Dilengkapi Ponsel, di Kebun Terasa Lebih Merdeka

Oleh : Kormen Barus | Kamis, 15 Agustus 2019 - 18:34 WIB

Seorang petani sawah dan ladang kering di Sita, Manggarai Timur (Matim), Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Seorang petani sawah dan ladang kering di Sita, Manggarai Timur (Matim), Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT)

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Ladislaus Nunggang, seorang petani sawah dan ladang kering di Sita, Manggarai Timur (Matim),  Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT),  begitu sumringah ketika diajak bicara seputar usaha kebunnya  yang terus  berkembang. Menurutnya, masuknya telepon selular ke desa, sangat membantu usahanya. “Ya untuk mencari penjual hasil pertanian, dulunya kami harus berjalan kaki berapa kilo meter ke setiap kampung guna cari kabar seputar harga hasil pertanian, seperti kopi, padi, kakao, kemiri, Lombok (cabe-red), dan sebagainya. Kini tinggal washap saja penjual akan datang. Dengan telepon yang sudah bisa lihat barang pertanian, kami bisa hemat tenaga dan biaya. Sekarang kalau kami ke kebun tidak boleh lupa hape. Karena dengan hape kami terasa di kebun lebih merdeka,”ujarnya mengubar senyum.

Hal yang sama juga dengan Helni Egot, wanita paruh baya yang memiliki usaha peternakan ayam pedaging sekala kecil. Menurut wanita yang pernah mengenyam pendidikan tinggi di kota Malang, itu,  kencangnya sinyal telepon dan kuota internet  di seluruh kabupaten Manggarai Timur, membuat dia bisa memesan anak ayam via ponsel. Hal tersebut menurut pengaggum Bung Karno, ini,  menjadikan perputaran uang kian cepat, karena banyak yang pesan ayam via washap.

Dengan android merek China yang murah meriah juga, dirinya bisa memantau harga ayam di tempat lain, termasuk di setiap pasar. “Bangun pagi kami buka mata dengan hape-kah. Dengan tetangga sebelah rumah yang hitungan selangkah saja kami pakai wa,”ujarnya dengan dialek Flores.

 Selain Helni, beberapa dari penduduk di daerah  tandus berbukit dan diselimuti ngarai itu, juga banyak yang mempunyai usaha sampingan dengan menjual pulsa dan kuota internet.  Bahkan kata Helni, kalau memang memiliki dana  lebih,  tidak tutup kemungkinan dirinya membuka usaha yang lebih besar termasuk yang terkait dengan perlengkapan internet. Karena kaum muda di desanya  sudah banyak yang menggandrungi game-game dan facebook via hape android.

Kisah ladislaus dan Helni hanyalah salah satu dari jutaan petani di negeri ini yang hidupnya lebih merdeka karena terbantu oleh kehadiran internet  di pedesaan. Menjamurnya produk  hanphone dengan  ragam fitur dan aplikasi dengan harga murah mendorong penggunaan telepon selular di kalangan masyarakat menengah ke bawah termasuk kaum petani, kian  berkembang.

 Kalau dulunya orang desa ke kebun berbekalkan makanan, minuman dan peralatan pacul, golok dan sabit, kini disaku mereka juga diselipin ponsel android berbagai merek. “Setiap kali panen kami ganti hape. Karena memang hape dari China cepat rusak tapi ada juga yang bagus. Musiknya kencang namun kami tidak nyaman juga karena banyak yang pake pakaian tidak sopham di internet,”ujar Ladislaus Unggang, petani sawah yang mengaku gemar gonta ganti ponsel.

Sementara transaksi perbankan antara orang kota dan desa pun, kini tidak jadi soal.Tengok pengalaman, Rosa, penjual jus  di kawasan Cilangkap, Jakarta, yang memiliki bantuan usaha juga di Flores,  NTT. Dulunya kata dia, transaksi perbankan menelan waktu berminggu minggu dan dana yang dikirim harus melalui rekening bank saudaranya. Tapi kini, dengan menggunakan mobile banking, dalam hitungan menit langsung diterima,walaupun berbeda bank. “Saya tidak perlu repot antri. Dengan handphone, semuanya jadi beres. Saya benar-benar terbantu. Dalam hitungan detik saudaraku di pedalaman dapat info sms banking,”ujarnya bangga.

Pengamat sosial dan komunikasi dari LSPR London School, Don Bosco Doho, mengakui soal  kemajuan sektor telekomunikasi di desa-desa bagian timur, seperti halnya di Flores. Menurutnya,  infrastruktur telekomunikasi yang kokoh sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Internet membawa berkah karena kekuatan membagi di dalamnya,”ujarnya.

Diharapkan Bosco, selanjutnya ada perhatian  pembangunan infrastruktur yang utama  bagi rakyat. Baik infrastruktur pertanian, jalan, jembatan hingga pelabuhan laut. “Daerah Manggarai Timur perlu memiliki pelabuhan agar menjadi pintu perdagangan dengan pihak luar. Tanpa infrastruktur yang layak, Indonesia Timur secara umum, akan sulit berkembang,”ujarnya.

