Rupiah Melemah Dipicu Keputusan The FED

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 24 Maret 2018 - 06:27 WIB

Bank Indonesia
Bank Indonesia

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menilai bahwa pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung melemah dipicu sentimen keputusan bank sentral AS (The Fed) yang menaikan suku bunganya.

"Kebijakan The Fed selalu mempengaruhi pergerakan mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah," ujar Rully Nova di Jakarta, Jumat (23/3/2018)

The Fed, Rabu waktu AS, menaikkan suku bunganya untuk pertama kalinya pada tahun ini sebesar 25 bps menjadi 1,5 - 1,75 persen.

Ia mengatakan kenaikan suku bunga Fed juga mendorong pembalikan modal sehingga menekan nilai tukar dunia, termasuk Indonesia. Pelemahan rupiah diproyeksikan masih berlangsung, namun cenderung jangka pendek karena muncul sentimen perang dagang.

"Adanya sentimen perang dagang akibat kebijakan proteksionis Amerika Serikat akan menahan dolar AS lebih agresif, karena kebijakan proteksionis dapat menahan laju ekonomi AS," katanya.

Di tengah situasi itu, lanjut dia, rupiah memiliki momentum untuk terapresiasi terhadap dolar AS. Apalagi, pelaku pasar uang masih melihat fundamental ekonomi Indonesia cukup kondusif.

"Dengan ekonomi kita yang kondusif maka dana yang masuk ke dalam negeri akan mengalir sehingga mendorong permintaan rupiah meningkat," katanya.

Rully Nova menambahkan kebijakan Bank Indonesia yang memertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,25 persen juga dinilai dapat menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di dalam negeri.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Bank Indonesia, Agusman dalam keterangan resminya menyampaikan nilai tukar rupiah melemah sejalan dengan pergerakan mata uang kawasan yang terutama disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Bank Indonesia, dipaparkan, akan terus mewaspadai meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Candi Borobudur

Kamis, 18 April 2024 - 10:50 WIB

Dahsyat! Perputaran Ekonomi di Sektor Parekraf Selama Libur Lebaran Capai Rp369,8 Triliun

Peningkatan pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan perputaran ekonomi…

SILO Dukung Deteksi Kanker Dini Melalui #Selangkah 2024

Kamis, 18 April 2024 - 10:34 WIB

SILO Dukung Deteksi Kanker Dini Melalui #Selangkah 2024

PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) di sektor layanan kesehatan, berkomitmen mengembangkan industri kesehatan dengan memberikan layanan spesialisasi…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 18 April 2024 - 10:34 WIB

Menperin Agus Antisipasi Dampak Gejolak Geopolitik Dunia Bagi Sektor Industri

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin memanas dengan adanya konflik Iran dan Israel baru-baru…

Turut Serta Dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Bank Sampoerna Bukukan Kinerja yang Baik

Kamis, 18 April 2024 - 09:46 WIB

Turut Serta Dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Bank Sampoerna Bukukan Kinerja yang Baik

Penyaluran kredit yang dilakukan perbankan, termasuk PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”) terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Pada akhir tahun…

KIIP Food Thinwall Packaging Raih Penghargaan Top Brand 2024 untuk Ketiga Kalinya

Kamis, 18 April 2024 - 09:38 WIB

KIIP Food Thinwall Packaging Raih Penghargaan Top Brand 2024 untuk Ketiga Kalinya

Dalam industri produk makanan, berbagai merek terus berlomba-lomba untuk menciptakan identitas unik dan menarik bagi konsumen melalui kemasan mereka. Oleh karena itu, produsen kemasan makanan…