Kadin: Pemerintah Harus Serius Tarik Investasi Guna Menekan Impor Migas

Oleh : Ridwan | Rabu, 05 Juli 2017 - 10:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Ketua Koordinator Gas Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Ahmad Wijaya meminta pemerintah untuk benar-benar mengelola sektor hulu migas agar impor migas yang cenderung naik bisa ditekan.
 
"Impor terus terjadi sebab Pemerintah belum serius menarik investasi industri hulu berbasis minyak nan petro chemical yang secara pertumbuhan turun ke industri intermediate baru ke industri hilir,” ungkap Ahmad Wijaya di Jakarta (5/7/2017).

Ia menambahkan, Soal impor memang tidak bisa ditutup semua, namun tetap harus ada usaha keras dari pemerintah untuk benar-benar mengelola hulu migas. Jika tidak, maka sektor hilir, akan terus dibanjiri impor. Ujungnya, industri tertekan dan tidak memiliki daya saing.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor migas Mei 2017 mencapai US$1,82 miliar atau naik 10,54 persen dibanding April 2017, sedangkan jika dibanding Mei 2016 meningkat 9,10 persen.

Menurutnya, jika pemerintah mendorong menarik investasi ke sektor tersebut, maka secara palan pasti, impor migas akan bisa dikurangi secara drastis. “Jika tidak dibenahi, kondisi impor tiap tahun naik, dari konsumsi harian seperti bawang sampai gula masih tinggi impornya,” kata Ahmad.

Catatan BPS, secara total, nilai impor Indonesia Mei 2017 mencapai US$13,82 miliar atau naik 15,67 persen dibanding April 2017. Bahkan, jika dibandingkan Mei 2016 melonjak hingga 24,03 persen. Tiongkok jadi negara pemasok barang impor nonmigas terbesar dengan nilai USD 13,67 miliar, Jepang USD 5,82 miliar, dan Thailand USD 3,77 miliar.

Khusus sektor migas, Ahmad menegaskan, agar impor yang membanjiri sektor hilir bisa benar-benar dikurangi, Indonesia perlu 10 pabrik baru petrochemical seperti Chandra Asri.

"Jika 10 pabrik itu sudah ada, hasil produksinya pun tak boleh lagi diekspor namun digunakan untuk kepentingan mendukung industri dalam negeri," tutup Ahmad