Pengusaha Negeri Paman Sam Tertarik Investasi di Kawasan Industri Kendal

Oleh : Ridwan | Jumat, 09 November 2018 - 10:05 WIB

Kawasan Industri Kendal ,Jawa Tengah (jababeka)
Kawasan Industri Kendal ,Jawa Tengah (jababeka)

INDUSTRY.co.id - Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah kian menjadi daya tarik investasi bagi investor asing, salah satunya dari kalangan pengusaha Negeri Sam. 

Hal tersebut disampaikan oleh Economic Counselor dari Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta, Andrew Shaw. 

Dari informasi yang diperoleh dari berbagai media, Kedubes AS melihat Kabupaten Kendal sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
 
"Harus ada kejelasan tentang potensi investasi disana (Kabupaten Kendal) yang bisa ditawarkan kepada para investor," kata Shaw dalam keterangan resmi di Jalarta, (8/11/2018).

Ditambahkan Shaw, selain memiliki potensi ekonomi, Kabupaten Kendal dinilai mempunyai kondisi sosial ekonomi yang baik. Salah satu potensi yang bakal direkomendasikan kepada para pengusaha AS adalah kawasan industri. 
 
Seperti diketahui, pada tahun 2016 lalu, Presiden Joko Widodo telah meresmikan Kawasan Industri Kendal (KIK) yang merupakan hasil kerja sama antara investor Indonesia dengan Singapura.

Kawasan industri terintegrasi pertama di Jawa Tengah itu diproyeksikan menyerap potensi investasi sebesar Rp200 triliun. Pada tahap pertama, lahan yang akan digarap seluas 1.000 hektare dengan target 300 tenant dan menyerap tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang hingga tahun 2025.

Hingga Januari 2018, kawasan terintegrasi yang diresmikan sejak November 2016 itu, telah menarik sebanyak 39 investor yang berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, China dan Jepang.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Kendal Mirna Annisa mengakui pihaknya tengah menjalankan berbagai program pembangunan. Dia mengakui kawasan industri menjadi salah satu perhatian dari para investor.

"Saat ini, sejumlah perusahaan di Kawasan Industri Kendal sudah mulai beroperasi," tetangnya. 
 
"Kami menawarkan berbagai investasi di Kendal seperti kawasan industri yang kini sedang berkembang. Ini yang coba kami tawarkan untuk mendongkrak banyak investor masuk," sambung Mirna.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, nilai investasi industri manufaktur pada 2015 mencapai Rp10,7 triliun, dan ditargetkan naik 10 kali lipat menjadi Rp104,3 triliun di tahun 2035.

Selain itu, penyerapan tenaga kerja juga diprediksi meningkat, dari 3,2 juta orang tahun 2015 menjadi 6,2 juta orang pada 2035.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Penandatanganan kerjasama RS Premier Bintaro dengan BMW Indonesia.

Rabu, 24 April 2024 - 23:32 WIB

Kolaborasi RS Premier Bintaro dan BMW Indonesia Tingkatkan Patien Experience

Penandantanganan menghasilkan kolaborasi RSPB dengan BMW Indonesia dalam menyediakan layanan kesehatan premium pengantaran pasien pasca operasi kasus bedah orthopedi dan bedah vaskular.

#bluBuatBaik Waste Station sudah tersebar di 7 lokasi strategis.

Rabu, 24 April 2024 - 23:16 WIB

Hari Bumi, Ini Langkah Kecil Memilah Sampah Untuk Bumi Lebih Sehat

blu by BCA Digital turut memfasilitasi dengan membangun sarana seperti Waste Station dan mengintegrasikan aplikasi Rekosistem x blu untuk mendorong perubahan kebiasaan dalam mengelola sampah…

RUPST PT PP tahun buku 2023

Rabu, 24 April 2024 - 21:14 WIB

Dua Direksi dan Satu Komisaris Baru Perkuat Pengurus PTPP

PT PP mengubah jajaran direksi dan Komisari usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Ilustrasi produksi keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:30 WIB

Dukung Proyek IKN, Industri Keramik Siap Investasi di Kaltim

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimis pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN)…

Proses bongkar muat sekam padi di storage area sekam padi di Pabrik Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Rabu, 24 April 2024 - 18:13 WIB

Keren! Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

Jakarta– Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan munculnya komitmen global untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.