Bank BTN Dorong Generasi Milenial Jadi Pengusaha Properti

Oleh : Abraham Sihombing | Minggu, 21 Oktober 2018 - 15:20 WIB

Maryono, Direktur Utama Bank BTN, di Kampus IPB (foto ist)
Maryono, Direktur Utama Bank BTN, di Kampus IPB (foto ist)

INDUSTRY.co.id – Jakarta – PT  Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), atau Bank BTN, mendorong generasi milenial untuk menjadi pengusaha properti yang mumpuni. Salah satunya dengan aktif melakukan edukasi kepada mahasiswa dan pelajar di berbagai kampus dan sekolah di Indonesia.

 

“Kehadiran generasi milenial di industri properti sangat dibutuhkan karena mereka dapat memberikan inovasi yang tepat untuk pengembangan dan pemasaran produk hingga akses pembiayaan untuk generasi yang kelak mendominasi 34% populasi masyarakat Indonesia pada 2020 nanti,” ujar Maryono, Direktur Utama Bank BTN,  Maryono ketika membuka workshop bertajuk “Property Entrepreneurship for Millenials Generation” di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, Sabtu (20/10/2018).

 

Maryono menjelaskan, edukasi sangat penting dilakukan bagi generasi melinial agar mau terjun menggarap bisnis properti. Pasalnya, prospek investasi properti saat ini sangat menjanjikan. Itu seiring dengan maraknya pembangunan infrastruktur dan perkembangan transportasi massal yang menjangkau daerah pelosok hingga kota-kota besar di seluruh Indonesia.

 

“Kehadiran Bank BTN di kampus dan berdirinya Housing Finance Center untuk memberikan workshop, pelatihan dan pengembangan usaha adalah salah satu strategi kami untuk meningkatkan jumlah pengusaha properti serta kualitas para pengembang properti,” jelas Maryono.

 

Menurut Maryono, ada delapan alasan mengapa menjadi pengusaha properti menarik, yaitu ketersediaan lahan yang terbatas membuat investor memegang kontrol, daya juang ketika berinvestasi sangat tinggi, nilai aset dapat ditingkatkan dengan modal minimum, mendapatkan capital gain dan cashflow, tidak menyita waktu, bank lebih suka  memberikan pinjaman dengan jaminan properti dan investasi properti menjadi favorit investor besar atau kaya.

 

Maryono optimistis, para generasi milenial berpotensi bakal sukses bergelut di sektor properti Indonesia karena prospeknya yang cemerlang. Menurut, peringkat Top Cities for Real Estate Investment 2018 dari PriceWaterhouse Coopers (PwC), Jakarta berada di urutan ke lima setelah Bangalore, Bangkok, Guangzhou dan Ho Chi Minh City.

 

“Itu artinya, banyak investasi yang mengalir ke Jakarta, tapi tidak menutup kemungkinan kota besar lainnya di Indonesia juga berkembang dan menarik investasi properti karena sejumlah faktor, diantaranya perhatian pemerintah terhadap kebutuhan rumah lewat program sejuta rumah, pertumbuhan jumlah penduduk, perkembangan infrastruktur dan digitalisasi di dunia bisnis yang makin efisien,” papar Maryono.

 

Maryono mengemukakan ketertarikannya untuk mengajak generasi milenial menjadi pengusaha properti, karena mereka diproyeksi dapat menjadi tulang punggung perekonomian bangsa yang menentukan masa depan  Indonesia. Untuk itu, Maryono berharap generasi milenial melirik bisnis properti yang ceruknya masih besar dan belum tergarap maksimal.

 

Dalam catatan Bank BTN, selisih kebutuhan rumah dengan kapasitas pengembang masih lebar di Indonesia. Adapun kebutuhan rumah masih besar, yakni sebesar 800.000 unit per tahun, sementara kapasitas pembangunan rumah para pengembang hanya sebesar 250.000 hingga 400.000 unit per tahun.

 

Minimnya pasokan membuat daya dorong sektor perumahan terhadap PDB Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2017 hanya mencapai 2,8%. Angka ini sangat rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia mencapai di atas 20% dan Thailand sebesar 8%.

 

“Padahal jika investasi properti meningkat kebutuhan rumah masyarakat terpenuhi dan setidaknya 170 industri turunan lainnya ikut terdongkrak dan banyak lapangan pekerjaan berkembang yang pada akhirnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” urai Maryono.

