Prita Kemal Gani: Ada 5 Tantangan Komunikasi Perusahaan di Era Digital

Oleh : Kormen Barus | Kamis, 27 Februari 2020 - 11:30 WIB

Memperingati HUT ke-16 Majalah MIX Marcomm, menggelar diskusi di Auditorium London School Public Relations (LSPR) Jakarta, Rabu (26/2). Acara menghadirkan jurnalis dari berbagai media, serta para praktisi PR dan pengelola brand dari sejumlah korporat.
Memperingati HUT ke-16 Majalah MIX Marcomm, menggelar diskusi di Auditorium London School Public Relations (LSPR) Jakarta, Rabu (26/2). Acara menghadirkan jurnalis dari berbagai media, serta para praktisi PR dan pengelola brand dari sejumlah korporat.

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Era digital menciptakan peta media di Tanah Air semakin clutter. Hal ini dipicu oleh hadirnya beragam channel di luar media mainstream yang kerap mempengaruhi strategi komunikasi para pemilik brand. Dalam situasi seperti ini, peran jurnalis sebagai earned media menjadi sangat penting untuk menyebarkan pesan dan informasi kepada khalayak, sekaligus  memberi value dalam kampanye brand dan korporat. Untuk mencapai tujuan itu, tentu saja penting bagi pengelola brand memahami tuntutan dan kebutuhan dari para jurnalis  dalam menjalankan profesinya.

Pentingnya para pemilik brand memahami jurnalis dalam menjalankan praktek jurnalistik inilah yang menjadi tema utama sharing session dalam acara MIX Marketing Gathering sekaligus memperingati HUT ke-16 Majalah MIX Marcomm yang diadakan di Auditorium London School Public Relations (LSPR) Jakarta, Rabu (26/2). Acara menghadirkan jurnalis dari berbagai media, serta para praktisi PR dan pengelola brand dari sejumlah korporat.

Prita Kemal Gani, Founder and CEO LSPR Jakarta, dalam keynote speech-nya menyampaikan tantangan dan peluang bagi para praktisi komunikasi perusahaan di era digital. Menurut dia, terdapat lima tantangan sekaligus peluang tersebut, yaitu pertama, konvergensi media tradisional dan digital; kedua, bentuk komunikasi interaktif; ketiga, informasi sekarang mengalir dengan cepat dan grati; keempat, segala sesuatu didukung oleh teknologi; dan kelima, kecepatan perubahan dan kecepatan respon. 

President ASEAN PR Network (APRN) ini menekankan bahwa aktivitas PR yang proaktif sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah brand. Terlebih di era digital yang semakin heterogen dengan tampilnya new audience, new relations, new tool, serta new standard. “Jelas, itu menjadi tantangan bagi pengelola brand maupun praktisi komunikasi,” ujarnya.

Menurut dia, ada tiga strategi PR di era digital (3 PR insight on digital age) saat ini,  yakni pentingnya menjalin hubungan yang baik (build important relationship); melakukan endorse melalui orang-orang yang kompeten dan memiliki kredibilitas yang baik (endorse frienship) ; serta berupaya menciptakan image brand maupun kroporat yang juga baik (build good image).

Dalam kata sambutannya, Prita juga memaparkan kompetensi yang harus dimiliki seorang PR di era digital saat ini hingga lima tahun ke depan. Kompetensi tersebut antara lain relationship skill; resources skill; management skill; leadership skill; multimedia development skill; research skill & analysis; written & verbal communications skill; multicultural & adaptable; entrepreneurial skill; serta finance & budgeting skill. 

Sejumlah fakta tentang convergence media tradisional dan digital, penyampaian pesan brand dan customer yang semakin cepat, interaktif, dan semua orang bisa berkomentar di sosial media, dinilai Prita, adalah tantangan dan juga peluang. “Yang paling penting adalah bagaiman pemilik brand dapat merancang strategi PR dengan jitu melalui orang-orang di bagian PR yang memiliki skill dan kompetensi yang andal,” imbuh Prita.

