Resmi Pakai Yuan untuk Transaksi dengan China, RI Ucapkan Selamat Tinggal Dolar AS
Oleh : Ridwan | Selasa, 07 September 2021 - 07:15 WIB

Mata uang Chinan, Yuan
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Bank Indonesia (BI) dan People’s Bank of China (PBC) telah resmi memulai implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal (Local Currency Settlement/LCS) antara Indonesia dan Tiongkok. Hal itu diresmikan pada hari Senin, 6 September 2021.
Itu artinya, Dolar AS tak akan lagi digunakan sebagai mata uang pembayaran internasional kedua negara.
Sebagai gantinya, untuk kerja sama bilateral Indonesia dan China akan menggunakan mata uang lokal kedua negara yakni Rupiah dan juga Yuan.
"Kerangka kerja sama dimaksud meliputi, antara lain, penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung dan relaksasi regulasi tertentu dalam transaksi valuta asing antara mata uang Rupiah dan Yuan," bunyi keterangan resmi BI.
Adapun kerja sama tersebut disusun berdasarkan Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Gubernur PBC, Yu Gang, pada tanggal 30 September 2020 lalu.
BI menjelaskan kalau pihaknya dan PBC telah menunjuk sejumlah bank di negara masing-masing untuk berperan sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD).
Bank-bank ini yang nantinya akan memfasilitasi kedua negara untuk melakukan transaksi Rupiah dan Yuan.
Berikut ini adalah bank ACCD Indonesia yang bisa memfasilitasi transaksi Rupiah dan Yuan di antara Indonesia dan china:
1. PT BCA Tbk
2. Bank of China (Hongkong) Ltd
3. PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk
4. PT Bank Danamon Indonesia Tbk
5. PT Bank ICBC Indonesia
5. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
6. PT Maybank Indonesia
7. PT BNI (Persero) Tbk
8. PT Bank OCBS NISP Tbk
9. PT Bank Permata Tbk
10. PT BRI (Persero) Tbk
11. PT Bank UOB Indonesia
Kerja sama ini, menurut BI, merupakan bagian dari upaya bank sentral untuk mendorong penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung dengan berbagai negara mitra.
"Perluasan penggunaan LCS diharapkan dapat mendukung stabilitas rupiah melalui dampaknya terhadap pengurangan ketergantungan pada mata uang tertentu di pasar valas domestik," tutur BI dalam keterangannya.
Selain dengan Tiongkok, BI juga telah memiliki kerangka kerja sama dengan LCS dengan beberapa negara mitra lainnya, seperti Jepang, Thailand, dan Malaysia.
Baca Juga
Industri Hari Ini

Selasa, 05 Juli 2022 - 17:24 WIB
Bekerjasama dengan OpenText dan Google, NTT DATA Business Solutions Indonesia Hadirkan Solusi Cloud untuk Otomatisasi Keuangan Perusahaan
Jakarta– NTT DATA Business Solutions Indonesia bersama OpenText dan Google Cloud Platform menghadirkan solusi Cloud yang dapat diintegrasikan dengan berbagai inovasi.

Selasa, 05 Juli 2022 - 17:12 WIB
Janji Mendag Zulhas Terbukti, Harga Minyak Goreng Curah Kini Rp14 Ribu per Liter
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengaku kerja nyatanya selama dua minggu telah membuahkan hasil. Ia mengklaim, ketersediaan minyak goreng di pasaran aman dengan harga sesuai harga…

Selasa, 05 Juli 2022 - 17:00 WIB
Kunjungan Wisatawan ke Labuan Bajo Meningkat Hingga 65.362 Pengunjung
Kunjungan wisata ke Labuan Bajo hingga Juni 2022 mencapai 65.362 kunjungan, hal tersebut disampaikan oleh Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat, NTT. Lebih lanjut,…

Selasa, 05 Juli 2022 - 16:56 WIB
Kementan Pastikan Ketersediaan Hewan Ternak Aman
Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar talk show Tani on Stage di halaman Masjid Baiturrahman Kaum, Kampung Seuseupan, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Selasa, 05 Juli 2022 - 16:50 WIB
Pamer Ketangguhan Industri Furnitur! IFMAC & WOODMAC 2022 Hadirkan Teknologi-Teknologi Terbaru Pasca Pandemi
Jakarta– Industri furnitur Indonesia menunjukkan ketangguhannya dalam mengatasi dampak pandemi. Pelaku industri furnitur mampu beradaptasi dan mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Komentar Berita