Menperin Agus: Pembangunan Refinery Jadi Game Changer Pertumbuhan Industri Petrokimia

Oleh : Ridwan | Kamis, 13 Maret 2025 - 16:55 WIB

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

INDUSTRY.co.id -Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung penuh upaya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang akan membangun beberapa kilang minyak dengan total kapasitas hingga 1 juta barel per hari dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan energi dan ketahanan industri, terutama pada sektor industri petrokimia. 

Apalagi, selama ini industri petrokimia memiliki peranan yang sangat penting dalam memasok kebutuhan bahan baku ke sejumlah sektor industri lainnya.

“Kami sangat mendukung pembangunan refinery ini guna penguatan hulu di sektor petrokimia dalam rangka menuju substitusi impor, serta dapat berdampak positif pada pengutan nilai tambah dan investasi, hingga penyerapan tenaga kerja,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta (13/3).

“Pembangunan kilang minyak ini akan mengoptimalkan produksi nafta yang menjadi kebutuhan bahan baku bagi sejumlah sektor industri,” tambahnya.

Selain itu, Kemenperin juga mendukung upaya Kejaksaan Agung untuk melakukan pembenahan tata kelola minyak dalam negeri yang akan bisa mengoptimalkan proses seluruh refinery yang ada di Indonesia untuk menghasilkan BBM dan nafta.

Menperin optimis pembangunan kilang minyak ini selain untuk mewujudkan visi pemerintah dalam mempercepat program hilirisasi, juga menjadi game changer dalam mendorong pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia.

“Tentu kami akan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi terkait adanya penambahan refinery ini. Pembangunan refinery tersebut akan disebar di beberapa wilayah Indonesia,” ungkap Menperin.

Perlu diketahui, nafta merupakan salah satu fraksi minyak bumi yang dapat digunakan sebagai bahan baku bensin atau petrokimia. Fraksi ini dihasilkan terutama melalui proses distilasi minyak mentah di Crude Distillation Unit (CDU). Saat ini, produksi nafta untuk 1 juta ton per tahun memerlukan sekitar 3,03 juta ton per tahun minyak mentah.

“Dalam proses cracking tersebut, dari minyak mentah itu akan dihasilkan minimal 20 persen nafta. Ini juga tergantung dari proses pemanasan atau titik didihnya,” ungkapnya.

Sementara itu, hingga kini Indonesia hanya memiliki enam kilang minyak dan kesemuanya itu merupakan investasi yang sudah berumur sangat lama. Adapun, enam kilang minyak tersebut baru mampu memproduksi nafta sebesar 7,1 juta ton per tahun. Sedangkan, kebutuhan nafta nasional saat ini mencapai 9,2 juta ton per tahun, sehingga masih dibutuhkan importasi sebanyak 2,1 juta ton. Artinya, diperlukan peningkatan kapasitas produksi nafta di dalama negeri.

Menperin mengemukakan, nafta adalah ‘mother of petrochemical’ yang apabila dapat diproduksi di dalam negeri mampu menghemat impor nafta dan produk-produk petrokimia sebesar USD 9 miliar per tahun. Selain itu juga berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produksi nasional untuk kemandirian bahan baku farmasi dalam negeri.

“Saat ini, terdapat beberapa proyek besar petrokimia yang segera beroperasi dan membutuhkan nafta kurang lebuh 8 juta ton per tahun,” imbuhnya.

Oleh karena itu, dalam mendukung penambahan kilang minyak di Indonesia, Kemenperin telah mengusulkan kepada Kementerian ESDM untuk membangun kilang minyak baru di wilayah Tuban, yang saat ini telah memiliki pabrik petrokimia yaitu PT TPPI.

PT TPPI saat ini memliki dua mode produksi, yaitu petrokimia dan bahan bakar. PT TPPI di desain untuk menjadi komplek petrokimia yang terintegrasi mulai dari produk-produk olefin dan produk-produk aromatis yang banyak digunakan untuk bahan baku tekstil dan farmasi serta bahan pelarut.

Sedangkan, fasilitas nafta menjadi olefin belum ada, sehingga untuk mencapai integrasi perlu didirikan olefin center yang berbahan baku nafta disini. “Artinya, Tuban ini merupakan pusat industri besar, dengan sektor utama meliputi semen, petrokimia, minyak dan gas, serta industri maritim,” tutur Menperin Agus.

Hal tersebut sejalan dengan rencana PT Pertamina yang mengembangkan rencana proyek GRR, dan akan menjadi pabrik terintegrasi yang akan mengolah crude oil menjadi BBM dan produk petrokimia yang memiliki nilai tambah tinggi.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita saat melepas ekspor baja lapis ke Amerika Serikat

Sabtu, 19 Juli 2025 - 11:55 WIB

Menperin Agus Lepas Ekspor Baja Lapis Senilai USD 12,6 Juta ke AS

Menperin memberikan apresiasi tinggi kepada PT Tata Metal Lestari atas keberhasilannya menembus pasar ekspor AS di tengah kebijakan proteksionis yang ketat. Keberhasilan ini sebagai wujud nyata…

Pemasangan Pipa

Sabtu, 19 Juli 2025 - 10:54 WIB

Hujan Datang Lagi, Ini 5 Solusi Cerdas Tangani Banjir di Perkotaan

Musibah banjir tentu menjadi salah satu hal yang paling menakutkan bagi masyarakat, apalagi ketika musim hujan tiba. Selain menyebabkan akses jalan yang sulit dilalui, banjir juga bisa memunculkan…

Fintech Lending Days (FLD) 2025

Sabtu, 19 Juli 2025 - 10:50 WIB

#PindarSampaiUjungTimur, AFPI Perluas Literasi dan Akses Pembiayaan di Indonesia Timur

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) kembali menggelar Fintech Lending Days (FLD) 2025 pada 9-10 Juli 2025 di Kota Sorong, Papua Barat Daya. Acara yang didukung oleh Otoritas…

 J Trust Bank Teken Nota Kesepahaman Dengan Bendura Bank AG

Sabtu, 19 Juli 2025 - 10:42 WIB

Perluas Jaringan Bisnis, J Trust Bank Teken Nota Kesepahaman Dengan Bendura Bank AG

PT Bank J Trust Indonesia Tbk (J Trust Bank) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama bisnis dengan Bendura Bank AG, lembaga keuangan terpercaya…

Industri Tekstil

Sabtu, 19 Juli 2025 - 10:40 WIB

Tarif Impor AS 19%, Pengusaha Tekstil Gembira Sekaligus Ingatkan Pemerintah

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyambut gembira atas keberhasilan Pemerintah dalam proses negosiasi perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat, yang menghasilkan penyesuaian tarif…