Trilema Blockchain, Tantangan Proyek Mata Uang Kripto dalam Teknologi Blockchain
Oleh : Hariyanto | Senin, 03 Februari 2025 - 12:23 WIB

Ilustrasi aset kripto
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Harga mata uang kripto seperti harga eth dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga sebuah mata uang kripto adalah sistem yang digunakannya.
Blockchain adalah teknologi yang menawarkan transparansi, keamanan, dan desentralisasi yang menjanjikan. Namun di balik potensinya terdapat tantangan besar yang dikenal sebagai Trilema Blockchain atau Blockchain Trilemma. Istilah ini merujuk pada tiga elemen utama. Tiga elemen tersebut adalah keamanan, desentralisasi, dan skalabilitas yang sulit dioptimalkan secara bersamaan.
Trilema Blockchain pertama kali diperkenalkan oleh para pengembang untuk menjelaskan bagaimana ketiga elemen ini saling bertentangan. Lebih dari itu, trilema ini juga menyoroti betapa pentingnya inovasi teknologi untuk mencapai keseimbangan yang optimal di antara ketiganya.
Karena itu, pengetahuan tentang blockchain trilemma sedikit banyaknya penting untuk dimiliki. Lalu, apa itu trilemma blockchain dan apakah terdapat solusi terkait hal ini? Sila simak artikel berikut sampai selesai.
Apa itu Blockchain Trilemma?
Blockchain Trilemma adalah konsep yang menggambarkan tantangan utama dalam pengembangan sistem blockchain. Ini karena tiga elemen kunci dalam blockchain yang ideal sulit dicapai secara bersamaan.
Dalam praktiknya menyeimbangkan ketiga elemen ini sering kali berarti mengorbankan salah satunya. Karena itu, istilah ini diperkenalkan untuk membantu pengembang memahami kompromi yang sering kali diperlukan saat merancang sebuah jaringan blockchain.
Tiga Pilar Blockchain
Blockchain dibangun di atas tiga pilar utama yang saling berkaitan. Adapun tiga pilar tersebut ialah keamanan, desentralisasi, dan skalabilitas. Ketiganya merupakan elemen yang mendefinisikan bagaimana jaringan blockchain bekerja dan bagaimana kompromi antara elemen-elemen tersebut harus dilakukan.
1. Keamanan
Keamanan adalah elemen esensial dalam setiap sistem blockchain. Fungsi utamanya tentu untuk melindungi data transaksi dan memastikan bahwa jaringan aman dari ancaman seperti peretasan atau manipulasi data.
Contoh dari hal ini adalah seperti Proof of Work (PoW) dan Proof of Stake (PoS). Keduanya dirancang untuk menjaga integritas jaringan dengan memberikan hambatan signifikan terhadap potensi serangan.
Namun, meningkatkan keamanan dapat memberi dampak pada aspek skalabilitas. Misalnya seperti mekanisme PoW yang digunakan Bitcoin memerlukan daya komputasi besar untuk menjaga keamanan jaringan. Akibatnya hanya ada sedikit transaksi yang dapat diproses dalam satu waktu dan membatasi kecepatan jaringan.
2. Desentralisasi
Pilar kedua dari blockchain adalah sistem yang terdesentralisasi. Sistem ini menjadikan blockchain berbeda dari sistem tradisional. Sebab sistem blockchain tidak memiliki otoritas tunggal dan mendistribusikan jaringannya ke banyak node. Hal ini memastikan transparansi dan mencegah dominasi satu pihak.
Meski begitu desentralisasi memiliki tantangan tersendiri. Sebab, semakin banyak node yang terlibat akan semakin memakan waktu untuk mencapai konsensus. Akibatnya, efisiensi jaringan menurun terutama pada proyek yang memerlukan transaksi cepat.
3. Skalabilitas
Pilar terakhir dalam blockchain adalah skalabilitas. Elemen ini menentukan kemampuan blockchain untuk menangani peningkatan jumlah transaksi tanpa penurunan kinerja. Skalabilitas menjadi elemen penting dalam mendorong adopsi massal teknologi blockchain. Khususnya dalam aplikasi seperti pembayaran lintas negara, kontrak pintar, dan manajemen rantai pasok.
Namun, peningkatan skalabilitas acap harus mengorbankan desentralisasi atau keamanan. Solana misalnya, mereka harus meningkatkan throughput transaksi dengan mengurangi jumlah node dalam proses konsensus. Ini secara tidak langsung meningkatkan risiko sentralisasi. Selain itu proyek-proyek blockchain lain menghadapi kendala pertumbuhan adopsi yang terhambat oleh keterbatasan kapasitas teknis jaringan.
Solusi untuk Trilema Blockchain
Tidak ada solusi sempurna untuk trilema blockchain. Sebab setiap proyek harus memprioritaskan elemen tertentu sesuai dengan tujuan utamanya. Beberapa fokus pada keamanan sementara yang lain memprioritaskan skalabilitas untuk mendukung transaksi dengan volume tinggi.
Tapi, bukan berarti tidak ada solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah ini. Berbagai inovasi telah dikembangkan untuk mengatasi trilema blockchain. Salah satunya adalah layer-2 seperti Lightning Network pada Bitcoin dan rollup pada Ethereum.
Layer-2 memungkinkan transaksi diproses di luar rantai utama. Sehingga, skalabilitas dapat ditingkatkan tanpa mengorbankan terlalu banyak keamanan atau desentralisasi. Selain itu model konsensus hybrid seperti Polkadot juga menjadi alternatif.
Berikut adalah pembahasan tentang trilema blockchain. Trilema blockchain adalah tantangan inti dalam pengembangan teknologi ini. Namun, melalui inovasi seperti layer-2, model konsensus baru, dan teknologi tambahan seperti sharding para pengembang dapat mencari jalan tengah untuk menciptakan sistem blockchain yang lebih efisien. Inisiatif seperti sharding dan side chains juga memberikan harapan untuk masa depan blockchain yang lebih scalable dan inklusif.
Masa depan blockchain bergantung pada kemampuan untuk mengelola tantangan ini membuka jalan bagi revolusi di berbagai industri. Tentu, pemahaman mendalam tentang trilema blockchain sangat penting untuk para pengembang dan komunitas untuk mengambil langkah strategis.
Baca Juga
Altcoin Season: Momen Cuan Terbesar di Crypto yang Wajib Dimanfaatkan
ACCESSTRADE Indonesia Raih Penghargaan Affiliate of the Year dari…
Badai Emas Pegadaian 2025: Transaksi Digital Bisa Bawa Pulang Emas…
Volume Pintu Futures Catat Performa Positif pada Mei 2025, PINTU…
Famos Eco Wood Pengekspor Kayu
Industri Hari Ini

