Gaya Hidup Sehat Makin Diminati, Tren Wearable Device Diprediksi Tumbuh Potensial di 2021

Oleh : Hariyanto | Jumat, 18 Desember 2020 - 14:11 WIB

Digital Telco Outlook 2021
Digital Telco Outlook 2021

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Tren gaya hidup sehat kini semakin diminati di masa pandemi saat ini, begitu juga dengan teknologi wearable device yang bisa diandalkan sebagai personal health care.

Teguh Prasetya, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia mengungkapkan bahwa smart wearable device di tahun 2021 akan tumbuh potensial, karena diperediksi setiap tahunya perangkat cerdas ini tumbuh 30 persen.

"Tahun depan diperkirakan akan ada 30 juta smartphone baru diluncurkan, kemudian di setiap peluncuranya juga didampingi wearable sebagai perangkat IoT yang terbubung ke ponsel pintar, dan jumlah dari wearable itu pasti lebih banyak dari ponselnya," kata Teguh pada forum Digital Telco Outlook 2021: Menakar Prospek Bisnis Wearable Device dan IoT Di Indonesia, kamis (17/12/2020).

"Hal ini juga memperkuat keyakinan kita jika penetrasi wearable di tanah air, dan perangakat IoT pada umumnya akan tumbuh positif kedepan," tambah Teguh.

Kendati potensial, Teguh melihat keberadaan perangkat smart wearable di Indonesia masih terganjal sejumlah tantangan. Dia menjelaskan, berdasarkan surveri Statista (2019) bahwa kebanyakan warebales, khususnya smartwatch dikenakan oleh mereka yang berada di umur 25-44 (69%), diatasnya yaitu umur 55 tahun memakai tracker band.

"Menjadi menarik, berdasarkan survei ini mereka yang berada di umur 45 tahun keatas itu merupakan konsumen yang belum terendukasi, jadi mereka masih mengenakan jam tangan tradisional ketimbang smartwatch, ini mungkin karena mereka belum mengetahui teknoloigi dari jam tangan pintar. Padahal mereka itu memiliki buying power yang kuat," jelasnya.

Kemudian perkembangan wearable device yang didorong oleh era pandemi tak dipungkiri juga semakin menguatkan. Karena kebutuhan personal health care yang semakin meningkat, seperti untuk mengukur tekanan darah, detak jantung, kadar oksigen dalam tubuh terasa kian menjawab kebutuhan.

"Dan karena terhubung ke smartphone, perangkat ini juga sudah menjadi lifestyle, jadi ada anggapan jika tak terhubung seperti ketinggalan zaman," kata Teguh. 

Secara sistem pemanfaatan personal health care di tanah air juga belum termanfaatkan dengan sempurna, dari segi data karena ini sifatnya personal health care, mustinya dapat termanfaatkan dengan baik sekaligus terhubung ke fasilitas public healthcare yang lebih luas.  Kemudian karena ini alat pintar healthcare izinnya dari pemerintah pun susah tentunya. 

Lalu ada juga persoalan keamanan data karena data kesehatan merupakan data pribadi, jadi butuh proteksi dan ini tentu masih menunggu regulasi dari UU perlindungan data pribadi (PDP) yang sedang dikebut oleh pemerintah. 

Sementara itu Lo Khing Seng, Deputy Country Director Huawei Device Indonesia menjelaskan, memang endukasi untuk produk wearable device di Indonesia masih belum kuat. Terlebih bagi mereka yang memiliki potensi buying power,  seperti yang diungkap oleh Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia itu.

Untuk menjawab tantangan (endukasi) sekaligus strategi Huawei untuk mengapai konsumen yang lebih luas, ialah menghadirkan produk ekosistem channel yang clear. 

"Memang untuk membeli jam tangan pintar pasti tidak dijual di toko jam konvensional, akhirnya konsumen pun membelinya via online atau di brand shop karena pembeli tahu pasti semua produk itu ada. Jadi memang sulit jualan smartwatch/wearable device di toko jam biasa, mungkin belum terbiasa serta endukasi produk di toko itu masih rendah," terang Khing.

Jadi, lanjutnya, tantangan terbaru bagi Huawei adanya produk ekosistem channel yang efektif dan efesien untuk menargetkan konsumen. Untuk itu pihaknya mengungkapkan akan terus menambah brand shop Huawei. 

“Tahun depan kita akan lebih agresif hadirkan brand shop Huawei dan juga menguatkan online channel kita,  dengan hal ini konsumen lebih mudah mendapatkan produk wearable dan juga produk IoT Huawei. Lalu kita juga akan hadirkan endukasi melalui experience skenario smarthome, smart living room, agar  tidak hanya kelangan atas, masyarakat menengah juga punya bayangnan soal smarthome ini,” tandasya

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Oreo Pokemon hadir di Indonesia mulai Mei 2024 mendatang.

Jumat, 26 April 2024 - 00:11 WIB

Oreo Pastikan Hadirkan Kepingan Langka Pokemon ke Indonesia

Kolaborasi edisi terbatas dua merek ikonik dunia OREO dan Pokémon segera hadir dan menginspirasi seluruh penggemarnya di Indonesia.

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Pertahankan Kepemimpinan di Industri Asuransi Jiwa

Kamis, 25 April 2024 - 23:56 WIB

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Umumkan Hasil Kinerja Perusahaan Yang Solid Selama 2023

Prudential Indonesia terus melanjutkan komitmennya melindungi dan mendukung nasabah dengan pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp17 triliun atau lebih dari Rp46 miliar per hari.

Bincang Duta Baca Indonesia di Kabupaten Buleleng, Bali.

Kamis, 25 April 2024 - 23:23 WIB

Bincang Duta Baca Indonesia, Kabupaten Buleleng Bali Siap Atasi Globalisasi Lewat Perpustakaan

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, tantangan globalisasi harus disikapi dengan adaptif agar perpustakaan tidak termarginalkan. Literasi juga diharap bisa menjawab tantangan…

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…