Mandiri Pangan dengan Memanfaatkan Mikroba Made in Indonesia

Oleh : Herry Barus | Minggu, 18 September 2022 - 07:00 WIB

Mandiri Pangan dengan Memanfaatkan Mikroba Made in Indonesia
Mandiri Pangan dengan Memanfaatkan Mikroba Made in Indonesia

INDUSTRY.co.id - Bogor- Tantangan di dunia pertanian untuk pemenuhan kebutuhan pangan menjadi semakin besar karena meningkatnya masalah hama, penyakit dan cekaman abiotik seperti kekeringan, banjir, lahan salin, hujan asam, dan suhu ekstrem. Ledakan hama penyakit menyebabkan kerugian seperti penurunan produksi dan penurunan pendapatan petani. Sebagai contoh pada serangan penyakit blas, kerugian sepanjang 2011-2019 sebesar 446 milyar rupiah per tahun. Sementara serangan wereng menyebabkan kerugian sebsar 1,32 triliyun rupiah. Lebih jauh, hal ini bisa menyebabkan penurunan derajat ketahanan pangan dan meningkatnya ancaman kerawanan pangan.

Terkait peningkatan hama penyakit, Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono M.Agr, mengemukakan khususnya di Indonesia telah terjadi penambahan jenis baru. “Selama 20 tahun terakhir dilaporkan terdapat 14 hama dan penyakit baru pada tanaman pertanian. Hama dan penyakit ini tentu saja menurunkan kualitas dan kuantitas hasil yang berakibat pada kekurangan supply pangan dan melonjaknya harga produk pertanian” ujarnya pada acara orasi ilmiah Guru Besar Pertanian, IPB yang bertempat di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Daramaga (Sabtu/17/9/2022).

Menurut Suryo,  salah satu upaya yang dapat dipilih untuk menekan resiko dan ancaman ledakan hama penyakit adalah dengan memanfaatkan mikroba langsung beserta turunannya baik berupa gen, maupun senyawa kimia yang dihasilkan. Penggunaan mikroba ini dikenal dengan istilah biosprospeksi.

“Penggunaan mikroba makin meluas dan penting karena tidak hanya mampu mengendalikan hama penyakit, namun dalam penyediaan unsur hara dan membantu tanaman dalam mengatasi cekaman abiotik seperti salinitas, suhu tinggi dan kekeringan menggunakan teknologi mikroba” ungkap Suryo.

Dalam orasi ilmiahnya, Suryo juga mengemukakan bahwa penggunaan mikroba dapat mengurangi penggunaan pestisida bahkan dalam beberapa kasus dapat menggantikan pestisida secara total. Misalnya pada kombinasi aplikasi Trichoderma, PGPR, khamir Rodotorula minuta, dan Lecanicillium dalam paket teknologi mikrob intensif mampu mensubtitusi 100% penggunaan pestisida kimia sintetik pada tanaman cabai.

“Rendahnya penggunaan pestisida tentu saja dapat memberikan dampak positif pada lingkungan dan juga kesehatan. Bahkan mengurangi risiko ledakan hama penyakit yang lebih luas. Seperti pada kasus hama wereng cokelat, penggunaan pestisida justru memicu ledakan yang lebih besar” papar Suryo.

Selain itu, penggunaan mikroba juga dapat mengurangi dosis pupuk sintetik dengan cara meningkatkan ketersediaan hara tanah, efisiensi penyerapan hara oleh tanaman, dan mengurangi kehilangan hara. Menurut Suryo, hal ini sangat penting di tengah sulitnya memproduksi pupuk karena bahan baku yang tergantung negara lain. Juga penting untuk membantu petani yang makin sulit mendapatkan pupuk. Selain itu juga penting untuk  mengurangi larinya uang negara ke negara lain. Pada tahun 2021 saja sebesar 2,12 milyar USD uang dibelanjakan ke negara lain untuk 8,1 juta ton bahan baku pupuk.

 

Menurut Suryo, Penggunaan mikroba ini sangat penting untuk menjawab tantangan yang ada. bioprospeksi mikrob merupakan komponen fundamental dalam mengembangkan pertanian yang modern, berproduksi tinggi, adaptif, dan berkelanjutan dengan bertumpu pada pemanfaatan sumberdaya hayati nasional. Ancaman krisis pangan harus dijawab dan dimulai dengan penguatan produksi. Penggunaan mikorba pada usaha budidaya menjadi salah satu cara yang penting.  Dari banyak percobaan yang dilakukan peningkatan hama penyakit dan cekaman abiotic ini dapat dijawab dengan yeknologi mikroba.

“Kita wajib memperjuangkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan. Pemanfaatan sumber daya hayati nasional berupa mikroba adalah salah satu cara mewujudkannya. Sudah saatnya kita meningkatkan produksi dengan lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, tidak lagi ditergantung pada input kimia” pungkasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kelapa Sawit (agroindonesia)

Jumat, 01 Desember 2023 - 21:03 WIB

Regenerasi SDM Perkebunan Sawit Rakyat Harus Dapat Perhatian Serius

Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kelapa sawit harus benar-benar serius. SDM perkebunan sawit rakyat mandiri perlu mendapat perhatian yang serius.

J&T Cargo

Jumat, 01 Desember 2023 - 20:35 WIB

Jadi Official Logistic Partner IBT 2023, J&T Cargo Bakal Berikan Solusi dan Jasa Terbaik

J&T Cargo, salah satu perusahaan logistik spesialisasi barang besar di Indonesia, telah diumumkan sebagai Official Logistic Partner untuk event Indonesia Building Technology (IBT) 2023 yang…

Perpusnas gelar Webinar kesehatan bahas bahaya penyakit hipertensi dan stroke.

Jumat, 01 Desember 2023 - 19:56 WIB

Jadi Penyakit Berbahaya, Perpusnas Gelar Webinar Kesehatan Bahas Hipertensi dan Stroke

Gejala hipertensi bisa dilihat dari gejalanya, seperti sakit kepala, jantung berdebar, pandangan kabur, kecemasan, dan mudah lelah. Sementara stroke adalah kondisi defisit neurologic fokal dan…

ID FOOD Gelar Rangkaian Program Peningkatan Pendidikan, Lingkungan, UMKM, dan Kualitas Asupan Gizi bagi Masyarakat

Jumat, 01 Desember 2023 - 19:54 WIB

ID FOOD Gelar Rangkaian Program Peningkatan Pendidikan, Lingkungan, UMKM, dan Kualitas Asupan Gizi bagi Masyarakat

Cianjur – Pemerintah terus mendorong penguatan sektor pendidikan, lingkungan, UMKM, dan ketahanan pangan, di antaranya melalui berbagai program sosial kemasyarakatan yang dijalankan BUMN.…

Akuisisi 100% kepemilikan saham PT Semen Grobogan (Semen Grobogan) telah selesai dilaksanakan dan didanai sepenuhnya oleh kas internal Indocement

Jumat, 01 Desember 2023 - 19:14 WIB

Indocement Selesaikan Proses Akuisisi Semen Grobogan

Jakarta-Pada Kamis, 30 November 2023, Indocement dan PT Dian Abadi Perkasa, salah satu entitas anak yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Indocement, telah menyelesaikan pengambilalihan seluruh…