Berkembanganya telekomunikasi di pedesaan memang menjadi berkah bagi orang desa. Namun, setidaknya dengan terus meningkatnya jumlah pengguna seluler, harus ada kebijakan yang berpihak kepada pembangunan Indonesia Timur, terutama pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, listrik yang murah, air bersih dan transportasi murah.

Dengan demikian akses pasar terbuka lebar. Sektor-sektor lain pun akan mengalir dengan sendirinya, seperti investasi di bidang perikanan, pertanian, perkebunan, kerajinan rakyat, dan sebagainya. Keberadaan infrastrukur seperti lokomotif, sementara gerbongnya adalah industri dan perdagangan. Industri akan hadir apabila didukung oleh infrastruktur yang memadai.

 Bagaimanapun peluang bisnis di desa jangan lagi dianggap sebelah mata. Vishnu Singh pakar dari Lab Market Unit South East Asia (MUSEA),  pernah mengatakan, daerah pedesaan akan memimpin pertumbuhan dalam penggunaan teknologi mobile di masa depan. "Pertumbuhan penggunaan teknologi Mobile Broadband di masa depan akan dipimpin pedesaan,” ujarnya.

Ia memperkirakan pertumbuhan di pedesaan akan mencapai 10 hingga 15% hanya dalam 24 bulan. Dalam dua hingga tiga tahun, penetrasi penggunaan teknologi mobile akan mencapai 15 hingga 20% di Indonesia.

Namun demikian, menurut dia, semua itu, masih tergantung oleh ketersediaan infrastruktur, termasuk ketersediaan "coverage capacity" yang memadai. Vishnu menjelaskan justru terdapat kelas-kelas masyarakat tertentu di urban area yang tidak mengalami pertumbuhan penggunaan teknologi mobile ini.

Pakar telematika Indonesia Taufik Hasan pernah menyarankan, operator harus bisa memberdayakan masyarakat pedesaan. Salah satunya dengan  mengalihkan tanggung jawab fungsi pengelolaan jaringan dan bisnis ke tingkat lokal, yang dapat membangun konektivitas yang cost-effective dari satu desa ke desa yang lain.     Hal itu dapat dilakukan  dengan mempekerjakan warga desa setempat untuk mengelola akses di dalam desa, atau wirausahawan lokal dapat diberikan lisensi hak pengelolaan untuk daerah sekitarnya. “Konsep seperti ini yang dikenal dengan nama  Village Connection  telah mendapat dukungan dari ITU yang akan mulai menerapkannya di negara-negara pulau di daerah Pasifik.

 Taufik mengatakan, untuk menggulirkan   konsep Village Connection memerlukan peran pemerintah  membangun kebijakan dan lingkungan regulasi (regulatory environment) yang mendukung. Kesempatan dan peluang yang diciptakan village connection ini menciptakan implikasi yang besar  kepada terbangunnya mata rantai industri berbasis selular di pedesaan seperti usaha retail pulsa pra-bayar, microfinance, dan perbaikan industri pertanian yang diperkuat dengan akses terhadap informasi.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Media briefing Modal Rakyat Indonesia

Jumat, 29 Maret 2024 - 11:16 WIB

Enam Tahun Berkarya, Modal Rakyat Indonesia Terus Hadirkan Inovasi bagi Perekonomian Indonesia

Enam tahun perjalanan, namun semangat inovasi dan komitmen Modal Rakyat Indonesia terhadap kemajuan ekonomi Indonesia tetap membara. Modal Rakyat Indonesia terus menorehkan jejaknya sebagai…

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

Jumat, 29 Maret 2024 - 10:37 WIB

Melayani dan Melindungi Pemudik Lebaran 2024

PEMERINTAH hendaknya segera memastikan kesiapan seluruh moda angkutan umum, baik darat, laut maupun udara, untuk melayani hampir 200 juta orang yang akan melakukan perjalanan mudik guna merayakan…

Ilustrasi mudik Lebaran - Dokumentasi Roojai.co.id

Jumat, 29 Maret 2024 - 10:33 WIB

Ini Tips Roojai Agar Mudik Lebaran Tenang dan Nyaman Saat Cuaca Ekstrem

Jakarta- Puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 6 April hingga 8 April 2024 mendatang. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menghimbau pemudik…

Peringatan Nuzululqur'an 1445 H, Menteri Basuki: Al-Qur'an Sebagai Tuntunan Menjalankan Tugas

Jumat, 29 Maret 2024 - 10:20 WIB

Peringatan Nuzululqur'an 1445 H, Menteri Basuki: Al-Qur'an Sebagai Tuntunan Menjalankan Tugas

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan peringatan Nuzululqur'an 1445 H dan Berbuka Puasa Bersama Anak Yatim di Auditorium Kementerian PUPR, Kamis (28/03/2024).…

DOK. Shutterstock Ilustrasi krisis air bersih

Jumat, 29 Maret 2024 - 10:18 WIB

Masalah Air Kian Gawat! Indonesia Siap Gelar World Water Forum ke-10 di Bali

Jakarta-Pemerintah Indonesia menegaskan World Water Forum ke-10 siap dilaksanakan pada 18 hingga 25 Mei 2024 di Bali dengan persiapan matang yang melibatkan seluruh stakeholder dalam tata Kelola…