Baru Sepekan Ditransaksikan, Harga BOSS Alami Lonjakan 192%

Oleh : Abraham Sihombing | Senin, 26 Februari 2018 - 11:19 WIB

PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) (Foto Dok Industry.co.id)
PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) (Foto Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Harga saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) mengalami lonjakan harga 192% menjadi Rp1.750 per unit pada penutupan perdagangan Jumat (23/02/2018) dibandingkan pada penutupan perdagangan Kamis (15/02/2018) sebesar Rp600 per unit.

Karena itu, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) mencermati kenaikan fantastis harga saham perusahaan perdagangan, pembangunan, perindustrian, percetakan, pertanian, jasa dan angkutan tersebut yang di luar kebiasaan sehingga memasukkan saham tersebut ke dalam kategori UMA (Unusual Market Activity).

Menurut keterbukaan informasi BEI, Sabtu (24/02/2018), informasi terakhir tentang BOSS yang dipublikasikan pada 14 Februari 2018 adalah pencatatan saham tersebut serta perdagangan perdananya yang dilakukan pada 15 Februari 2018.

Sedangkan data BEI menginformasikan, harga BOSS pada 15 Februari 2018 ditutup pada posisi Rp600 per unit. Kemudian harga saham tersebut berturut-turut mengalami kenaikan pada 19, 20, 21, 22 dan 23 Februari 2018 yang masing-masing menjadi Rp750 per unit, Rp935 per unit, Rp1.120 per unit, Rp1.400 per unit dan Rp1.750 per unit.

Dengan memperhatikan kenaikan harga saham yang sangat drastis tersebut, maka BEI berharap agar para investor memperhatikan jawaban perusahaan terkait dengan permintaan konfirmasi bursa dan mencermati kinerja perusahaan tersebut serta keterbukaan informasinya.

Disamping itu, sebelum berinvestasi di saham ini, para investor juga harus mengkaji rencana aksi korporasi perusahaan yang belum memperoleh persetujuan RUPS dan mempertimbangkan kemungkinan yang timbul di kemudian hari.

BEI menegaskan pengumuman UMA itu tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan yang saat ini berkegiatan utama di jasa manajemen pertambangan batu bara tersebut terhadap peraturan perundang-undangan pasar modal.

Saat ini, sekitar 45,1% saham BOSS dikuasai oleh PT Mega Prakarsa Utama. Kemudian PT Sapphire Mulia Abadi dan PT Kencana Unggul Semesta masing-masing memegang 9,77% kepemilikan saham. Sisanya sebesar 35,36% dimiliki oleh publik. (Abraham Sihombing)

 

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.