Signify Bebas Kemasan Produk Konsumen Bebas Plastik di 2021

Oleh : Herry Barus | Minggu, 07 Juni 2020 - 12:00 WIB

Signify Bebas Kemasan Produk Konsumen Bebas Plastik di 2021
Signify Bebas Kemasan Produk Konsumen Bebas Plastik di 2021

INDUSTRY.co.id - Eindhoven – Setiap tahun, delapan juta ton plastik berakhir di lautan, membunuh satu juta burung laut dan mengancam punah kehidupan ratusan spesies laut. Polusi plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak dan konsumen semakin kritis terhadap kemasan produk yang mereka beli.

Signify (Euronext: LIGHT), pemimpin dunia di bidang pencahayaan, secara aktif berupaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk-produknya. Sebagai bagian dari kebijakan pengemasan, Signify telah menggunakan 80% kertas daur ulang untuk kemasannya dan sekarang akan mulai menghapus semua plastik dari kemasan untuk produk-produk konsumen dengan tujuan bebas plastik pada tahun 2021.

Dengan menghapus plastik yang digunakan pada kemasan produk konsumen, Signify akan menghilangkan penggunaan lebih dari 2.500 ton plastik per tahun. Ini sama dengan 125 juta botol PET (Polyethylene Therepthalate), yang jika disusun berjejer, akan membentang lebih dari 8.000 kilometer (5.000 mil), kira-kira jarak dari Jakarta ke Madinah, Arab Saudi.

Selain itu, kemasan baru kami lebih kecil, mengurangi emisi karbon dari transportasi dan material yang kami gunakan sebesar 6.000 ton per tahun – setara dengan jumlah Karbondioksida (CO2) yang dapat diserap 270.000 pohon dewasa dalam setahun.

“Limbah plastik memiliki dampak yang sangat negatif bagi bumi kita dan keanekaragaman hayatinya. Kami memutuskan harus mengambil peranan utama dan mulai menggunakan alternatif bahan bebas plastik. Hal ini memang sudah selayaknya dilakukan, sekaligus memenuhi ekspektasi pelanggan kami yang semakin meningkat,” kata Eric Rondolat, CEO Signify dalam siaran pers Minggu (7/6/2020)

"Saya menantikan saat di mana kami dapat mengumumkan bahwa kami tidak lagi menggunakan plastik dalam kemasan kami."

Rata-rata, kebijakan pengemasan Signify sudah mewajibkan semua kemasan menggunakan lebih dari 80% kertas daur ulang dan bahan-bahan murni harus dari sumber terbarukan yang bersertifikasi. Dalam kasus di mana bahan dasar kertas tidak dapat digunakan, Signify mencari alternatif non-plastik lainnya. Signify telah memulai penghapusan plastik dengan menghilangkan sisipan plastik yang biasa digunakan pada kemasan bohlam Philips Hue.

Perusahaan juga telah memilih busa kertas untuk mengemas Philips Hue Play HDMI Sync Box yang baru diluncurkan. Penggantian paket blister dengan kemasan kotak berbahan dasar kertas akan diterapkan berurutan di seluruh portofolio produk kami dan wilayah yang berbeda, dimulai dengan bohlam LED di Eropa pada kuartal ketiga tahun 2020, dan diikuti seluruh dunia mulai awal tahun 2021.

Signify sudah mulai mengganti kemasan blister plastik untuk lampu-lampu LED-nya dengan material berbahan dasar kertas di wilayah Pasifik, di mana peralihan ini disambut dengan sangat positif sehingga meningkatkan penjualan.

"Ketika kami mengganti kemasan kami di wilayah Pasifik, pelanggan mengatakan bahwa kemasan kami menjadi lebih menarik dan ramah lingkungan," tambah Rondolat. “Saya menghimbau perusahaan lain untuk bergabung dengan kami dalam melakukan peralihan ini dan kami akan dengan senang hati berbagi pelajaran yang telah kami petik.”

Penghapusan plastik lanjut Rondolasecara bertahap merupakan cara lebih lanjut mendorong keberlanjutan dalam bisnis kami, sekaligus menjadi satu lagi tonggak penting yang berdampingan dengan program keberlanjutan Kehidupan yang lebih cerah, Dunia yang lebih baik kami. “Kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai netralitas karbon secara global tahun ini dan telah mencapai netralitas karbon di 15 dari 19 pasar kami. Pencapaian kami diakui pada tahun 2019 dengan dinobatkan sebagai Pemimpin Industri dalam Dow Jones Sustainability Index selama tiga tahun berturut-turut.”

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Talk Show ICDX yang bertajuk “Menjelajahi Dinamika Komoditi Syariah: Peluang dan Tantangannya di Indonesia”

Selasa, 19 Maret 2024 - 12:22 WIB

Makin Diminati, ICDX Targetkan Transaksi Komoditi Syariah Mencapai Rp 2,5 Triliun di Tahun 2024

Direktur Utama Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), Nursalam mengatakan, transaksi Komoditi Syariah di Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan…

Gedung BNI

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:53 WIB

BNI Exporters Forum Bantu UMKM Tembus Pasar Amerika

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mendorong UMKM Go Global dan meningkatkan devisa negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah)

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:47 WIB

Menko Airlangga Targetkan 41 Proyek Strategis Nasional Selesai pada Tahun 2024

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mengatakan bahwa pemerintah menargetkan 41 Proyek Strategis…

Kemenkeu dan Kejaksaan Agung Bersinergi Tangani Kredit Bermasalah di LPEI

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:36 WIB

Tangani Kredit Bermasalah di LPEI, Kemenkeu Bersinergi Dengan Kejaksaan Agung

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menemui Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menyerahkan dan melaporkan indikasi terjadinya tindak pidana fraud pada pemberian fasilitas kredit Lembaga Pembiayaan…

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu,

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:24 WIB

Jaga Perekonomian Indonesia, Pemerintah Akan Terus Pantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan ekonomi global untuk menjaga perekonomian Indonesia.