Kemendikbud Ajak Masyarakat Perfilman Bersama Sama Atasi Dampak Covid 19

Oleh : Amazon Dalimunthe | Selasa, 26 Mei 2020 - 11:00 WIB

Webinar bertajuk Film Nasional, Whats Next yang diselenggarakan oleh Direktur Perfilman,musik dan Media Baru bersama Demi Film Indonesia
Webinar bertajuk Film Nasional, Whats Next yang diselenggarakan oleh Direktur Perfilman,musik dan Media Baru bersama Demi Film Indonesia

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Dampak Covid-19 ternyata juga  menghantam habis ekosistem industri perfilmannya. Mulai dari aktror, produser, pengusaha bioskop, pekerja fim dan para sineas merasakan kemandekan akibat Cofid 19.  Demikian terungkap dalam ‘HalalBilHalal Webinar Online‘ yang digagas Direktur Perfilman, Musik & Media Baru Kemendikbud RI bersama Demi Film Indonesia (DFI) di Jakarta.

Dalam Webinar bertajuk “Film Nasional; Whats Next ?“, itu Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik & Media Baru, Kemendikbud RI mengungkapkan, sejak akhir Januari 2020 Direktoratnya dilantik menggantikan PusbangFilm Kemendikbud RI, sampai saat ini tidak dapat berbuat banyak.

“Karena setelah itu, dunia juga Indonesia langsung dihantam Covid-19. Meski demikian, sebagaimana janji Presiden, Direktorat baru ini akan tetap berupaya meningkatkan sisi pendidikan film, musik dan media baru dari hulu hingga hilir,” kata Ahmad Mahendra, Senin (25/5/2020).

Sejumlah kerja besar lainnya yang sudah dicanangkan seperti memperkenalkan budaya visual ke sekolah-sekolah dan masyarakat sejak dini. Serta berbagi pengajaran dan lomba penulisan skenario, kritik dan resensi film. Juga pendidikan musik dan media baru. “Meski sayangnya, semua itu belum maksimal kita kerjakan, karena Covid-19 keburu datang. Juga banyak anggaran yang dipotong karena Covid-19,” kata Ahmad Mahendra

Ia menambahkan ada sekurangnya 11 ribu pelaku industri kreatif film terdampak Covid-19, dan mengharuskan pihaknya memberikan bantuan kepada tenaga film yang terdampak.

“Bantuan akan diberikan lewat Direktorat Tenaga dan Lembaga Keniscayaan, Kemendikbud,” imbuhnya.

Djonny Syafruddin, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) berharap dengan adanya Direktorat baru ini, persoalan pajak tontonan di seluruh Indonesia dapat ditekan ke angka seragam 10 persen, dari angka pajak Hiburan tertinggi di angka 35 persen.

“UU Perfilman No 33/2019 yang menggantikan UU No 8  /1992 harus diperbaiki. Agar lebih berpihak kepada pelaku industri perfilman,” katanya sembari mengakui efek Covid-19 terhadap industri film memang sangat dahsyat. “Kita harus kompak untuk keluar dari situasi ini,” kata Djonny.

Ihwal kemungkinan bioskop akan kembali buka dalam waktu dekat ini, Djonny masih menunggu kepastian dari Pemerintah Pusat. “Kita wait and see, jika bioskop kembali akan dibuka,” katanya.

Noorca Massardi Anggota LSF periode 2020-2024, mengatakan jika New Normal diterapkan dalam waktu dekat ini terutama dalam pembukaan bioskop, harus ada standar kesehatan yang ketat. Terutama dalam pengaturan teknis kursi penonton. “Meski akan sangat sulit sekali mendapatkan penonton di angka satu juta di masa Covid-19. Dibanding menjaring penonton di masa normal, karena banyak kendala di sana sini,” katanya.

 

Hal senada dikatakan produser film dan mantan Ketum Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) H. Firman Bintang. Menurut Firman kalaupun dalam masa new normal ini diberlakukan dalam pembukaan bioskop, harus ada perhitungan yang matang sekali. “Masalahnya ada ngga yang mau filmnya jadi tumbal. Karena kalaupun bioskop di buka, tidak seketika juga penonton datang,” katanya.

Meski demikian, dia menambahkan, jika memang benar-benar mencintai film Indonesia, jalan satu-satunya memang harus memberikan layar bioskop sebanyak mungkin kepada film Indonesia.

Yang paling utama,  menurut Firman, industri perfilman tidak boleh mati. Walau demikian, di masa pagebluk Covid-19, keselamatan kemanusiaan adalah tetap nomor satu.

“Makanya saya mengusulkan menyelamatkan SDM perfilman terdampak Covid-19 dahulu, dengan mengalihkan anggaran untuk pengembangan perfilman ke pekerja kreatif yang terkena dampak ekonomi wabah ini,” katanya.

Sementara  itu Anggi Umbara  sutradara yang ikut bicara di seminar itu mengatakan pihaknya  menunggu panduan yang sahih ihwal penerapan new normal bagi dunia perfilman dari pihak berwenang. Terutama dalam masa proses syuting sebuah judul film. Karena jika ada panduan dan aturan main yang jelas, sebuah proses produksi film yang biasanya menghimpun banyak kru film, tetap dapat dilakukan, dengan standar kesehatan yang telah ditentukan.

Anggi Umbara menambahkan, jika kondisi seperti sekarang masih berlangsung dua atau tiga bulan lagi, dia meyakini dampak ekonominya akan sangat tak terbayangkan. “Mungkin saya akan jual barang, demi menghidupi karyawan saya. Sementara pemasukan tidak ada, karena bahkan untuk melakukan proses syuting juga pemutaran film di bioskop juga tidak ada dan tidak bisa karena wabah ini,” kata sutradara sejumlah film laris itu.  (AMZ)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dwidayatour Carnival 2024

Kamis, 25 April 2024 - 13:27 WIB

Dwidayatour Gelar Dwidayatour Carnival presented by.Mandiri di Gandaria City

Memasuki tahun ke-8, Dwidayatour Carnival presented by Mandiri digelar kembali. Pameran produk wisata yang kerap ditunggu-tunggu para pecinta travel ini akan kembali digelar di Gandaria City,…

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

Kamis, 25 April 2024 - 12:49 WIB

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

PT Mandala Multifinance Tbk mengumumkan kinerja keuangan Tahun Buku 2023, serta rampungnya proses akuisisi oleh MUFG Group, sebuahlangkah strategis yang diyakini akan membawa dampak positif…

Solo Menari

Kamis, 25 April 2024 - 12:01 WIB

Kembali Hadir, Solo Menari 2024 Bakal Digelar di Tiga Situs Ruang Publik

Perhelatan seni dan budaya, Solo Menari 2024, kembali akan digelar pada 29 April 2024 mendatang. Ajang Seni Tari anak bangsa ini terlahir dari semangat untuk melestarikan seni tari dan budaya…

Produk Amaterasun

Kamis, 25 April 2024 - 11:52 WIB

Amaterasun Hadirkan 100% Physical Sunscreen yang 'Almost No Whitecast'

Amaterasun, brand  kecantikan lokal yang dikenal sebagai “SPF Spesialist” dengan Intelligent DNA Guardian Technology™, yang dapat melindungi kulit hingga level DNA pertama di Indonesia…

Ilustrasi aset kripto

Kamis, 25 April 2024 - 11:51 WIB

Sah! fanC, Token untuk Konten Kreator Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Aset kripto baru, Token fanC akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token ini mengadopsi teknologi blockchain yang mengembangkan teknologi internet terkini untuk pembuat konten, seperti NFT,…