Lis Hendriani, Pemimpin Redaksi Majalah MIX, menambahkan peta media yang sekarang semakin clutter dengan kehadiran beragam channel di luar media mainstream menjadi tantangan baru bagi para praktisi komunikasi brand maupun korporat. Jurnalis sebagai pelaku earned media, katanya, seharusnya semakin meningkatkan kompetensinya dalam membuat berita yang berimbang untuk membedakannya dengan para selebgram, endorser, atau Key Opinion Leader (KOL) yang selama ini banyak yang diperlakukan sebagai paid media oleh brand/korporat. Sementara pihak korporat, katanya, seharusnya lebih menghargai berita yang ditulis para jurnalis yang lebih berimbang karena value-nya lebih besar (sebagai earned media).  

Pada  acara sharing session bertema “Ketika Jurnalis Ngomongin Brand” tampil lima orang wartawan senior dari berbagai desk sebagai pembicara, yakni Dwi Wulandari, wartawan majalah MIX MarComm; Eny Wibowo, wartawan hidupgaya.co; Herning Banirestu, wartawan majalah bisnis SWA; Lilis Setyaningsih, wartawan Wartakota; dan M. Syakur Usman, wartawan Merdeka.com.

Para pembicara berbagi pengalaman terkait dalam kegiatan jurnalistik di lapangan, dari soal kesulitan menembus narasumber untuk wawancara, sikap narasumber yang “pelit” memberikan data, konten rilis yang minim informasi, persoalan sikap tertutup narasumber saat diterpa isu, dan persaingannya dengan para selebgram yang menjadi brand endorser.

Menurut para pembicara, pemilik brand atau korporat dan jurnalis sebenarnya saling membutuhkan. Bagi jurnalis, yang dibutuhkan adalah data atau statement dari pejabat yang kompeten terkait tema tulisan.  Oleh karena itu, memberi akses seluasnya bagi jurnalis untuk menggali informasi menjadi tuntutan dan kebutuhan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam menjalankan praktek jurnalistik.

“Agar terjalin hubungan harmonis,  PR di korporat maupun pengelola brand mesti membuka akses seluasnya bagi jurnalis untuk memperoleh informasi. Ini bisa tercipta jika PR di korporat atau brand bersikap komunikatif dan interaktif dengan jurnalis, serta kreatif dengan menyuguhkan konten informasi yang lengkap dan detail,” tandas Dwi Wulandari.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Strategi pemasaran (ist)

Selasa, 23 April 2024 - 22:57 WIB

Strategi Dalam Mempengaruhi Perilaku Pembelian Pelanggan

Dalam pasar yang kompetitif saat ini, memahami dan mempengaruhi perilaku pembelian pelanggan sangat penting agar bisnis dapat berkembang. Dengan munculnya teknologi baru dan berkembangnya preferensi…

Everpure tersedia di Shopee, atasi masalah jerawat usai mudik lebaran.

Selasa, 23 April 2024 - 19:40 WIB

Tips Merawat Kulit Wajah Bersama Shopee 5.5 Voucher Kaget

Melalui kampanye 5.5 Voucher Kaget, Shopee ingin menjadi teman serta memberikan semangat untuk kembali memulai perjalanan pengguna, khususnya dalam perawatan diri setelah libur lebaran.

Danone melakukan MoU dengan Pemulung untuk mengumpulkan sampah botol plastik

Selasa, 23 April 2024 - 18:17 WIB

AQUA dan Ikatan Pemulung Indonesia Kerja Sama Kurangi Sampah Plastik di Destinasi Wisata Bangka Belitung

Dalam rangka mendukung upaya pemerintah Indonesia mengurangi sampah plastik ke laut hingga 70% pada 2025, hari ini AQUA melakukan kerja sama Program Peningkatan Pengumpulan Sampah Plastik di…

Arta Monica Pasaribu, S.IP – President University Mahasiswa S2 MMT

Selasa, 23 April 2024 - 17:30 WIB

Strategi Marketing Dinamo Listrik Buatan Lokal untuk Mendukung Net Zero Emission

Tidak dapat dipungkiri ternyata penggunaan kendaraan listrik seperti motor listrik sangat tumbuh dengan cepat. Pemerintah mencatat keberadaan motor dan mobil yang berbasis listrik di sini naik…

PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi demi generasi masa depan.

Selasa, 23 April 2024 - 17:28 WIB

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi…