Bernafaskan Inovasi, Grand Strategy BTN Menuju The Best Mortgage Asean 2025

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Senyum mengembang di bibir Nixon LP Napitupulu, Plt Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, saat memaparkan kinerja, pada  Media Brief Paparan Kinerja per 31 Desember 2020, di Jakarta, Senin (15/2/2020).  Saat itu Nixon menyampaikan kebanggaanya atas pencapaian Bank BTN yang kinerjanya meroket 665,71% dan sukses meraih laba senilai Rp1,60 triliun.

“Ya kita bersyukur, menutup tahun 2020, Bank BTN sukses mencatatkan perolehan laba bersih yang meroket 665,71% secara tahunan (year-on-year/yoy). Di tengah tekanan pandemi, Bank BTN sukses meraih laba bersih senilai Rp1,60 triliun pada kuartal IV/2020. Angka itu melambung tinggi dari posisi Rp209 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya,”ujarnya membuka paparan. 

Nixon pantas berbangga, karena di tengah pandemi Covid 19, Bank BTN yang tercatat sebagai bank tertua kedua di Indonesia, sukses menjalankan bisnis dengan pencapaian yang membanggakan. Semuanya itu berkat ragam strategi, inovasi  jitu yang dijalankan perseroan.

Apalagi selama menjalankan bisnisnya di beberapa dekade, bank dengan pangsa KPR subsidi Indonesia dengan porsi lebih dari 90%, itu, selalu meninggalkan cerita fantastis akan kinerjanya. Bahkan yang lebih mencengangkan, dalam perjalanan bisnisnya yang panjang selama 71 tahun,  BTN sukses merealisasikan kredit lebih dari Rp 640 triliun dan mengalir lebih dari 5 juta masyarakat di Indonesia dari seluruh segmen. Sebuah capaian yang fantastis.

Soal melejitnya kinerja 2020, sebenarnya tak bisa terlepas dari lima strategi manajemen Bank tertua kedua di Indonesia itu,  yang memaksimalkan penerapan good corporate governance (GCG), sentralisasi proses bisnis,  penguatan permodalan dan pendanaan. Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan kualitas kredit dan menggenjot efisiensi. Selain itu, sektor perumahan juga menjadi penopang suburnya pundi-pundi laba BTN karena bergerak positif di tengah koreksi pertumbuhan ekonomi akibat pandemi.

Ragam jurus tersebut membuktikan Bank BTN,  tidak hanya bisa memperbaiki kinerja bisnis tapi juga bertahan di tengah tekanan akibat pandemi. Optimistis dengan strategi tersebut dan keyakinan kuat  akan potensi di sektor properti, Bank BTN terbukti  mampu mencetak  laba bersih dan  terus melaju positif  yang mencatatkan lompatan laba bersih yang signifikan di tahun 2020.

Di tengah Pandemi covid 19, yang membuat berapa sektor bisnis babak belur terpukul, pemerintah menaruh harapan besar terhadap dunia usaha agar menjadi penyelamat ekonomi. Salah satunya adalah  peran Bank BTN. Yaitu   menjadi Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional.

Harapan itu pernah dilontarkan Wamen II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional  BTN 2021  bertajuk “Transformation to Achieve Sustainable Growth” di Jakarta, Kamis (28/1/2021).

Kartika  mengakui modal Bank BTN cukup kuat dalam bertahan dan survive dengan bertahan di sektor pembiayaan properti tanpa perlu berubah menjadi bank yang universal. Berdasarkan kajian detail, ternyata pertumbuhan segmen perumahan dan customer based yang bisa digarap dari value chain perumahan, Bank BTN bisa tumbuh dan besar serta menjadi bank yang sehat dengan kapitalisasi pasar yang besar.

KPR Inovatif di Tengah Pandemi

Bank BTN sukses menjadi penggerak utama Program Sejuta Rumah yang terus meningkat tiap tahunnya.  Program itu dalam rangka  mendorong percepatan dan peningkatan kolaborasi antar-stakeholders perumahan untuk menyediakan rumah yang layak huni bagi masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pada tahun 2015, Bank BTN berhasil memberikan dukungan pembiayaan perumahan sebanyak 474.099 unit, kemudian di tahun 2016 menjadi 595.540 unit, tahun 2017 menjadi 666.806 unit, tahun 2018 menjadi 755.093 unit, dan di tahun 2019 menjadi 735.749 unit.

