BI Klaim Perbankan Tak akan Kesulitan Likuiditas

Oleh : Herry Barus | Rabu, 24 Oktober 2018 - 10:42 WIB

Bank Indonesia
Bank Indonesia

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Bank Indonesia memandang industri perbankan domestik masih akan menjalani kondisi likuiditas yang longgar dan belum ada risiko pengetatan, meskipun pertumbuhan tahunan Dana Pihak Ketiga melambat dibanding proyeksi sebelumnya.

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto dalam jumpa pers Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Selasa (23/10/20180 menggunakan indikator likuiditas yakni Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK). Kondisi AL/DPK perbankan, kata dia, masih terjaga di sebesar 18,3 persen per Agustus 2018.

Dengan rasio AL/DPK tersebut, lanjut Erwin, perbankan masih memiliki ekses likuiditas untuk mencapai target pertumbuhan penyaluran kredit hingga akhi tahun sebesar 10-12 persen (yoy).

Dengan capaian pertumbuhan DPK hingga Agustus 2018 yang masih rendah, BI melihat DPK hanya akan tumbuh di bias bawah rentang 8-10 persen (yoy). Prediksi itu menurun dibanding perkiraan awal 2018 yakni 9-11 persen (yoy).

"Alat likuid dari bank sendiri cukup besar dan masih tersimpan. Dengan begitu, untuk menjawab jarak antara pertumbuhan DPK dan kredit apakah akan menimbulkan masalah," tambahnya.

Per Agustus 2018, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh stagnan di kisaran 6,9 persen (yoy). Angka itu tidak bergerak dibanding Juli 2018 yang sebesar 6,9 persen (yoy).

Sementara, penyaluran kredit menunjukkan pertumbuhan agresif yakni sebesar 12,1 persen (yoy) per Agustus 2018.  "Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit 2018 masih berada dalam kisaran proyeksi 10-12 persen (yoy), sementara pertumbuhan DPK diprakirakan akan mengalami perlambatan, berada di batas bawah kisaran 8,0-10,0 persen (yoy)," ujar Erwin.

Adapun, perbankan mulai berjaga-jaga agar tidak mengalami kesulitan likuiditas di akhir tahun karena penyaluran kredit yang agresif.

PT Bank Mandiri Persero Tbk pada pekan lalu megatakan sedang mengkaji untuk menerbitkan instrumen pinjaman atau alternatif pendanaan dengan total nilai satu miliar dolar AS. Alternatif pendanaan itu untuk berjaga-jaga jika terjadi pengetatan likuiditas.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan instrumen utang tersebut dapat berupa berbagai instrumens seperti sertifikat deposito (negoitable certificate deposit/NCD), obligasi ataupun pinjaman bilateral.

"Pasar kan sedang fluktuatif, kita terapkan langkah yang pruden," ujar Panji.(Ant)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Perpusnas Press luncurkan 15 judul buku di Hari Buku Sedunia 2024.

Sabtu, 27 April 2024 - 21:05 WIB

Perpusnas Press Luncurkan 15 Judul Buku di Hari Buku Sedunia

Penerbit Perpusnas Press meluncurkan 15 judul di acara World Book Rumah Dunia sebagai dukungan terhadap kemajuan dunia perbukuan dan literasi.

Aksi donor darah di BRI Insurance

Sabtu, 27 April 2024 - 19:11 WIB

BRI Insurance Lakukan Aksi Donor Darah Sebagai Bentuk Kemanusiaan dan Kepedulian Sosial

Sebagai wujud kepedulian terhadap sosial lingkungan di momen HUT 35, BRI Insurance menggelar acara donor darah untuk Pekerja sebagai bentuk kegiatan kemanusiaan yang berlangsung di kantor pusat…

Prabowo dan Gibran (foto Istimewa)

Sabtu, 27 April 2024 - 17:20 WIB

Ini Harapan Pengusaha Kawasan Industri untuk Pemerintahan Prabowo - Gibran

Himpunan Kawasan Industri (HKI) mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia terpilih.

Warung madura

Sabtu, 27 April 2024 - 14:15 WIB

KemenKopUKM Tak Pernah Larang Warung Madura Buka 24 Jam

Menanggapi pemberitaan yang beredar di tengah masyarakat terkait dengan jam operasional warung madura, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) tidak pernah melarang warung madura untuk beroperasi…

Prodi Bisnis Digital, Jurusan Buat Kamu si Paling Gen Z

Sabtu, 27 April 2024 - 12:52 WIB

Prodi Bisnis Digital, Jurusan Buat Kamu si Paling Gen Z

Bagi kamu, Gen Z , tentu sudah tidak asing lagi dengan Jurusan Bisnis digital. Jurusan ini mempelajari tentang cara merancang bisnis yang dikembangkan menggunakan teknologi digital. Kenapa Kamu…