Indonesia Menjadi Negara Penangkap Hiu Terbesar di Dunia, WWF Desak Pelaku Industri Hidangan Laut Agar Menghentikan Perdagangan dan Konsumsi Predator Penjaga Ekosistem Laut

Oleh : Candra Mata | Kamis, 14 Mei 2020 - 06:45 WIB

Menyelam Bersama Hiu Putih di Gansbaai, Afrika Selatan (Ist)
Menyelam Bersama Hiu Putih di Gansbaai, Afrika Selatan (Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Situs ini digagas untuk mengajak publik, penyedia jasa pariwisata, dan pelaku industri hidangan laut agar menghentikan perdagangan dan konsumsi hiu. 

Peluncuran situs dibarengi dengan penyelenggaraan diskusi daring bertajuk “Tren Hiu: Konsumsi atau Konservasi? 

Webinar yang dimoderasi oleh presenter sekaligus #SOSharks Champion Daniel Mananta ini menghadirkan narasumber Business Development Manager Bandar Djakarta Group Shandra Januar; Communication Manager WWF-Indonesia Dewi Satriani; serta model dan aktor juga Warrior WWF-Indonesia Kelly Tandiono.
 
#SOSharks adalah sebuah kampanye untuk mengajak masyarakat menghentikan perdagangan hiu di Indonesia baik di supermarket, penjualan daring, dan restoran serta menghentikan segala bentuk promosi kuliner hiu di media massa/sosial. 

Berangkat dari kepedulian kelompok masyarakat dan beberapa organisasi masyarakat madani, #SOSharks diinisiasi pertama kali pada tahun 2013 sebagai respon atas fakta ironi yaitu sering dijumpainya produk dengan bahan baku hiu yang tidak diketahui asal usulnya, serta tingginya permintaan konsumsi sirip hiu di Jakarta yang mencapai 2 ton per tahun. 

Melalui sosharks.wwf.id masyarakat dapat menunjukkan komitmennya dengan menandatangani pledge dan menjadi “Shark Buddies” yang terlibat langsung dalam upaya monitoring konsumsi hiu di Indonesia sekaligus mengetahui langsung pelaku usaha yang bebas dari bahan baku hiu.
 
Direktur Kelautan dan Perikanan, WWF-Indonesia, Dr. Imam Musthofa Zainudin menjelaskan, saat ini lebih dari 50% spesies hiu sudah masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature’s (IUCN) dan beberapa di antaranya masuk kategori terancam punah (critically endangered), yang artinya tinggal selangkah lagi menuju kepunahan," jelas Dr. Imam Musthofa Zainudin kepada Industry.co.id Rabu malam (13/5).

"Dengan tidak mengonsumsi hiu, maka kita memberikan ruang dan waktu pada hiu untuk pulih dan menjadi penyeimbang ekosistem laut, yang pada gilirannya membantu kelangsungan ketahanan pangan dari sektor perikanan kita," tambahnya. 
 
Sepakat dengan Imam, Business Development Manager Bandar Djakarta Group, Shandra Januar menuturkan, Bandar Djakarta Group merupakan salah satu mitra kampanye #SOSharks. 

"Kami telah berhenti menjual dan menyajikan hidangan hiu sejak tahun 2014 karena menyadari ancaman serius dari konsumsi sirip hiu terhadap ekosistem laut. Kami juga aktif mengajak pelaku usaha lain untuk segera mengambil langkah serupa demi kelestarian lingkungan dan juga menghindari risiko reputasi perusahaan akibat praktik usaha yang tidak bersahabat dengan alam dan lingkungan, " ungkap Shandra Januar. 
 
Asal tau saja, Hiu adalah salah satu spesies yang populasinya terancam punah. 

Sebagai predator teratas, hiu mengontrol populasi hewan laut dalam rantai makanan di alam. 

Populasi hiu yang sehat dan beragam berperan penting untuk menyeimbangkan ekosistem laut, termasuk menjaga kelimpahan ikan-ikan bernilai ekonomi dan bernutrisi tinggi yang kita konsumsi.

