Mengapa Kita Perlu Meninggalkan Jejak Digital Positif? Ini Alasannya...

Oleh : Chodijah Febriyani | Sabtu, 31 Juli 2021 - 16:30 WIB

Ilustrasi Milenial Menggunakan Media Sosial (Ist)
Ilustrasi Milenial Menggunakan Media Sosial (Ist)

INDUSTRY.co.id - Rekam jejak digital menjadi alasan setiap pengguna harus selalu bijak dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Alasannya sederhana, karena rekam jejak digital ini dapat tersimpan dalam waktu yang lama dan sulit untuk dihapus.

Layaknya pisau bermata dua, apabila dalam menggunakan media sosial tidak berhati-hati, maka bisa saja dampak negatifnya berbalik kepada kita, seperti senjata makan tuan.

Di era digital ini, jejak digital menciptakan dan menggambarkan kepribadian kita di mata orang lain, melalui apa yang kita posting dan komentari pada media sosial. Saat ini, sebagian besar orang menganggap apa yang terjadi pada seseorang di media sosial merupakan jati diri mereka sebenarnya. 

Gatot Sulaeman, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Majalengka menjelaskan, rekam jejak digital ini merupakan sebuah pengaruh yang terjadi akibat luasnya akses internet. 

Semua aktivitas yang kita lalukan di media digital akan terekam dan sulit terhapus. Meski terdapat beberapa fitur yang mampu menghapus jejak digital, namun tanpa disadari atau diketahui bisa saja orang lain sudah ada yang menyimpan jejak digital kita, seperti melakukan screenshot pada sebuah postingan.

"Manfaat dan kerugian dari jejak digital tergantung bagaimana kita melaksanakan dan menggunakan media sosial atau internet itu sendiri. Banyak dari kita harus memahami bagaimana cara bijak bermedia sosial," tutur Gatot, selaku pembicara dalam Webinar Literasi Digital di wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Sebagai acuan dalam bermedia digital, kita harus membentuk pola pikir bahwa hal-hal bersifat pribadi dan bermanfaat bagi orang lain dapat disebarkan. Karena hal baik akan meninggalkan jejak digital positif bagi diri kita.

Akan tetapi, postingan hal pribadi yang tidak berkaitan dengan kepentingan publik sebaiknya disimpan sebab dapat menjadi jejak digital yang kurang baik. Dalam artian, jejak digital ini mengharuskan kita untuk selalu menyaring dan berpikir sebelum menyebarkannya kepada orang lain.

"Kalau kita ingin mendapatkan manfaat seluas-luasnya di media digital. Kita harus berpegang teguh pada ajaran agama, budaya bangsa, dan adat istiadat dalam menggunakan media digital," jelas Gatot.

Melalui paparannya, Gatot menyampaikan terdapat dua jenis rekam jejak digital, yakni pasif dan aktif. Rekam jejak pasif ini merupakan data yang terekam ketika kita mengunjungi sebuah situs. Jejak pasif ini biasanya meliputi alamat IP yang digunakan saat mengakses situs tersebut. Sementara itu, rekam jejak aktif merupakan jejak yang ditinggalkan melalui postingan, komentar, dan aktivitas kita pada media sosial. Tentu, pada jejak aktif ini setiap orang dapat melihatnya.

Sering kali juga terlihat di media postingan mengenai ujaran kebencian dan pencemaran nama baik. Ini bisa didasarkan karena seseorang kurang bijak dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Aktivitas ujaran kebencian dan pencemaran ini dapat berdampak dalam membuat jejak digital seseorang menjadi negatif. 

Untuk menghindari jejak digital negatif, hal yang seharusnya dilakukan dalam media sosial yakni, menyaring sebelum menyebarkan konten apapun di media sosial dan selalu berhati-hati dalam mengklik dan mengunjungi sebuah situs di internet.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 - untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah  Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021) juga menghadirkan pembicara, Pringgo A. Pradana (Produser Musik/Komposer Musik), Ace Herdiana (Penggiat Komunikasi), Ginggi Syarif Hasyim (Pendiri Komunitas Jatiwangi Art Factory), dan Riri Damayanti.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi produksi keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:30 WIB

Dukung Proyek IKN, Industri Keramik Siap Investasi di Kaltim

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimis pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN)…

Proses bongkar muat sekam padi di storage area sekam padi di Pabrik Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Rabu, 24 April 2024 - 18:13 WIB

Keren! Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

Jakarta– Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan munculnya komitmen global untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.

Industri keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:00 WIB

Asaki Desak Pemerintah Segera Terapkan Antidumping Keramik China, Besaran Tarif Capai 150%

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mendesak KADI untuk bekerja serius dan segera menerapkan kebijakan Antidumping untuk produk keramik impor asal Tiongkok yang secara tren tahunan…

Platform Teknologi Laboratorium di Indonesia Digelar untuk Ketujuh Kalinya

Rabu, 24 April 2024 - 17:56 WIB

Program Keberlanjutan dan Kecerdasan Buatan Menjadi Topik Hangat pada Pameran Lab Indonesia 2024

Jakarta– Lab Indonesia 2024 kembali mempertemukan elit industri laboratorium ilmiah dan analisis pada tanggal 24 – 26 April 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

Pembukaan kantor baru Thermo Fisher Scientific

Rabu, 24 April 2024 - 17:50 WIB

Ekspansi di Asia Pasifik, Thermo Fisher Scientific Buka Kantor di Jakarta dan Jalin Kemitraan Baru

Perusahaan menandatangani dua Nota Kesepahaman (MoU) dengan National Battery Research Institute dan Mandaya Hospital Group sebagai bagian dari ekspansi strategisnya di Indonesia