Kemenperin Siap Dukung KI NIS di Konawe Utara Hilirisasi Industri Berbasis Nikel

Oleh : Ridwan | Jumat, 20 Mei 2022 - 14:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung penuh Kawasan Industri Nusantara Industri Sejati (NIS) di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, melakukan hilirisasi industri berbasis nikel.

Hal ini dinilai mampu meningkatkan nilai tambah komoditas secara signifikan, juga berkontribusi terhadap upaya substitusi impor, peningkatan serapan tenaga kerja, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian di daerah.

Apalagi Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton, atau mencapai 52 persen dari total cadangan nikel dunia (data 2020). Kondisi tersebut membuat Indonesia punya daya tarik besar bagi investasi di sektor industri tersebut.

"Kemenperin telah menyusun pengembangan perwilayahan industri hingga 2035 yang mencakup peningkatan peran wilayah luar Jawa dalam menciptakan nilai tambah sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 40 persen dari total nilai tambah sektor industri pengolahan non-migas nasional," ucap Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi Andi Rizaldi dalam keterangan tertulis, Jumat (20/5).

Target tersebut meliputi pembangunan 36 Kawasan Industri dengan prioritas pengembangan di luar pulau Jawa yang didukung dengan penyediaan lahan sekitar 50 ribu hektare dan pembangunan sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) baru, minimal satu Sentra IKM di setiap kabupaten/kota.

Di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang merupakan satu dari 22 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035, terdapat Kawasan Peruntukan Industri (KPI) seluas 4.244,68 hektare, dengan empat Kawasan Industri, termasuk di antaranya Kawasan Industri Nusantara Industri Sejati.

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin yang meresmikan peletakan batu pertama Kawasan Industri NIS menyampaikan pemerintah mendorong pembangunan KI NIS sehingga mampu mengoptimalkan nilai tambah hilirisasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong perekonomian daerah.

Dijelaskan Wapres, pemerintah berkeinginan untuk mengembangkan ekosistem kawasan industri modern yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah mendukung penuh agar iklim investasi di Indonesia semakin baik, dengan terus meningkatkan daya tarik investasi, melalui pemberian kemudahan perizinan, fasilitas insentif fiskal dan nonfiskal, hingga pemberlakuan larangan ekspor bahan mentah.

"Pesan saya kepada pengelola Kawasan Industri NIS, agar segera menyiapkan daya dukung dan daya tampung di dalam kawasan industri untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing ekspor," tegas Ma'ruf.

Diketahui, kawasan industri NIS akan membangun smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF). Kapasitas produksi di tahap awal sebesar 70 ribu ton, dengan kadar Nikel 10-12 persen. Smelter ini akan dibangun dengan menggunakan luas area tahap pertama, yaitu 375 hektare.

"Smelter nikel yang dibangun akan menghasilkan ferro nickel sebagai bahan baku untuk pabrik lainnya, dalam bentuk produk turunan seperti nickel metal, ni powder, batteries, hingga aplikasi untuk industri otomotif, alat rumah tangga, dan peralatan kesehatan," jelas Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon.