Kemenperin Tempa Pelaku IKM Alas Kaki Semakin Berinovasi

Oleh : Candra Mata | Rabu, 01 Mei 2024 - 13:15 WIB

Industri alas kaki nasional
Industri alas kaki nasional

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Industri alas kaki nasional, khususnya skala kecil dan menengah, semakin tumbuh dan berkembang. Ini terlihat dari bermunculannya berbagai jenama (brand) lokal yang memiliki kualitas dan desain bagus sehingga mampu bersaing dengan produk impor.

“Pertumbuhan industri ini tentunya perlu terus didorong di berbagai wilayah di Indonesia. Apalagi, industri kecil dan menengah (IKM) sektor alas kaki punya potensi pasar dalam dan luar negeri yang sangat besar,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita di Jakarta, Selasa (30/4).

Dirjen IKMA menegaskan, pihaknya terus berkomitmen untuk berperan pada penguatan ekosistem industri alas kaki melalui pengembangan kreativitas dan kemitraan, salah satunya melalui melalui Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di bawah Direktorat Jenderal IKMA. “Oleh karena itu, perlu langkah sinergi di antara para pemangku kepentingan sehingga dampak positif yang akan dirasakan semakin tersebar dan meluas,” tuturnya.

Guna memacu pengembangan IKM alas kaki sekaligus mendukung kampanye Bangga Buatan Indonesia Tahun 2024 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), BPIPI telah sukses menyelanggarakan pendampingan teknologi bagi IKM alas kaki yang dilaksanakan pada tanggal 22-26 April 2024 di Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan pendampingan ini diikuti sebanyak 16 peserta yang merupakan para IKM dari berbagai wilayah di Provinsi NTB seperti Kota Bima, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Barat.

Reni mengungkapkan, pendampingan tahun ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kebutuhan IKM yang dilakukan oleh BPIPI pada tahun 2023. “Penilaian kebutuhan tersebut dilakukan kepada beberapa IKM binaan untuk mendapatkan informasi faktual di lapangan dengan tujuan materi yang diberikan saat pendampingan sesuai dengan kebutuhan para IKM, serta disesuaikan dengan perkembangan komoditas sektor industri alas kaki,” paparnya.

Reni juga menyampaikan bahwa program pendampingan yang dilakukan membutuhkan dukungan dan pembinaan dari Pemerintah Daerah Provinsi NTB sebagai pendamping daerah yang memahami kondisi, kebutuhan, serta potensi yang ada di daerahnya. Pengembangan yang dilakukan juga membutuhkan sinergi dan dukungan dari berbagai pihak seperti pemilik jenama, desainer, akademisi, marketplace hingga peran sektor industri pariwisata di NTB sebagai salah satu destinasi wisatawan lokal dan mancanegara.

“Saya berharap kolaborasi antara pemerintah daerah dengan BPIPI akan memberikan dampak yang langsung dapat dirasakan oleh masyarakat industri setempat khususnya melalui komoditas industri alas kaki yang potensi pasarnya sangat besar, dan NTB dapat menghasilkan IKM alas kaki yang memiliki kualitas brand dan desain yang mampu bersaing,” jelasnya.

Berdasarkan data World Footwear, Indonesia merupakan konsumen produk alas kaki terbesar kelima di dunia dengan jumlah konsumsi mencapai 702 juta pasang produk alas kaki pada tahun 2022 atau berkontribusi 3,2 persen dari total konsumsi produk alas kaki dunia.

Indonesia juga merupakan eksportir terbesar ketiga di dunia dengan jumlah produk alas kaki yang dikapalkan pada tahun 2022 sebanyak 535 juta pasang alas kaki atau memiliki andil sebesar 3,5 persen dari total ekspor alas kaki dunia.

“Kami optimistis pelaku IKM alas kaki nasional dapat memanfaatkan potensi pasar yang besar tersebut dengan terus menempa diri dalam mengembangkan bisnis yang penuh inovasi dan berkelanjutan,” ujar Reni.

Pada kegiatan pendampingan di Lombok Timur, Kepala BPIPI Syukur Idayati memberikan materi kepada para peserta, terkait teknik desain pola, pemotongan, penjahitan, assembling dan finisihing. “Tentunya materi tersebut memiliki materi turunan yang lebih komprehensif dan mampu dipraktikkan oleh para pelaku IKM agar dapat melakukan pengembangan produk dengan baik dan sesuai dengan perkembangan tren pasar,” tuturnya.

Ke depannya, diharapkan BPIPI dapat berperan sebagai fasilitator kepada para komunitas kreatif lokal dengan berbagai program penguatan wirausaha industri bagi komoditas alas kaki. “Melalui kolaborasi-kolaborasi baru tersebut akan dapat mewujudkan ekosistem industri alas kaki yang mandiri dan lebih kuat,” pungkas Ida.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Irfan Setiaputra Dirut Garuda Indonesia

Rabu, 22 Mei 2024 - 03:58 WIB

Maskapai GIA Perkenalkan Layanan Wireless Inflght Entertainment

Maskapai nasional Garuda Indonesia pada hari ini, (21/5) mulai memperkenalkan layanan “Wireless Inflight Entertainment” yang diimplementasikan pada 2 (dua) armada berjenis B 737-800 NG dengan…

Indonesia Political Forum Gelar Diskusi, Dr Audrey vs Pengamat Politik Qodari Debat Pemikiran Soal Pelantikan Prabowo Sybuanto

Rabu, 22 Mei 2024 - 03:51 WIB

Indonesia Political Forum Gelar Diskusi, Dr Audrey vs Pengamat Politik Qodari Debat Pemikiran Soal Pelantikan Prabowo Sybuanto

Indonesia Political Forum (IPF) menggelar diskusi publik bertema “Dapatkah Pelantikan Prabowo Subianto Sebagai Presiden Terpilih Bisa Dipercepat”. Diskusi publik menarik ini diinisiasi Dr…

Miss Indonesia 2024 resmi digelar.

Selasa, 21 Mei 2024 - 23:41 WIB

Sebanyak 38 Wanita Cantik Bersaing Memperebutkan Gelar Miss Indonesia 2024

Miss Indonesia 2024 mencari sosok panutan perempuan Indonesia yang tidak hanya cantik, tetapi bertalenta dan memenuhi kriteria MISS (Manners, Impessive, Smart, Social).

Pelatihan membaca nyaring di Aceh.

Selasa, 21 Mei 2024 - 23:24 WIB

Perpusnas Gelar Pelatihan Membaca Nyaring di Aceh

Teknik membaca nyaring bukan sekedar mengajarkan anak-anak bisa baca tapi juga bagaimana menciptakan suasana sehingga anak tertarik mendengarkan lawan bicara membaca.

Kisah Trader Sukses DIDIMAX Cuan 60 Milyar dari Emas

Selasa, 21 Mei 2024 - 22:49 WIB

Trader Didimax Ungkap Rahasia Sukses Raih Cuan Rp60 Miliar Dari Emas

Seorang trader Didimax mengungkap rahasia suksesnya sebagai seorang trader meraup Rp60 miliar dari modal Rp1 miliar dari emas.