dalam negeri, yang menjadi bahan dasar bioavtur," kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia yang juga pendiri Lion Air, Rusdi Kirana usai penandatanganan nota kesepahaman di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Penandatanganan dilakukan Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono bersama Presiden Direktur Lion Air, Edward Sirait. Dalam kerjasama ini, Lion Air dan Gapki akan melakukan riset, pengembangan serta uji coba pemanfaatan bioavtur sebagai bahan bakar alternatif pesawat komersial.

"Melalui kemitraan ini, kami berharap potensi minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar terbarukan ramah lingkungan dapat dioptimalisasi, karena penggunaannya tidak hanya mengurangi pelepasan emisi karbon, tapi akan berefek pula pada tumbuhnya industri hilir kelapa sawit, berikut meningkatkan penyerapan minyak kelapa sawit yang dihasilkan para petani di Indonesia," ujar Anggota Dewan Penasihat Gapki, Franky O Widjaja.

Menurut Rusdi, penggunaan bioavtur berbasis sawit, selain bermakna memajukan perekonomian nasional yang dalam konteks industri kelapa sawit, melibatkan jutaan petani, memiliki pula makna lain, karena pihak Lion Air mencatat, para petani sawit adalah salah satu pengguna terbesar maskapai tersebut.

"Selain itu, bagi negara yang mengenakan pembatasan ekspor bahan bakar terbarukan berbasis sawit, mestinya melihat kalau pesawat udara yang mereka buat, ternyata terbang memakai bahan bakar dari komoditas yang justru mereka boikot," ujar Rusdi.

Penandatanganan nota kesepahaman dihadiri pula oleh Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Dono Boestami, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Asmar Arsjad, Managing Director Sinar Mas, G Sulistiyanto, CEO Rajawali Corporation, Peter Sondakh, pendiri First Resources, Martias Fangiono dan CEO Triputra Agro Persada, Arif P Rachmat.

Pemerintah Indonesia merencanakan, pada 2018, campuran biofuel pada avtur mencapai 3%. Angka ini bakal terus ditingkatkan menjadi 5% pada 2025.