Mengapa Faisal Basri Kekeh Menolak Rencana Harga Gas untuk Industri US$6 per MMBTU, Tidak Pro Pertumbuhan?

Oleh : Candra Mata | Kamis, 27 Februari 2020 - 10:10 WIB

Akhir Bulan, Pemerintah Pastikan Harga Gas Untuk Tiga Sektor ini
Akhir Bulan, Pemerintah Pastikan Harga Gas Untuk Tiga Sektor ini

INDUSTRY co.idJakarta Penurunan kinerja beberapa industri nasional disebabkan oleh mahalnya harga gas industri di dalam negeri.

Sebut saja industri kaca lembaran dan pengaman, industri baja, pupuk, petrokimia, keramik, sarung tangan, dan oleochemical. 

Harga gas industri yang sudah lama cukup tinggi, telah menyebabkan pertumbuhan industri nasional mengalami perlambatan. 

Para pelaku industri nasional sangat berharap pada April mendatang Pemerintah menepati janjinya untuk menurunkan harga gas industri hingga US$6 per mmbtu. 

Namun, terkait  rencana Pemerintah menurunkan tarif harga gas untuk industri yang disambut baik oleh para pelaku industri terdampak langsung ditentang oleh  ekonom Faisal Basri. 

Faisal menyebut penurunan harga gas industri tidak memiliki dasar yang jelas sekaligus tak menjamin industri penerima gas itu bakal tumbuh lebih kuat.

"Dasarnya menurunkan harga gas industri itu apa? hitung-hitungannya dari mana sehingga harga gas industri harus 6 dolar," ujar Faisal di Jakarta, Rabu (26/2).

Faisal menegaskan, saat ini tidak ada harga gas yang ideal sebab sumber yang didapat berbeda-beda sehingga dibutuhkan agregator gas. 

Faisal bahkan meyakinkan bahwasannya jika harga gas diturunkan belum tentu otomatis berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

"Itu tidak ada urusannya. Presiden mendapatkan informasi yang salah soal harga gas ini," ujarnya.

Sepekan sebelumnya, pernyataan tidak setuju soal rencana gas industri diturunkan juga disampaikan Faisal Basri di Jakarta, Jumat (21/2).

Faisal menyebut bahwa harga gas  industri Indonesia tidak mahal. Bahkan ia menilai harga gas industri di Indonesia masih kompetitif ketimbang negara lain.

 

"Harga gas di Indonesia tidak mahal. Siapa itu yang bilang, masalah utama saya kira bukan di gas," kata Faisal Basri. 

Bahkan Faisal sangsi harga gas US$6 per MMBTU yang rencananya ditetapkan belum terlalu detail kajiannya. 

"Unsur yang mendukung harga tersebut juga belum menjelaskan dampak-dampak positif yang timbul," pungkasnya. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)

Jumat, 19 April 2024 - 16:19 WIB

PGE Perluas Pemanfaatan Teknologi Terobosan untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Mempertahankan keunggulan di industri panas bumi tak bisa dilakukan tanpa terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terbaru. Menunjukkan komitmen mengembangkan potensi energi panas bumi di…