Bahana Raih Penghargaan, Cetak Kinerja Positif untuk Reksa Dana Valas Offshore

Oleh : Herry Barus | Jumat, 23 Agustus 2019 - 09:46 WIB

Pengunjung mengamati papan elektronik yang memperlihatkan pergerakan IHSG di gedung BEI (Foto Rizki Meirino)
Pengunjung mengamati papan elektronik yang memperlihatkan pergerakan IHSG di gedung BEI (Foto Rizki Meirino)

INDUSTRY.co.id - Jakarta-  Di tengah volatilitas pasar saham global dengan terpaan berbagai isu geopolitik, perang dagang Amerika Serikat dan China, PT Bahana TCW Investment Management masih bisa menorehkan pertumbuhan kinerja reksa dana global valas alias off shore yang positif pada tahun ini.

Hal ini terwujud dari produk reksa dana Bahana Sharia Global Emerging USD, reksa dana berbentuk valas, dimana mayoritas instrumen investasinya berupa efek syariah luar negeri minimum 51% dan saham dalam negeri, serta sekitar 0-20% merupakan instrumen pasar uang. Produk yang diluncurkan sejak Agustus 2016 ini mencetak pertumbuhan kinerja sebesar 12,6% secara year to date (ytd) dibandingkan dengan tolak ukurnya, MSCI ACWI Islamic USD STRD sebesar 11,3% (ytd).

Pertumbuhan kinerja reksa dana valas off shore yang positif di tengah ketidakpastian global ini mendapat apresiasi dari Majalah Investor, dimana PT Bahana TCW Investment Management memperoleh penghargaan sebagai Best Syariah 2019 dalam sektor Reksa Dana Syariah, terutama untuk kategori Reksa Dana Syariah Saham USD periode 1 tahun.

“Kinerja reksa dana Bahana USD sharia lebih stabil dibandingkan produk reksa dana yang serupa. Pemilihan saham dalam portofolio USD syariah dilakukan secara teliti, menyeimbangkan antara imbal hasil dan resiko dengan tujuan mendapatkan hasil yang optimal dalam jangka menengah,” tutur Soni Wibowo, Direktur Riset PT Bahana TCW Investment Management, Jumat (23/8/2019).

Soni mengakui, tantangan mengelola portofolio investasi di luar negeri jauh lebih besar dibandingkan dalam negeri karena penuh dengan ketidak pastian situasi politik dan ekonomi global. Meski demikian, anak usaha dari PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini berusaha mengurangi volatilitas pasar dengan menghindari pasar saham yang sensitif seperti  market di Eropa dan di Cina. Di samping itu, Bahana cenderung mengalokasikan portofolio di saham-saham yang defensif misalnya di sektor industri barang konsumsi seperti Nestle, Procter and Gamble Co, dibandingkan saham-saham yang ‘naik daun’ seperti Apple.Inc. 

 

“Kami mencari kestabilan. Konsentrasi alokasi portofolio kita secara mayoritas di bursa saham Amerika. Namun, kita lebih memilih saham yang pergerakannya stabil, sehingga ketika market turun, kita masih cenderung lebih stabil, sehingga bisa menghasilkan imbal hasil positif,” jelas Soni.

Soni menambahkan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di reksa dana off shore bagi para investor yang memiliki valas, tapi ingin memperoleh pertumbuhan yang optimal dibandingkan mengalokasikannya di deposito valas maupun obligasi valas.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi produksi keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:30 WIB

Dukung Proyek IKN, Industri Keramik Siap Investasi di Kaltim

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimis pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN)…

Proses bongkar muat sekam padi di storage area sekam padi di Pabrik Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Rabu, 24 April 2024 - 18:13 WIB

Keren! Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

Jakarta– Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan munculnya komitmen global untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.

Industri keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:00 WIB

Asaki Desak Pemerintah Segera Terapkan Antidumping Keramik China, Besaran Tarif Capai 150%

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mendesak KADI untuk bekerja serius dan segera menerapkan kebijakan Antidumping untuk produk keramik impor asal Tiongkok yang secara tren tahunan…

Platform Teknologi Laboratorium di Indonesia Digelar untuk Ketujuh Kalinya

Rabu, 24 April 2024 - 17:56 WIB

Program Keberlanjutan dan Kecerdasan Buatan Menjadi Topik Hangat pada Pameran Lab Indonesia 2024

Jakarta– Lab Indonesia 2024 kembali mempertemukan elit industri laboratorium ilmiah dan analisis pada tanggal 24 – 26 April 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

Pembukaan kantor baru Thermo Fisher Scientific

Rabu, 24 April 2024 - 17:50 WIB

Ekspansi di Asia Pasifik, Thermo Fisher Scientific Buka Kantor di Jakarta dan Jalin Kemitraan Baru

Perusahaan menandatangani dua Nota Kesepahaman (MoU) dengan National Battery Research Institute dan Mandaya Hospital Group sebagai bagian dari ekspansi strategisnya di Indonesia