Tren Inflasi Domestik, Bukti Pemulihan Ekonomi Sedang Berjalan

Oleh : Herry Barus | Selasa, 11 Januari 2022 - 10:18 WIB

Indonesia Financial Group IFG
Indonesia Financial Group IFG

INDUSTRY.co.id -Jakarta–Tingkat inflasi tahunan pada 2021 mencapai 1,87 persen. Seperti yang telah dipaparkan Badan Pusat Statistik (BPS), meski meningkat dari 1,68 persen di 2020, angka ini masih jauh berada di bawah target yang ditetapkan BI sebesar 3,0±1%. Rendahnya tingkat inflasi tahun 2021 dipengaruhi oleh permintaan domestik yang belum sepenuhnya pulih sebagai dampak pandemi Covid-19. Tingkat inflasi ini mayoritas didorong oleh kenaikan harga bahan pangan atau kelompok inflasi volatile food.

Kepala Ekonom PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), Budi Hikmat mengatakan, 2022 akan menjadi tahun inflasi global, termasuk bagi Indonesia. Berbagai negara maju mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi, bahkan ada yang masuk tahap terlalu tinggi dan mayoritas didorong oleh kenaikan harga energi serta komoditas. Namun, di Indonesia tidak akan terjadi hal serupa, karena Indonesia memiliki berbagai skema subsidi terkait dengan harga energi. Bahkan tren kenaikan inflasi yang masih stabil ini bisa menjadi indikator bahwa pemulihan ekonomi Indonesia sedang berjalan.

Sisi positif yang dapat dijadikan peluang dari tren kenaikan inflasi di 2022 adalah di pasar saham. Meski di satu sisi, naiknya angka inflasi akan berpengaruh kepada daya beli masyarakat, namun, di sisi lain para produsen dan emiten di beberapa sektor dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperbaiki margin usaha dengan menaikan harga jual produk mereka. Sehingga akan berpengaruh kepada pasar saham berkat kinerja emiten yang membaik seiring terkontrolnya tingkat inflasi.

“Kami perkirakan selama 2022, tingkat inflasi akan terjaga di level tiga persen. Kami melihat Bank Indonesia (BI) mampu mengendalikan inflasi dengan tools moneternya. Saat ini BI masih mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, yang berarti BI masih memiliki ruang yang cukup untuk melakukan kebijakan untuk mengkontrol laju inflasi agar tetap berada dalam kisaran target,” ujar Budi

Budi menambahkan bahwa sangat terbuka kemungkinan BI akan meningkatkan suku bunga acuan saat inflasi bergerak naik. Namun, kami memperkirakan BI berpotensi baru akan mulai menaikkan suku bunga di semester kedua 2022 sebanyak dua kali (2x25bps) untuk mengantisipasi kenaikan inflasi domestik.

Dengan demikian, Bahana TCW memproyeksikan reksa dana saham akan menjadi instrumen paling menarik selain reksa dana pasar uang yang akan kembali memberikan rate yang menarik seiring kenaikan suku bunga acuan BI. Sedangkan reksa dana obligasi diperkirakan akan memberikan return single digit, lebih rendah dibandingkan 2020 dan 2021.

Tingkat suku bunga acuan yang dijaga tetap rendah merupakan salah satu bentuk dukungan ekstra BI terhadap upaya pemulihan ekonomi. Jika melihat tren selama 10 tahun terakhir, dimana kisaran suku bunga acuan BI berada di angka 4 persen hingga 6 persen, tingkat suku bunga saat ini merupakan tingkat suku bunga terendah dalam sejarah. Jikalau tahun ini suku bunga naik, maka, Bahana TCW melihat hal itu bukan sebagai pengetatan tapi lebih kepada normalisasi kebijakan

moneter BI. Sekaligus menjadi tanda perekonomian kita sudah sehat dan tidak lagi membutuhkan dukungan ekstra seperti sebelumnya.

“Seiring pemulihan ekonomi pasca pandemi, level inflasi domestik akan menunjukkan peningkatan, tapi secara fundamental, BI masih memiliki ruang untuk mengontrol tingkat inflasi ke level yang lebih sehat atau healthy inflation. Dengan demikian pemulihan ekonomi pasca pandemic dapat berjalan sebagaimana ditargetkan pemerintah,” tutup Budi.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…