Mencukil laporan TRAFFIC (www.traffic.org) pada tahun 2019, Indonesia masih menjadi negara penangkap hiu terbesar di dunia (2007-2017). 

Penangkapan besar-besaran ini diakibatkan oleh tingginya permintaan pasar terhadap produk hiu, sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan dalam ekosistem laut yang berdampak negatif bagi ketahanan pangan Indonesia sekarang dan di masa mendatang.
 
Hingga saat ini gerakan global penurunan konsumsi hiu terus berjalan, salah satunya adalah sebanyak 18.000 jaringan hotel internasional tercatat telah menerapkan kebijakan untuk tidak lagi menyajikan makanan berbahan dasar hiu.
 
Imam kembali menjelaskan, WWF akan terus mendukung segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan semua pihak untuk melakukan berbagai upaya konservasi hiu. 

Namun demikian upaya yang dilakukan harus lebih besar dari tingkat laju kepunahan dari spesis hiu ini. 

Upaya untuk stop konsumsi produk hiu sementara hingga pulihnya populasi adalah bentuk dukungan dan wujud tanggung jawab dari produsen dan konsumen demi lestarinya ekosistem laut dan tersedianya bahan baku hidangan laut untuk seterusnya. 

Sebagai alternatif ekonomi, hiu yang tetap lestari di alam dapat dimanfaatkan sebagai atraksi pariwisata bahari yang bertanggung jawab, dengan pelibatan aktif masyarakat. 

"Sektor pariwisata bahari akan bisa memberikan manfaat ekonomi yang jauh lebih besar karena menyediakan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat, dengan tetap menjaga kesehatan populasi hiu di alam." tutup Imam.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Perkuat Ketahanan Pangan, ID Food bersama Kostrad Lakukan Panen dan Penanaman Budidaya Padi Tahap II di Lahan Strategis

Kamis, 18 April 2024 - 22:02 WIB

Perkuat Ketahanan Pangan, ID Food bersama Kostrad Lakukan Panen dan Penanaman Budidaya Padi Tahap II di Lahan Strategis

Subang – Dalam rangka mendukung peningkatan produksi beras nasional, Holding BUMN Pangan ID Food melakukan kolaborasi bersama Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) melalui pengembangan…

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Kamis, 18 April 2024 - 21:30 WIB

Top! Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Jakarta-Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)…

Chief Commercial Officer Telin Kharisma (keempat dari kanan) dan Group Chief Executive of Dialog Axiata PLC Supun Weerasinghe (kelima dari kiri) saat penandatanganan kemitraan strategis untuk pengelolaan layanan terminasi suara dan SMS internasional antara Telin dan Dialog Axiata

Kamis, 18 April 2024 - 21:03 WIB

Telin dan Dialog Axiata Tandatangani Kemitraan Strategis untuk Kelola Layanan Terminasi Suara dan SMS Internasional

Telin, anak perusahaan Telkom Indonesia yang melayani pelanggan global, dan Dialog Axiata PLC, penyedia konektivitas nomor satu di Sri Lanka, telah menandatangani Perjanjian Layanan Induk (Master…

Ilustrasi pembayaran menggunakan PayLater

Kamis, 18 April 2024 - 17:39 WIB

Pinjol dan Paylater Marak, Perbankan Perlu Ubah Strategi Agar Kredit Mudah Diakses

Laporan terbaru dari Bank Indonesia (BI) tentang kredit nasional dalam Hasil Rapat Dewan Gubernur bulan Maret 2024 mengungkapkan adanya pertumbuhan kredit pada sektor perbankan sebesar 11,28%…

Kawasan Labuan Bajo – Tanamori

Kamis, 18 April 2024 - 17:23 WIB

Kabar dari Labuan Bajo! Pemda Mabar Rencanakan Pembangunan Poltekpar Negeri, Upaya Pemerintah Tingkatkan SDM Unggul

Labuan Bajo-Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo Flores, Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat bersama Badan Pelaksana…