Waspadai Peningkatan Risiko Penyakit Jantung pada Kalangan Usia Produktif

Oleh : Hariyanto | Kamis, 30 September 2021 - 10:29 WIB

Sakit Jantung (Foto Dok Industry.co.id)
Sakit Jantung (Foto Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Penyakit jantung seringkali diasosiasikan sebagai penyakitnya orang tua. Padahal, saat ini tren penyakit jantung pada anak muda terus meningkat dan data World Heart Federation mencatat penyakit ini sebagai penyakit pembunuh nomor satu di dunia. Penyakit ini seringkali disebut sebagai “silent killer” karena dapat menyerang secara tiba-tiba.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), setidaknya 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2,7 juta penduduk di Indonesia menderita penyakit jantung. Penyakit jantung juga termasuk dalam salah satu dari Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menurut data Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2019, terdapat tren pergeseran pola yang dahulu lebih sering dialami kelompok usia lanjut namun sekarang sudah mulai mengancam kelompok usia muda dengan kualitas kesehatan yang rendah.

Tren tersebut diperkirakan akan terus meningkat, melihat kondisi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini. Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya aktivitas fisik karena adanya pembatasan sosial, sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Selain itu, masyarakat juga menunda perawatan dan enggan mengakses layanan kesehatan karena khawatir tertular COVID-19.

Selain mengancam nyawa, penyakit jantung juga memakan biaya yang besar untuk pengobatan. Untuk melakukan pengobatan, pasien perlu mengeluarkan biaya yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang hingga tidak jarang harus menghabiskan tabungan atau sampai berhutang.

Mengingat penyakit jantung dapat mengancam nyawa, maka ada baiknya setiap orang perlu mulai mempertimbangkan gaya hidup sehat untuk menghindari penyakit ini. Diperkirakan 80% risiko penyakit jantung dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup.

“Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan, memulai sekarang lebih baik daripada tidak pernah memulai sama sekali. Tindakan pencegahan dini adalah perlindungan terbaik terhadap serangan jantung,” ujar Dr Seth Martin, Ahli Kardiologi yang dikutip INDUSTRY.co.id, Kamis (30/9/2021).

Menurut Dr Seth Martin, salah satu cara paling ampuh untuk mencegah serangan jantung adalah menjadi bukan perokok. “Jika Anda belum pernah merokok, jantung Anda mungkin berada dalam posisi yang lebih sehat dibandingkan seseorang yang merokok,” tambahnya.

Selain itu, mengatur pola makan, aktif bergerak dan berolahraga serta menghindari stress adalah langkah selanjutnya menuju hidup sehat dan bebas penyakit jantung.

“Melihat mahalnya biaya pengobatan serta bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit jantung, seharusnya masyarakat tersadar untuk lebih peduli terhadap kesehatan tubuh. Selain menjaga kesehatan, sebaiknya kita juga mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memproteksi diri menggunakan asuransi kesehatan,” ucap Marco Japutra, Head of Health Business Allianz Life Indonesia.

Salah satu solusi perlindungan diri yang patut dipilih datang dari Allianz Indonesia dengan Hospital & Surgical Care Premier Plus (HSCPP) yang merupakan asuransi kesehatan tambahan individu dengan beragam manfaat tambahan. Produk ini memberikan manfaat pembayaran biaya perawatan rumah sakit sesuai tagihan.

Pilihan plan yang bisa diambil juga beragam, mulai dari plan rawat inap hanya di Indonesia, maupun sampai rawat inap di luar negeri di mana pembayaran bisa dilakukan dengan fitur cashless. Produk ini juga memiliki fitur Alternative Inpatient Care yang memungkinkan Nasabah untuk mendapatkan perawatan inap di rumah sendiri, yang sangat berguna di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Untuk melengkapi manfaat rawat inap, Hospital & Surgical Care Premier Plus juga memiliki manfaat rawat jalan dengan fitur fitur baru seperti pengobatan tradisional, konsultasi terapi kesehatan mental, disertai juga dengan layanan tanya dokter dan tebus obat online yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

“Asuransi kesehatan itu perlu untuk menanggulangi biaya berobat yang tinggi saat melakukan perawatan di rumah sakit. Dalam hal operasi jantung misalnya, asuransi kesehatan dapat mengcover biaya-biaya besar seperti, biaya kamar, biaya bedah, biaya dokter spesialis, biaya pengobatan, dan biaya ICU bila diperlukan” tutup Marco.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kepala Bakamla RI Orasi Ilmiah di Hadapan Ribuan Mahasiswa Universitas Bengkulu

Jumat, 26 April 2024 - 05:21 WIB

Kepala Bakamla RI Orasi Ilmiah di Hadapan Ribuan Mahasiswa Universitas Bengkulu

Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Irvansyah, S.H., M.Tr.Opsla., berkunjung ke Provinsi Bengkulu dalam rangka mengisi Orasi Ilmiah Dies Natalis Universitas Bengkulu ke-42. Kegiatan berlangsung…

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di UMJ

Jumat, 26 April 2024 - 05:16 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di UMJ

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menghadiri acara Silaturrahim Halal Bihalal 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah berlangsung di Gedung Cendekia Lantai dasar, auditorium KH. A. Azhar Basyir,…

Oreo Pokemon hadir di Indonesia mulai Mei 2024 mendatang.

Jumat, 26 April 2024 - 00:11 WIB

Oreo Pastikan Hadirkan Kepingan Langka Pokemon ke Indonesia

Kolaborasi edisi terbatas dua merek ikonik dunia OREO dan Pokémon segera hadir dan menginspirasi seluruh penggemarnya di Indonesia.

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Pertahankan Kepemimpinan di Industri Asuransi Jiwa

Kamis, 25 April 2024 - 23:56 WIB

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Umumkan Hasil Kinerja Perusahaan Yang Solid Selama 2023

Prudential Indonesia terus melanjutkan komitmennya melindungi dan mendukung nasabah dengan pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp17 triliun atau lebih dari Rp46 miliar per hari.

Bincang Duta Baca Indonesia di Kabupaten Buleleng, Bali.

Kamis, 25 April 2024 - 23:23 WIB

Bincang Duta Baca Indonesia, Kabupaten Buleleng Bali Siap Atasi Globalisasi Lewat Perpustakaan

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, tantangan globalisasi harus disikapi dengan adaptif agar perpustakaan tidak termarginalkan. Literasi juga diharap bisa menjawab tantangan…