Minggu, 22 Juni 2025 - 15:30 WIB
Siloam Hospitals Gelar Gathering Pasien Transplantasi Ginjal di Surabaya: Perayaan Harapan Kedua untuk Hidup Lebih Baik
Siloam Hospitals gelar gathering pasien transplantasi ginjal di Surabaya, rayakan kisah pemulihan nyata dan edukasi kesehatan. Transplantasi ginjal sebagai harapan hidup kedua.

Minggu, 22 Juni 2025 - 15:04 WIB
Koperasi Kana Menorehkan Sejarah, Sabet Penghargaan Nasional Bergengsi di Bali
Koperasi Kana mencetak sejarah dengan meraih penghargaan di ajang 100 Koperasi Besar Indonesia 2025 di Bali berkat pertumbuhan aset lebih dari 500 persen dalam dua tahun terakhir.

Minggu, 22 Juni 2025 - 14:52 WIB
12 Perusahaan Siswa SMA/SMK Siap Bersaing di PJI Company of the Year 2025, Hadirkan Solusi Bisnis Hijau Berkelanjutan
Prestasi Junior Indonesia (PJI) dengan dukungan Zurich Indonesia, Z Zurich Foundation, The Starbucks Foundation, dan Starbucks Indonesia, kembali menggelar ajang tahunan PJI Company of the Year…

Minggu, 22 Juni 2025 - 13:51 WIB
Kolaborasi ZTE dan Telkomsel Percepat Masa Depan 5G Indonesia Lewat Solusi 'UniSite 1+2+3'
ZTE Corporation, penyedia global terdepan untuk solusi teknologi informasi dan komunikasi terintegrasi, bersama Telkomsel, penyedia layanan telekomunikasi digital terdepan di kawasan, mengumumkan…

Minggu, 22 Juni 2025 - 13:03 WIB
MODENA Buka Peluang Kolaborasi Strategis Antara Indonesia dan Rusia Lewat Kerja Sama MOLOGIZ
MODENA membuka peluang kolaborasi strategis antara Indonesia dan Rusia melalui kerja sama MOLOGIZ, bisnis logistik di bawah MODENA Group, dengan Delo Group, perusahaan logistik Rusia, lewat…
Komentar Berita