Antam Mulai Ekspor Biji Nikel Kadar Rendah Ke Luar Negeri

Oleh : Hariyanto | Rabu, 31 Mei 2017 - 14:06 WIB

INDUSTRY.co.id , Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) telah memulai penjualan bijih nikel kadar rendah (1,7% Ni) ke luar negeri. Hal ini dilakukan seiring dengan telah diperolehnya rekomendasi ekspor bijih mineral dari Kementerian ESDM sekitar 2,7 juta wet metric ton dan 850.000 wmt bijih bauksit.

Sebagai langkah awal, Antam telah mengekspor 165.000 wmt bijih nikel ke Tiongkok dan telah mempersiapkan jadwal pengapalan selanjutnya.

"Ekspor bijih nikel dan bijih bauksit oleh Antam akan mendukung hilirisasi mineral yang telah kami lakukan sejak 1974, sejalan dengan pengoperasian pabrik feronikel FeNi I," kata Direktur Utama Arie Prabowo Ariotedjo melalui keterangan resmi diterima Rabu (31/5/2017).

Saat ini, Antam sudah memiliki beragam fasiltias pengolahan mineral baik nikel, emas, perak maupun bauksit. Selama empat dekade, Antam berupaya meningkatkan nilai tambah mineral yang dimiliki sejalan dengan kebijakan hilirisasi pemerintah.

"Kesempatan ekspor bijih juga akan berdampak pada keberadaan benefit ekonomis berupa pendapatan, pajak penghasilan, bea keluar, serta kesempatan kerja yang berkaitan dengan pemanfaatan bijih kadar rendah yang belum dapaat dikonsumsi di dalam negeri secara optimal," ungkapnya.

Dalam hal hilirisasi mineral, pada April tahun ini Antam telah melakukan pemasangan tiang pancang perdana proyek pembangunan proyek Feronikel Haltim (P3FH) di Halmahera Timur, Maluku Utara.

P3FH memiliki kapasitas produki feronikel 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun. Proyek ini akan mendukung total kapasitas produksi feronikel tahunan Antam menjadi 40.500-43.500 TNi.

Untuk komoditas bauksit, Antam masih fokus pada rencana pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinary (SGAR) yang bekerja sama dengan PT Inalum (Persero). Pabrik SGAR akan berkapasitas 1 juta ton SGA per tahun untuk tahap pertama.

Melalui pengoperasian SGAR, Antam dan Inalum dapat mengolah cadangan bauksit Antam yang ada, sehingga Inalum akan memeroleh pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri, sehingga mengurangi ketergantungan impor alumina.

Dalam proyek Anode Slime & Precious Metal Refinery, Antam bersama dengan PT Smelting (PTS) dan PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding, MoU) tentang kerjasama proyek pembangunan pabrik Pengolahan Anode Slime & Precious Metal Refinery.

Melalui MoU tersebut ANTAM, PTS dan PTFI sepakat untuk bekerja sama mendukung anode slime processing and precious metals refinery yang akan didirikan Antam yang akan mengolah anode slime, termasuk yang berasal/dihasilkan dari smelter milik PTS dan smelter yang akan didirikan PTFI.