 

Maryono menjelaskan, dalam bisnis properti terdapat sisi pasokan dan sisi permintaan yang keduanya harus diperhatikan. Karena itu, Bank BTN tidak hanya mengembangkan pembiayaan perumahan untuk menangkap permintaan konsumen tetapi juga harus memperhatikan sisi pasokan.

 

Bank BTN merangkul pengembang dengan pemberian kredit properti dan konstruksi dan pengembangan jumlah wirausaha. Jumlah wirausaha di Indonesia berdasarkan data Kementerian Koperasi  dan  UMKM  tergolong minim yaitu sebesar 7,8 juta orang dari sekitar 252 juta orang penduduk Indonesia.

 

Dengan jumlah tersebut, Global Entrepreneurship index 2018 menempatkan Indonesia di posisi 94 dari 137 negara, di bawah Malaysia di urutan 58 dan Thailand di urutan 71 dan kalah dibandingkan Singapura yang bertahta di urutan 27.

 

Sementara itu, DR Nunung Nuryantono, Dekan Fakultas Ekonomi dan Managemen IPB, menjelaskan kegiatan ini terlaksana atas dukungan yang luar biasa dari Bank BTN, dimana kegiatan tersebut diikuti sekitar 1.600 mahasiswa terutama mahasiswa tingkat satu yang mengambil mata kuliah kewirausahaan.

 

“Ini tentunya sejalan dengan semangat kita membangun kewirausahaan sebagai salah satu masa depan yang memberikan optimisme ketika mahasiswa menyelesai study," ujar Nunung.

 

Hal senada juga diungkapkan DR Arif Satria, Rektor IPB, yang mengatakan, pihaknya sudah mendeklarasikan diri sebagai technososio enterpreneurship yang akan menghasilkan technopreneurs dan sosiopreneur, dimana kedua hal ini membutuhkan tiga keahlian antara lain hard skill, soft skill dan ada yang sifatnya karakter.

 

“Ketika kita memiliki jiwa kewirausahan yang sangat kuat, maka kita dituntut untuk bisa lebih kreatif, dimana kompetisi tersebut berbasis adu kreativitas dan imajinasi," tegas Arif.

 

Arif menambahkan, IPB berterimakasih kepada Bank BTN yang sudah mendukung kegiatan tersebut, salah satunya membangun BTN Zone dan rencana akan membangun rumah kreativitas BUMN di lingkungan IPB. ***

 

 

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

PT. Yupi Indo Jelly Gum

Senin, 29 April 2024 - 13:29 WIB

Katakan Tidak pada Bullying

Masa sekolah yang seharusnya menjadi masa yang indah, realitasnya tidak untuk sebagian anak. Masa sekolah menjadi waktu yang penuh dengan ketakutan, kecemasan, dan penderitaan yang disebabkan…

Pavilion Indonesia di EXPOMED EUROSIA 2024

Senin, 29 April 2024 - 11:53 WIB

Siap Dobrak Pasar Eropa, Kemenperin Boyong Sembilan Industri Alat Kesehatan Nasional Mejeng di Turki

Industri alat kesehatan nasional terus berupaya menembus pasar ekspor seiring dengan produk-produknya yang semakin berkualitas dan berdaya saing global. Hal ini diwujudkan lewat keikutsertaan…

Pelepasan ekspor produk handicraft dan kriya.

Senin, 29 April 2024 - 11:31 WIB

Buka Akses Pasar Produk UKM Indonesia ke Kanada, LPEI dan Diaspora Indonesia Berkolaborasi

Kolaborasi antar institusi Pemerintah melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank sebagai Lembaga Keuangan Pemerintah Indonesia dengan Atase Perdagangan (Atdag) Ottawa,…

PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC)

Senin, 29 April 2024 - 10:55 WIB

ASLC Catat Laba Bersih Melonjak Hampir 8 Kali Lipat di Kuartal 1 2024

PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp16,9 miliar di kuartal 1 2024, melonjak hingga hampir 8 kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.…

Ilustrasi asuransi kendaraan

Senin, 29 April 2024 - 10:45 WIB

Tingkat Kecelakaan Mobil Meningkat, MPMInsurance Edukasi Pentingnya Asuransi Kendaraan

Belakangan ini kita membaca banyak berita terkait kelalaian berkendara yang menyebabkan kecelakaan tunggal maupun massal seperti salah satu kasus terbaru tentang kecelakaan mobil di pintu tol…