Bahaya! Fenomena Thrift Shooping Pakaian Bekas Ancam Industri Tekstil Hingga Kesehatan Masyarakat

Oleh : Ridwan | Rabu, 08 Juni 2022 - 16:30 WIB

Ilustrasi pakaian bekas
Ilustrasi pakaian bekas

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Belanja pakaian bekas menjadi trend yang sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat, khususnya kalangan muda. 

Membeli pakaian bekas ini menjadi istilah yang ramai dibicarakan yakni thrift shopping. Namun, efek thrift shopping ini menjadi ancaman bagi masyarakat umum maupun industri tekstil.

Direktur Eksekutif Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) Riza Muhidin mengatakan bahwa fenomena ini muncul dari kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah pakaian bekas. Namun, hal ini menjadi salah kaprah karena baju bekas yang beredar di pasar belum tentu higienis.

“Para pedagang ini membeli baju dalam bentuk bal dengan pakaian yang berbeda-beda. Mereka sengaja mengimpor pakaian bekas dan menjualnya dengan harga murah. Kita tidak tahu asal mula pakaian bekas itu datang darimana, bisa jadi dari tempat pembuangan. Tentu pakaian bekas ini bisa menularkan penyakit,” kata Riza melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Ia juga menjelaskan, fenomena thrift shopping bukan untuk menjaga kelestarian lingkungan akibat sampah tekstil. Justru, memakai pakaian impor bekas akan mematikan industri dalam negeri.

“Bisa dibayangkan kalau fenomena ini terus berlanjut berapa banyak pakaian bekas yang akan datang di Indonesia. Bisa-bisa kita menjadi tempat pembuangan pakaian bekas dari seluruh dunia. Akhirnya, pasar domestik penuh dengan pakaian bekas dan industri dalam negeri tidak dapat tumbuh. Tenaga kerja tidak dapat terserap secara optimal,” ucap Riza.

Diwaktu yang sama, Analis Industri dan Perdagangan Farhan Aqil Syauqi menambahkan bahwa penggunaan serat berbahan baku recycle menjadi solusi untuk mengurangi pemakaian baju bekas. Selain itu, konsumen juga turut andil dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Konsumen bisa memilih baju dengan bahan baku polyester recycled. Industri dalam negeri sudah ada yang memproduksi polyester recycled ini. Polyester recycled ini berasal dari botol-botol plastik bekas yang nantinya akan dijadikan chip kembali dan dipintal menjadi benang untuk menjadi kain layak pakai,” ucap Aqil.

Ia pun mengatakan bahwa pentingnya edukasi terkait kelestarian lingkungan dalam memilih pakaian layak pakai perlu disuarakan. Pemerintah perlu tegas dalam menindaklanjuti fenomena pemakaian baju bekas asal impor ini.

“Adanya trend thrift shopping karena kurangnya edukasi terkait pemilihan pakaian layak pakai. Masyarakat tentunya sangat senang dengan barang branded dengan harga murah. Harapannya, pemerintah dapat turun tangan dalam menangani fenomena ini,” tutupnya. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Danone melakukan MoU dengan Pemulung untuk mengumpulkan sampah botol plastik

Selasa, 23 April 2024 - 18:17 WIB

AQUA dan Ikatan Pemulung Indonesia Kerja Sama Kurangi Sampah Plastik di Destinasi Wisata Bangka Belitung

Dalam rangka mendukung upaya pemerintah Indonesia mengurangi sampah plastik ke laut hingga 70% pada 2025, hari ini AQUA melakukan kerja sama Program Peningkatan Pengumpulan Sampah Plastik di…

Festival Seoul Beats on Campus (ist)

Selasa, 23 April 2024 - 17:57 WIB

Bakal Gelar Festival Seoul Beats on Campus, President University Siap Luncurkan Konsentrasi K-Wave

Presuniv berencana membuka konsentrasi K-Wave yang akan bernaung di bawah Program Studi (Prodi) Business Administration. Pembukaan konsentrasi ini akan ditandai dengan event Seoul Beats on Campus…

Arta Monica Pasaribu, S.IP – President University Mahasiswa S2 MMT

Selasa, 23 April 2024 - 17:30 WIB

Strategi Marketing Dinamo Listrik Buatan Lokal untuk Mendukung Net Zero Emission

Tidak dapat dipungkiri ternyata penggunaan kendaraan listrik seperti motor listrik sangat tumbuh dengan cepat. Pemerintah mencatat keberadaan motor dan mobil yang berbasis listrik di sini naik…

PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi demi generasi masa depan.

Selasa, 23 April 2024 - 17:28 WIB

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi…

Fransiscus Go sedang memegang hasil kebun di Nara Kupu Village Sawangan, Depok-Jawa Barat. (Foto: Istimewa)*

Selasa, 23 April 2024 - 16:35 WIB

Pengusaha Sukses NTT Ini Sebut Program Food Estate Efektif untuk Pemanfaatan Lahan yang Sudah Lama Tertidur

Jakarta - Tokoh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Fransiscus Go menilai bahwa program Food Estate, atau pengembangan pangan secara terintegrasi yang tengah digencarkan oleh pemerintah…