Program  ini juga  dalam  rangka  meningkatkan  taraf  kehidupan  masyarakat  Indonesia,  khususnya  dalam  memenuhi  kebutuhan  dasar  terkait rumah tinggal.Bank BTN juga telah menjadi bagian dari solusi untuk menjawab tantangan terkait penyediaan rumah bagi masyarakat Indonesia. Termasuk juga kebutuhan rumah bagi generasi produktif Indonesia. Yaitu para "Milenial." Dengan  potensi  pasar  para  Milenial  yang  cukup  besar,  Bank  BTN  akan  mampu  menjadi  mitra  dalam  ekosistem  industri  perumahan  dan  properti.

Sementara sesuai dengan arahan pemerintah dalam  membantu pemulihan ekonomi Indonesia, Bank BTN memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses KPR dan bertransaksi keuangan secara digital. Layanan pun diperluas hingga menyasar pekerja informal, seperti tukang ojek, tukang cukur, dan jurumudi taksi melalui KPR berbasis komunitas. Kemudian, dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-75 pada tahun lalu, Bank BTN juga menawarkan program KPR BTN Patriot khusus untuk anggota TNI.

Selain itu, Bank BTN juga mengakselerasi program KPR From Home untuk membantu masyarakat Indonesia di tengah pandemi yang terkena aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar. KPR From Home sebagai aktivitas layanan perbankan khususnya KPR tersebut menggandeng 42 pengembang properti nasional dengan ratusan proyek perumahan maupun apartemen.  Melalui KPR From Home, konsumen dapat mengajukan berkas aplikasi Kredit Kepemilikan Rumah maupun Apartemen (KPR/KPA) secara online melalui portal BTN Properti (www.btnproperti.co.id) atau Mobile Apps BTN Properti. Melalui portal tersebut, konsumen bisa mengajukan KPR secara online hanya dalam waktu 10 menit.

Langkah Menuju Best Mortgage Bank

Pengalaman  panjangnya dengan melewati beberapa dekade perjuangan bangsa, era penjajahan Belanda, Jepang, termasuk krisis ekonomi yang melanda bangsa, yang tetap kokoh melintas zaman, menyakinkan pemegang saham bahwa apa yang menjadi target Bank BTN menuju menjadi bank terbaik di segmen pembiayaan perumahan atau best mortgage bank di tingkat Asia Tenggara.

Kalau kita merunut ke belakang, Bank BTN, Berawal dari  Postspaarbank di Batavia pada tahun 1897 oleh Belanda. Kemudian tahun 1942, ketika Jepang berkuasa,  nama Postparbank diganti menjadi Tyokin Kyoku. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengganti namanya menjadi Bank Tabungan Pos sekaligus menetapkan tanggal 9 Februari 1950  sebagai hari lahir Bank BTN. Sejurus dengan perjalanan waktu,  namanya berubah menjadi Bank Tabungan Negara. Dalam periode ini posisi Bank BTN telah berkembang dari sebuah unit menjadi induk yang berdiri sendiri. Eksistensi dan melejitnya kinerja BTN, mengantarkan BTN mengoleksi segudang penghargaan di berbagai ajang Anugerah Perbankan.

Ada beberapa grand strategy yang dicanangkan manajemen BTN untuk menuju The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara. Nixon LP Napitupulu, Plt Direktur Utama Bank BTN, mengatakan, roadmap tersebut terdiri dari upaya peningkatan low-cost funding sebesar dua kali lipat menjadi Rp270 triliun. Kemudian, mendorong keterjangkauan akses perumahan bagi lebih dari enam juta masyarakat Indonesia dan membangun one stop shop financial solution untuk bisnis terkait perumahan.

Yang tak kalah hebat adalah, Bank BTN akan menjadi inovator digital dan home of Indonesia’s best talent serta membangun portofolio kredit yang berkualitas tinggi dan menurunkan rasio kredit macet.

Roadmap menuju best mortgage bank di Asia Tenggara dimulai dari tahun 2020 dengan melakukan transformasi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Kemudian, pada tahun 2022 Bank BTN akan memperluas cakupan bisnisnya, dan terakhir pada tahun 2025 Bank BTN akan memiliki pelayanan kelas dunia berkat pemanfaatan teknologi digital.

Dari beberapa catatan yang disampaikan manajemen, ada 10 tema strategis yang akan dijalankan oleh Bank BTN untuk menjadi yang terbaik di Asia Tenggara, yakni penyempurnaan branch operating model, kemitraan/pertumbuhan anorganik, pengembangan pembiayaan perumahan untuk segmen emerging affluent dan affluent, pengembangan program kepemilikan rumah KPR subsidi, memperluas real estate value chain, mengembangkan solusi keuangan lengkap, mengembangkan channel transaksi elektronik, penerapan struktur SBU untuk menciptakan organisasi yang berorientasi pada kinerja, proses bisnis kredit yang lebih baik dan kokoh, serta mempertahankan tingkat NPL yang rendah di semua segmen. (Kormensius Barus)