Penurunan Produksi Rokok Ancam Petani Tembakau

Oleh : Hariyanto | Kamis, 09 November 2017 - 12:13 WIB

Kebun Tembakau
Kebun Tembakau

INDUSTRY.co.id - Semarang - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) khawatir produksi rokok yang terus turun akan berdampak terhadap menurun serapan tembakau petani.

Ketua Umum APTI Suseno, di Semarang, Rabu (8/11/2017), mengatakan, produksi rokok terus mengalami penurunan pada beberapa tahun terakhir.

Produkai rokok pada 2016 tercatat mencapai 340 miliar batang. Jumlah tersebut akan mengalami penurunan pada tahun ini menjadi sekitar 333 miliar batang.

"Penurunan itu dikhawatirkan akan berdampak terhadap penurunan serapan tembakau petani oleh pabrik rokok," katanya lagi.

Saat ini, lanjut dia, luasan lahan tembakau yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia mencapai 210 ribu ha.

Dengan luasan lahan sebesar itu saja, kata dia, produksi tembakau nasional masih belum bisa memenuhi kebutuhan pabrik rokok.

Sebagian kekurangan tembakau diperoleh melalui impor, khususnya untuk tembakau jenis tertentu.

Ia mencontohkan tembakau jenis Virginia FC masih harua diimpor karena produksi nasional belum bisa memenuhi.

Rata-rata impor tembakau nasional, jelas dia, mencapai sekitar 120 ribu ton per tahun.

Industri rokok juga diperberat dengan terua dinaikkan target penerimaan negara dari sektor cukai.

Menurut dia, target penerimaan cukai rokol pada 2018 diproyeksikan naik sekitar Rp10,04 triliun dari target tahun ini sekitar Rp150 triliun.

Naiknya target penerimaa cukai di tengah turun produksi rokok nasional dikhawatirkan juga akan berdampak terhadap kenaikan harga jual rokok.

"Kalau harga rokok naik dikhawatirkan akan memicu muncul rokok-rokok palsu tanpa cukai," katanya kepada awak media.

Karena itu, ia mengharapkan campur tangan pemerintah berkaitan dengan kebijakan pertembakauan yang berpihak pada petani.

Jumlah petani tembakau dari hulu hingga hilir yang bergantung pada komoditas itu mencapai 2 juta jiwa.

Ia menjelaskan asaran kebijakan pembatasan rokok tidak hanya menyasar pada perokoknya, tetapi kini sudah menyasar ke sisi pemasoknya.

"Kalau tidak ada tembakau, tidak ada rokok," katanya pula.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ditjen PKH Kementan kordinasi cegah virus dampak kematian Kerbau

Sabtu, 20 April 2024 - 15:46 WIB

Kementan Sigap Tangani Kasus Kematian Ternak Kerbau Pampangan di Sumsel

Beberapa waktu lalu telah terjadi kasus kematian ternak kerbau pampangan di sejumlah wilayah Sumatera Selatan. Kasus ini tercatat mulai tanggal 15 Maret hingga 6 April 2024, terutama di Desa…

BNI apresiasi Thomas dan Uber Cup

Sabtu, 20 April 2024 - 13:52 WIB

Indonesia Juara di All England dan BAC, BNI Apresiasi dan Dukung Tim Thomas & Uber Cup

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi gemilang para atlet bulu tangkis Indonesia dalam dua turnamen bergengsi, All England 2024…

Menparekraf Sandiaga Uno

Sabtu, 20 April 2024 - 11:45 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Beberkan Transformasi Pariwisata Pascapandemi dalam Forum PBB di New York

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri undangan PBB untuk berbicara pada high level meeting "UN General Assembly Sustainability Week" di New…

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Sabtu, 20 April 2024 - 10:59 WIB

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Menyambut Hari Kartini 2024, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) secara resmi meluncurkan Daycare dan Sekolah Harmony Montessori di lingkungan perusahaan. Fasilitas ini diresmikan oleh…

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

Sabtu, 20 April 2024 - 10:06 WIB

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

OYO implementasikan kesuksesan bisnis akomodasi pemerintahan di India dengan sediakan layanan integrasi akomodasi, transportasi dan katering untuk berikan layanan komprehensif bagi acara yang…