Upaya Kementan Jamin Pasokan dan Harga Daging Sapi Jelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2018

Oleh : Wiyanto | Selasa, 10 April 2018 - 14:02 WIB

Pasokan sapi jelang Idul Fitri
Pasokan sapi jelang Idul Fitri

INDUSTRY co.idJakarta-Dalam rangka mengantisipasi ketersediaan stock daging sapi dan upaya menstabilkan harga untuk kebutuhan daging sapi khususnya menyambut bulan Puasa dan Perayaan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2017, Kementerian Pertanian telah melakukan koordinasi dengan stakeholder  terkait dalam hal kepastian pasokan dan kelancaran distibusi daging pada bulan Mei-Juni 2018.

“Koordinasi kita lakukan dengan Pemerintah Daerah, baik dengan daerah sentra konsumen yang terkait kebutuhan daging maupun daerah sentra ternak sapi terkait dengan potensi stok ternak lokal,” kata Fini Murfiani Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan di Jakarta, Selasa (10/4/2018).

“Pertemuan koordinasi kita lakukan sebagai persiapan awal membahas ketersediaan stock sapi dan daging sapi menjelang bulan puasa dan lebaran tahun 2018,” ungkap Fini. “Kita ingin memastikan persediaan daging kita cukup menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), yaitu pada Mei dan Juni” tandasnya

Menurut Fini, persiapan – persiapan dalam hal penyediaan pasokan daging sapi ini penting sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menstabilkan pasokan, sehingga akan menjaga stabilisasi harga daging pada bulan-bulan tersebut. “Kita tentunya berharap semuanya stabil, sehingga masyarakat dapat menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari Raya Lebaran dengan tenang” tukasnya menambahkan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi ternak sapi tahun 2017 sebanyak 16,599,247 ekor, dimana mengalami kenaikan 3,59 % dari tahun 2016. Namun kebutuhan daging sapi dalam negeri tahun 2018 mencapai 662,54 ton dengan asumsi rata-rata konsumsi nasional sebesar 2,5 kg/kapita/tahun, sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut pemerintah berupaya untuk dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, sedangkan impor dilakukan untuk memenuhi kekurangannya.

Hasil perhitungan (prognosa) kebutuhan daging pada bulan Mei – Juni 2018 sebesar 116,339 ton yang dapat dipenuhi dari produksi daging sapi lokal 75,403 ton, sedangkan kekurangannya 40,936 ton dipenuhi dari impor dalam bentuk sapi bakalan dan daging beku.

Fini menjelaskan, daging impor diutamakan untuk memenuhi kebutuhan daging di Jabodetabek yang merupakan daerah konsumen terbesar. “Kebijakan impor dilakukan sebagai upaya Pemerintah untuk memberikan pilihan varian daging kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau dan untuk pengendalian harga pangan terutama pada HBKN,” ungkapnya. “Hal ini terutama untuk menjaga daya beli masyarakat terhadap bahan pangan, sehingga tidak menimbulkan inflasi,” tambahnya.

Lebih lanjut disampaikan, upaya perbaikan rantai tata niaga ternak juga dilakukan dengan pengembangan akses pasar melalui pemasaran online yang diharapkan dapat memperpendek rantai tata niaga, sehingga keuntungan yang didapatkan peternak lebih tinggi.

Fini kembali menegaskan, kebijakan pemantauan dan pengendalian harga bahan-bahan pangan merupakan tanggung jawab bersama, baik itu Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kemenko Perekonomian, Satgas Pangan, Bank Indonesia, BPS, asosiasi pelaku usaha, sampai pada pihak distributor.

Kementan juga mengoptimalkan pengembangan informasi pasar hasil peternakan melalui peningkatan kualitas data dan petugas informasi pasar dengan  berkoordinasi dengan stakeholders terkait. Informasi harga  komoditas pangan strategis menjadi hal yang sangat penting dalam perumusan kebijakan oleh pemerintah pusat dan daerah, serta sebagai bahan pertimbangan manajemen usaha bagi pelaku bisnis.

Untuk meningkatan populasi dan produksi sapi/kerbau dalam negeri, serta meningkatkan pendapatan peternak, maka Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai program diantaranya: 1). Mempercepat peningkatan populasi sapi di tingkat peternak, dengan melakukan Program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting); 2). Memperkuat aspek perbenihan dan perbibitan untuk menghasilkan benih dan bibit unggul berkualitas dan tersertifikasi dengan penguatan tujuh (7) Unit PelaksanaTeknis (UPT) Perbibitan; 3). Penambahan indukan impor; 4). Pengembangan HPT (Hijauan Pakan Ternak); 5). Penanganan gangguan reproduksi; 6).Pengendalian pemotongan betina produktif, bekerjasama dengan Baharkam Mabes Polri. Selain itu, Pemerintah juga memberikan fasilitasi Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS).

“Kita juga sedang berupaya membangun branding produk peternakan lokal menjadi produk premium, misalnya pengembangan produk organik, dan juga melalui berbagai promosi produk kepada masyarakat,” ungkap Fini. “Selain itu kita juga melakukan perluasan pasar ke arah ekspor, sehingga kita  berupaya untuk meningkatkan daya saing produk peternakan dalam negeri di pasar global, seperti yang sudah dilakukan yaitu ekspor daging Wagyu ke Myanmar dan produk unggas ke beberapa negara,” pungkasnya.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Festival Seoul Beats on Campus (ist)

Selasa, 23 April 2024 - 17:57 WIB

Bakal Gelar Festival Seoul Beats on Campus, President University Siap Luncurkan Konsentrasi K-Wave

Presuniv berencana membuka konsentrasi K-Wave yang akan bernaung di bawah Program Studi (Prodi) Business Administration. Pembukaan konsentrasi ini akan ditandai dengan event Seoul Beats on Campus…

Arta Monica Pasaribu, S.IP – President University Mahasiswa S2 MMT

Selasa, 23 April 2024 - 17:30 WIB

Strategi Marketing Dinamo Listrik Buatan Lokal untuk Mendukung Net Zero Emission

Tidak dapat dipungkiri ternyata penggunaan kendaraan listrik seperti motor listrik sangat tumbuh dengan cepat. Pemerintah mencatat keberadaan motor dan mobil yang berbasis listrik di sini naik…

PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi demi generasi masa depan.

Selasa, 23 April 2024 - 17:28 WIB

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi…

Fransiscus Go sedang memegang hasil kebun di Nara Kupu Village Sawangan, Depok-Jawa Barat. (Foto: Istimewa)*

Selasa, 23 April 2024 - 16:35 WIB

Pengusaha Sukses NTT Ini Sebut Program Food Estate Efektif untuk Pemanfaatan Lahan yang Sudah Lama Tertidur

Jakarta - Tokoh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Fransiscus Go menilai bahwa program Food Estate, atau pengembangan pangan secara terintegrasi yang tengah digencarkan oleh pemerintah…

Yohanes Jeffry Johary , Managing Director OCS Indonesia (kiri) berdialog dengan narasumber lainnya pada kegiatan yang bertajuk “Global Facilities Management Trends in the 2024 Indonesian Market”

Selasa, 23 April 2024 - 16:08 WIB

OCS dan Solenis Indonesia Ungkap Tren-Tren Utama dalam Industri FM yang Relevan dengan Berbagai Sektor Industri di Tanah Air

Jakarta- OCS Indonesia, perusahaan terkemuka penyedia layanan jasa dan manajemen fasilitas (FM), berkolaborasi dengan Diversey, bagian dari Solenis, untuk membahas secara mendalam mengenai tren-tren…